Dukung Pertumbuhan Industri Film, Pj. Gubernur Teguh Harapkan Jakarta Jadi Kota Sinema Dunia

0
siaranpers_pemprov_dki-20250204220840_nzts2e_503

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Marullah Matali, menghadiri acara Gala Dinner bertajuk ‘Jakarta Kota Global, Kota Sinema’ yang diselenggarakan di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (4/2/2025). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Film Tempo (FFT) 2025 yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan Tempo Media Grup. Event ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memperkuat Jakarta sebagai salah satu pusat sinema terkemuka di dunia, serta menunjukkan dukungan terhadap perkembangan industri film di ibu kota.

Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Teguh Setyabudi menyatakan bahwa Jakarta tengah mengalami proses transformasi menuju kota global, dengan salah satu fokus utama yaitu menjadi pusat industri sinema. Menurut Teguh, sektor perfilman berperan sangat penting dalam mendorong kemajuan ekonomi kreatif di Jakarta, yang terbukti dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif DKI Jakarta 2024. Data tersebut menunjukkan bahwa subsektor film, animasi, dan video tumbuh sebesar 6,22%, angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta secara keseluruhan yang hanya mencatatkan 5,04%.

“Angka tersebut mengukuhkan bahwa industri film bukan hanya sekadar seni, tetapi juga menjadi salah satu pilar penting dalam ekonomi kreatif Jakarta. Ini mendukung transformasi Jakarta sebagai pusat ekonomi dan menjadi kota global yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya. Kami di Pemprov DKI Jakarta tentunya akan terus mendukung sektor ini, dan saya yakin para pelaku industri film akan menjadi agen perubahan bagi pembangunan ibu kota,” ungkap Teguh.

Pj. Gubernur Teguh Setyabudi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan berbagai pihak, baik dari sektor pemerintah pusat maupun swasta, untuk memaksimalkan potensi Jakarta sebagai kota sinema. Salah satu langkah strategis yang tengah diupayakan adalah pengembangan Kawasan Kota Tua sebagai pusat ekonomi kreatif, yang juga menjadi fokus utama dalam kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif. Menurut Teguh, pembangunan kawasan ini sangat krusial untuk membangun peradaban kreatif yang lebih maju, yang nantinya dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi Jakarta secara keseluruhan.

“Ke depan, kami akan memperkuat sektor perfilman di Jakarta, dan dengan terpilihnya pimpinan baru, saya yakin Pemprov DKI Jakarta, bersama gubernur dan wakil gubernur yang baru nanti, akan semakin memajukan industri perfilman di kota ini. Saya sangat bangga karena Jakarta tengah mengupayakan kemajuan dalam sektor ekonomi kreatif, dan kami meminta dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk mewujudkan visi ini dalam rangka menyambut lima abad usia Jakarta,” lanjut Teguh.

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya juga menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan kota ini sebagai pusat ekonomi kreatif, terutama berbasis sinema. Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mendorong perkembangan industri film melalui berbagai kebijakan strategis yang menyentuh berbagai aspek. Ini termasuk pelatihan bagi pelaku industri, perbaikan ekosistem industri film, kemudahan akses pembiayaan dan perizinan produksi, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalamnya.

“Pemerintah pusat akan terus mendorong sektor perfilman melalui kebijakan insentif serta mengoptimalkan ekosistem industri film nasional agar semakin kompetitif. Kami juga akan memperluas akses pasar dan memperbaiki kualitas produksi serta SDM di industri ini. Semua langkah ini kami harap dapat membuat film Indonesia semakin berkualitas dan diterima di pasar internasional,” tegas Teuku Riefky.

Jakarta sendiri memiliki sejarah panjang dalam industri perfilman Indonesia. Sejak era pembuatan film negara, ibu kota telah menjadi latar belakang dan inspirasi bagi banyak rumah produksi film. Dari era klasik film seperti Njai Dasima hingga serial televisi legendaris seperti Si Doel Anak Sekolahan, Jakarta selalu menjadi panggung bagi kisah-kisah yang menggambarkan kehidupan, dinamika sosial, serta perkembangan kota dan masyarakatnya. Keberhasilan ini berlanjut hingga era modern, dengan film-film terbaru yang meraih sukses baik di tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu, Jakarta juga dikenal sebagai tempat di mana inovasi dalam industri film terus berkembang. Sejumlah studio modern kini telah menggunakan teknologi terbaru seperti CGI dan Unreal Engine untuk menciptakan visual yang memukau. Studio Lumine di Palmerah dan Studio Guava di Pejaten adalah contoh studio-film yang telah mengadopsi teknologi canggih ini. Jakarta juga menjadi tempat bagi para pelaku seni dan film untuk berkreasi, dengan munculnya berbagai komunitas dan fasilitas baru yang mendukung perkembangan industri ini, seperti studio-studio dengan nama-nama ikonik seperti Tangki-wood, Bintaro-wood, dan Cipete-wood.

Dengan seluruh komitmen yang telah dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta, diharapkan kota ini dapat terus menjadi tempat yang subur bagi industri perfilman dan ekonomi kreatif lainnya. Pemprov DKI Jakarta yakin, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, Jakarta akan semakin dikenal sebagai kota global yang turut berkontribusi dalam perkembangan industri perfilman dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *