Eropalia Arts Festival Indonesia 2017 di Belgia Diharapkan Dongkrak Kunjungan Wisman

Eropalia Arts Festival Indonesia 2017 yang dilangsungkan di Belgia menjadi festival terlama yang digelar di benua lain. Festival yang digagas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini, berlangsung selama 104 hari dan telah dibuka pada tanggal 14 Oktober 2017 lalu hingga 21 Januari 2018 mendatang.
Bukan tanpa alasan kenapa Kemenpar memperlama waktu penyelenggaraan festival ini di Belgia. Alasannya, Even yang juga bekerjasama dengan pemerintah Belgia itu dijadikan “alat pancing” untuk menarik wisatawan mancanegara. Mengingat wisman asal Eropa selama ini sangat potensial.
“Meskipun Europalia lebih banyak menampilkan budaya tapi kegiatan itu juga tak lepas dari produk pariwisata,” kata Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana yang didampingi Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Ni Wayan Giri Adnyani di Brussel, Belgia, Sabtu 14 Oktober 2017.
Pitana mengatakan ada ending yang menarik digelarnya festival yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ini. Ending itu yakni pada akhirnya promosi Wonderful Indonesia di Belgia dapat meningkatkan citra kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang pada akhirnya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Eropa.
Untuk kali ini ferstival melibatkan lebih dari 486 seniman dan budayawan Indonesia pada 226 program acara di beberapa kota di Belgia dan juga enam negara Eropa lain yakni Inggris, Belanda, Jerman, Austria, Prancis dan Polandia.
Beberapa artefak kuno yang ditampilkan di sana, antara lain, terbuat dari kayu, perunggu, emas, perak, dan batu, seperti dari Sumateta Utara, Sulawesi Selatan, Jawa, NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua.Tidak hanya itu, sejumlah tari tradisional Indonesia juga dipertontonkan mulai dari Nani Topeng Losari, Suara Papua, dan Saman Gayo Lues.
Dari sisi pariwisata, ucap Pitana, kebudayaan merupakan salah satu potensi dan kekuatan Indonesia sebagai destinasi wisata, khususnya wisatawan asal Eropa sehingga kegiatan ini harus dikomunikasikan lebih luas ke negara sumber pasar wisatawan mancanegara, khususnya wilayah Eropa.
Manfaat Europalia dijadikan ajang promosi pariwisata disebabkan 60-65 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tertarik alam dan budaya, sementara sisanya untuk tujuan olahraga.Jadi festival itu memang tepat untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia.
“Europalia sebenarnya bukan ajang promosi pariwisata bagi Indonesia karena ajang pameran wisata terbesar sesungguhnya adala ITB Berlin di Jerman setiap Maret dan WTM di Inggris setiap November,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri menyatakan Eropa di-treat sebagai satu pasar, satu negara, sehingga kegiatan promosi lebih efektif. Tahun 2016 jumlah wisman dari seluruh Eropa sebanyak 1.644.827, tahun 2017 hingga Juni: 818.113, growth 17%. Target 2017 adalah 2 juta wisman.
“Average Revenue Per User (ARPU) wisman Eropa rata-rata sebesar US$1.600, jika target 2 juta wisman, maka devisa yang masuk sebesar US$ 3,2 Milliar,” kata Menpar Arief Yahya.