Festival dengan Kemegahan naga di Singkawang

0

cap go meh

Singkawang terkenal dengan kelentengnya. Ya, kota Singkawang yang disebut-sebut sebagai Hongkong-nya Indonesia ini memang dihuni oleh sekitar 60% warga keturunan Tionghoa. Tak heran bila Imlek dan Cap Go Meh menjadi perayaan paling ditunggu-tunggu di kota yang terkenal dengan wisata alamnya ini. Cap Go Meh biasanya mengundang daya tarik wisatawan luar kota bahkan luar negeri untuk menyaksikan tradisi yang terasa begitu kental di setiap sudut kota. Sebelum mencari apa yang menarik dari Cap Go Meh Singkawang, tentu anda sangat disarankan untuk tahu tradisi apa Cap Go Meh ini sendiri. Cap Go Meh adalah hari ke 15 setelah imlek.

Imlek sendiri adalah tahun baru Cina, biasanya momen ini digunakan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas berkah panen setahun yang berlalu dan berdoa agar hasil panen dimusim berikutnya lebih baik. Imlek biasanya diselenggarakan 15 hari berturut-turut, jadi Cap Go Meh ini adalah ‘puncak acara’ yang ditunggu-tunggu dari rangkaian hari raya tahun baru Cina ini. Pada puncak perayaan Cap Go Meh, disajikan pertunjukan tatung yang memiliki simbol sebagai penghalau nasib buruk, roh-roh jahat dan kesialan. Inilah yang menarik dan ditunggu-tunggu turis ketika datang saat Cap Go Meh di Singkawang.

Pada malam ke-14, tatung akan turun ke jalan dan berkeliling sebagai symbol pembersihan. Lalu pada hari ke-15 akan diadakan parade serta pertunjukan tatung. Apa sebenarnya Tatung itu? Tatung adalah media manusia yang dirasuki arwah-arwah (louya) yang sudah meninggal. Para tatung tidak bisa sembarangan. Mereka sebelumnya sudah menjalani syarat berpuasa selama tiga hari untuk menjaga kesucian diri sebelum perayaan. Dalam keadaan kesurupan, beberapa tatung akan memakan binatang hidup-hidup lalu meminum darah hewan yang masih segar. Tatung ini sendiri bukan tanpa fungsi, tatung dipercaya dapat membantu manusia dalam pengobatan, pengusiran roh jahat, maupun meminta pendapat tentang kehidupan kita dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa. Setiap tahunnya, sekitar 500-800 tatung akan meyemarakkan Cap Go Meh Singkawang.

Roh-roh yang dipanggil melalui pendeta ini diyakini adalah roh-roh baik yang mampu menangkal roh negatif yang hendak merusak keharmonisan hidup masyarakat. Ini adalah saat yang menegangkan sebab akan banyak tatung yang kesurupan. Singkawang merupakan kota terbesar kedua di provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, Singkawang memiliki suasana oriental yang berbeda dengan ratusan kuil-kuil China yang ditemukan di hampir setiap sudut kota. Hal ini karena lebih dari 70% penduduk Singkawang adalah keturunan Tionghoa, terutama dari suku Hakka dan beberapa suku Teochew. Lainnya adalah Melayu, Dayak dan etnis lainnya di Indonesia.

Sejarah Cap Go Meh di Singkawang tidak lepas dari ritual tolak bala yang dilakukan etnis Thionghoa sejak mereka bermigrasi ke Singkawang 400-an tahun silam. Festival Cap Go Meh merupakan puncak dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada purna pertama di bulan pertama kalender China. Festival itu ditandai dengaan arak-arakan tatum menyusuri jalan-jalan kota dengan berbagai atraksi yang mendebarkan dan sarat bahaya. Dari ritual tolak bala, perayaan Cap Go Meh Singkawang kini menjadi sebuah perayaan yang menyimpan potensi besar bagi industri pariwisata dan perekonomian masyarakat melalui peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Seribu Kelenteng tersebut. Data Dinas Pariwisata Kota Singkawang menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun sejak pemerintah menetapkan Cap Go Meh sebagai event nasional 2009 lalu.

Pada abad ke-18, Kalimantan Barat memikat banyak orang dari daratan China untuk datang ke tambang emas di Monterado (sekarang disebut Kecamatan Bengkayang). Kala itu ribuan Orang China datang dan dalam perjalanan mereka memutuskan untuk bermalam di Singkawang. Dan akhirnya sebagian besar menutuskan untuk menetap di Singkawang dan keturunannya saat ini membentuk mayoritas penduduk Singkawang. Festival Cap Go Meh kini telah menjadi ikon andalan pariwisata Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Ibarat buah, inilah buah tahunan yang selalu dinantikan oleh seluruh masyarakat Singkawang maupun industri pariwisata nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *