Hadir di Perayaan Imlek 2576 Tingkat Nasional, Wapres Apresiasi MATAKIN Dalam Menjaga Persatuan

0
DSC_8273

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) menggelar Perayaan Tahun Baru Imlek Tingkat Nasional 2576 Kongzili di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada Minggu, 9 Februari 2025. Perayaan tahunan ini dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming yang mewakili Presiden Prabowo Subianto, serta sejumlah Menteri dan Wakil Menteri dari Kabinet Merah Putih, pimpinan organisasi keagamaan, rohaniwan Khonghucu, dan tokoh agama dari berbagai kalangan.

Tahun ini, tema yang diangkat dalam perayaan Imlek adalah “Perilaku Lurus Pemimpin akan Meluruskan Hati Seluruh Rakyat”, yang mencerminkan pentingnya keteladanan pemimpin dalam memimpin negara dengan integritas dan kebijaksanaan. Tema ini juga berfungsi sebagai ajakan untuk merenung mengenai nilai-nilai kepemimpinan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.

Perayaan Imlek dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya, antaralain, penampilan tari daerah yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.  Selain itu, lantunan lagu indah dari penyanyi profesional turut memeriahkan suasana. Suara merdu dan penampilan yang memukau semakin menambah semarak suasana Imlek.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming menyampaikan salam hangat dari Presiden Prabowo Subianto kepada seluruh hadirin, dan menyatakan permohonan maaf karena Presiden tidak dapat hadir dalam acara tersebut. Meskipun demikian, Wapres menegaskan bahwa doa dan harapan Presiden selalu menyertai seluruh peserta acara.

Wapres juga menyampaikan bahwa MATAKIN, sebagai salah satu unsur keberagaman di Indonesia, memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga persatuan bangsa. Dengan jumlah anggota yang tersebar luas di seluruh Indonesia, MATAKIN diharapkan dapat terus mempererat persatuan serta meningkatkan gotong royong dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

“Tahun baru ini adalah momentum bagi kita semua untuk bergandengan tangan, saling mendukung, dan saling membantu. Kita menghadapi banyak tantangan, baik dalam bidang ekonomi, ketegangan geopolitik, maupun perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap bersatu dan bekerja bersama,” ujar Wapres.

Di sisi lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga memberikan penghargaan terhadap tema yang diusung dalam perayaan Tahun Baru Imlek kali ini. Menurutnya, tema ini sangat relevan dengan kondisi sosial dan politik Indonesia saat ini. Ia mengingatkan bahwa pemimpin yang baik ibarat angin yang mengarahkan arah rumput, sementara rakyat adalah rumput yang mengikuti arah angin tersebut. Sebagai pemimpin, kata Menag, seseorang harus selalu menunjukkan sikap yang jujur, adil, dan berintegritas.

“Pemimpin yang lurus akan membawa kebenaran, dan dengan begitu rakyatnya pun akan terinspirasi untuk mengikuti nilai-nilai tersebut. Keteladanan pemimpin sangat penting karena dapat mempengaruhi moral dan perilaku masyarakat,” tambah Menteri Agama.

Nasaruddin Umar juga menekankan bahwa seorang pemimpin yang bijaksana akan selalu memperhatikan kesejahteraan rakyat, tidak hanya dalam hal materi tetapi juga dalam aspek spiritual dan moral. Oleh karena itu, para pemimpin harus mampu menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebersamaan, serta berkomitmen untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.

“Indonesia adalah Bangsa yang majemuk. Untuk memimpin Bangsa yang kaya akan keberagaman dalam segala aspek ini diperlukan Pemimpin yang lurus dalam ucapan dan perilakunya,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Umum MATAKIN, Budi Santoso Tanuwibowo, mengingatkan bahwa Imlek bukan sekadar pergantian tahun, tetapi juga momen untuk bersyukur dan merefleksikan diri.

Menurut Budi, bagi mereka yang merayakan Imlek, perayaan ini adalah waktu untuk bersujud syukur atas perjalanan hidup selama setahun. “Pertama-tama, kita harus bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk hidup sampai hari ini. Imlek adalah momen untuk membenahi diri, mengoreksi kekurangan, dan bertekad untuk menjadi lebih baik di masa depan,” ujar Budi dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa perayaan Tahun Baru Imlek juga mengandung makna penting terkait dengan hubungan manusia dengan alam semesta. Ia menekankan pentingnya kerja baru, dengan kesadaran untuk mengelola bumi dan semesta secara bertanggung jawab, agar keberlanjutan kehidupan dapat terjaga dari zaman ke zaman.

Pada kesempatan ini, Budi kembali mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, memiliki tantangan besar dalam mewujudkan persatuan dan kemakmuran.

“Masyarakat Indonesia dikenal sebagai bangsa yang demokratis, dengan pemilu yang melibatkan jumlah pemilih terbanyak di dunia. Namun, kita harus ingat bahwa setelah kontestasi politik selesai, kemenangan atau kekalahan bukanlah segalanya. Demokrasi dan politik hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu bagaimana memakmurkan bangsa dan menjadikannya bangsa yang besar,” tuturnya.

Pada acara perayaan Imlek, para tamu undangan dibawa tertawa oleh penampilan stand-up comedy yang dibawakan oleh Mongol. Aksi komedi yang dilontarkan oleh Mongol sukses membuat tamu undangan tertawa lepas

Acara ditutup dengan atraksi Barongsai Tonggak yang dimainkan oleh tim Barongsai Kong Ha Hong. Dengan keahliannya, tim Barongsai Kong Ha Hong mampu membuat penonton terpesona dan kagum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *