ICBC dan Guangdong Hakka Chamber of Commerce Gelar Pertemuan Bahas Potensi Investasi di Indonesia

0
IMG_1725

25 anggota Guangdong Hakka Chamber of Commerce atau Kamar Dagang Hakka Provinsi Guangdong berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya tersebut, mereka bertemu dengan pengurus Indonesia China Business Council (ICBC) di kantor ICBC, Plaza Maspion, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/07/2024).

Pengurus ICBC yang hadir dalam pertemuan ini, di antaranya Ketua Harian ICBC Ali Husein,  Wakil Ketua Harian ICBC Hasan Kosasih Ko, Wakil Ketua Harian ICBC Suwandi Lim, Sekjen ICBC Basilio Diaz dan  Wakil Sekjen ICBC Suryawan Wijaya.

Kedatangan 25 pengusaha ini dipimpin oleh Mr. Chen Zihong (Executive Chairman of Guangdong Hakka Chamber of Commerce). Mereka bertemu dengan pengurus ICBC untuk menjajaki kerja sama di berbagai sektor.

Seperti diketahui Kamar Dagang Hakka Provinsi Guangdong didirikan pada bulan November 2011 sebagai kelompok sosial nirlaba yang merupakan gabungan badan hukum independen yang disetujui oleh Departemen Urusan Sipil Provinsi Guangdong. Asosiasi ini secara sukarela dibentuk oleh pengusaha Hakka di Guangdong, dengan kantor pusat yang berlokasi di Shenzhen. Saat ini, Kamar Dagang Hakka Provinsi Guangdong telah berkembang menjadi salah satu asosiasi terbesar dan terlengkap di Tiongkok, dengan lebih dari 500 perusahaan anggota.

Sebagian besar perusahaan anggota telah memperluas cakupan operasional mereka dari Guangdong ke pasar industri mancanegara. Lebih dari 20 perusahaan anggota bahkan telah melantai di bursa saham. Kamar Dagang Hakka saat ini memiliki 19 grup cabang anggota di seluruh Tiongkok, yang terdiri dari lebih dari 7.000 pengusaha.

Kamar Dagang Hakka telah berhasil membentuk berbagai komite industri dan profesional, seperti investasi, pembiayaan, produksi, manufaktur, real estate, dan hukum. Melalui platform-platform ini, mereka memberikan dukungan yang berharga bagi anggota untuk memperluas jaringan bisnis, mengakses sumber daya yang dibutuhkan, dan mengembangkan inovasi dalam berbagai sektor ekonomi.

Sektor unggulan yang dimiliki Guangdong diperkenalkan dalam pertemuan ini, di antaranya sektor  property, pendidikan, pertanian dan produk manufaktur.

Ketua Harian ICBC, Ali Husein, menyampaikan bahwa pertermuan ini merupakan tahap awal dari pembicaraan yang akan terus dilanjutkan untuk menjajaki lebih dalam peluang kerjasama ekonomi antara kedua negara.

“Dalam pertemuan ini, kami sedang membahas bagaimana kita dapat membentuk sebuah kerja sama tim yang solid dalam rantai pasokan. Mulai dari material pendukung, peralatan, hingga proses produksi, semuanya dapat diintegrasikan untuk bisa dipindahkan ke Indonesia,” ujar Hasan.

Hasan menjelaskan  mereka berencana membentuk tim khusus untuk menjajaki kemungkinan relokasi pabrik mereka ke tanah air. Rencana ini menggarisbawahi komitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam memperkuat sektor industri lokal.

“Kami akan terus mengadakan negosiasi dengan tim mereka tentang potensi relokasi industri rantai pasokan ke Indonesia. Ini merupakan langkah signifikan dalam mempertimbangkan potensi pergeseran kuantum dalam aktivitas industri ke Indonesia,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Sekjen ICBC Basilio Diaz. Ia mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut tidak hanya melibatkan perwakilan perusahaan Tiongkok, tetapi juga membawa beberapa pengusaha dari berbagai sektor.

“Dalam pertemuan ini, kami melihat peluang yang sangat terbuka untuk menjalin kerjasama, terutama di bidang pendidikan dan properti. Kami di ICBC siap untuk memfasilitasi hubungan antara Indonesia dan Cina, khususnya dalam hal universitas dan investasi,” ujar Basilio.

Seperti pertemuan pada umumnya, ICBC akan melanjutkan pertemuan seperti ini dengan rapat khusus yang dipimpin oleh ketua, untuk mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan kerjasama yang bisa dikembangkan bersama.

“Saat ini masih tahap awal, namun kami optimis untuk melanjutkan diskusi lebih lanjut mengenai bisnis apa yang bisa kita kembangkan bersama. Peluang investasi sudah ada, dan akan terus kami evaluasi bersama dengan para pemangku kepentingan,” tambah Basilio.

Ketua Harian ICBC, Ali Husein, menyampaikan pandangan yang sama. Ia mengatakan pertemuan ini merupakan tahap awal dari pembicaraan yang akan terus dilanjutkan untuk menjajaki lebih dalam peluang kerjasama ekonomi antara kedua negara.

“Jadi untuk selanjutnya, karena ini kan masih pertemuan, akan dilanjutkan. Nanti akan ada tukar cincin istilahnya seperti itu. Saya lihat banyak sekali peluang-peluang, khususnya mereka ingin menginvestasi di sini, tapi kita tetap komitmen sesuai dengan arahan dari pimpinan bahwa kita harus cinta dengan produk-produk Indonesia!” ungkap Ali Husein

Mr. Chen Zihong (Executive Chairman of Guangdong Hakka Chamber of Commerce).mengungkapkan kegembiraannya atas pertemuan yang baru saja dilaksanakan di kantor ICBC Jakarta. Pertemuan ini menandai langkah awal yang penting dalam memperkuat komitmen investasi antara kedua pihak sesuai dengan inisiatif One Belt One Road.

“Dengan senang hati saya dan anggota Guangdong Hakka Chamber of Commerce berada di Indonesia untuk bertemu dengan pengurus ICBC. Pertemuan ini menjadi fondasi yang baik untuk memperkuat komitmen bersama dalam mendukung inisiatif One Belt One Road,” ujar Mr. Chen Zihong.

Guangdong Hakka Chamber of Commerce, sebuah asosiasi yang mewakili pengusaha Hakka di Provinsi Guangdong, melihat potensi besar di Indonesia, terutama dalam hal lahan dan investasi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya Guangdong.

“Kami akan kembali ke Guangdong dan membahas hasil pertemuan ini dengan asosiasi lainnya di provinsi kami. Kami berharap hasil dari pertemuan ini dapat menarik minat lebih banyak asosiasi untuk berinvestasi di Indonesia,” tambah Mr. Chen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *