Indonesia Tampil di AFDA 2025, ASMINDO Dukung Desain Lokal Mendunia

0
STYLE Bangkok-1148

Kompetisi ASEAN Furniture Design Award (AFDA) 2025 yang diselenggarakan ASEAN Furniture Industries Council (AFIC) sukses digelar di Queen Sirikit National Convention Centre, Bangkok. Kompetisi  ini mempertemukan desainer muda terbaik dari negara-negara anggota ASEAN dalam sebuah platform yang tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga narasi personal dan nilai-nilai keberlanjutan.

Kompetisi yang digelar bersamaan dengan pertemuan tahunan AFIC ke-43 ini menampilkan finalis dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Setiap peserta merupakan pemenang nasional dari kompetisi desain furnitur di negaranya masing-masing. Proses penjurian berlangsung pada Senin, 1 April 2025, di ruang MR 103, dengan sesi dimulai pukul 13.30 waktu setempat.

Kegiatan dimulai dengan pemutaran video presentasi dari masing-masing finalis yang menjelaskan inspirasi dan proses di balik desain mereka, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama panel juri yang terdiri dari 11 ahli desain dan perwakilan industri furnitur dari berbagai negara ASEAN.

Untuk Indonesia diwakili oleh  Vonny Kornellya, mahasiswa tingkat akhir dari Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara. Vonny merupakan  Pemenang ASMINDO Young Furniture Design Award (AYFDA) 2024 untuk kategori  BEST DESIGN.

Pada ASEAN Furniture Design Award 2025, Vonny menampilkan karya kursi berjudul ‘Sulur Renjana’, hasil eksplorasi artistik yang menggabungkan estetika rotan berkelanjutan dengan inspirasi cerita rakyat Keong Mas dari Jawa Timur.

Kursi ini dibuat dengan material rotan yang kuat dan ramah lingkungan, dilengkapi bantalan berbahan kulit sebagai aksen modern. Juri memberikan pujian atas keberhasilan Vonny dalam mentransformasikan cerita rakyat menjadi desain kontemporer yang bermakna dan fungsional.

Sementara itu, finalis dari Singapura, Raihan Syahmi, meraih penghargaan utama dalam kompetisi ini. Ia mempresentasikan desain yang terinspirasi dari kursi plastik/kursi bakso yang umum dijumpai di Asia Tenggara. Desain ini menginterpretasikan ulang konsep desain Singapura yang berusia  60 tahun melalui pendekatan berkelanjutan menggunakan kayu. Narasi di balik desain ini sangat  menarik: mengeksplorasi bagaimana kursi plastik tersebut memiliki beragam fungsi—sebagai tempat  duduk, meja dadakan, dan bahkan tempat tanaman—yang semuanya menginspirasi interpretasi baru  berbahan kayu ini. Selain itu, kursi ini dirancang knock-down sehingga mudah untuk dibawa.

Sedangkan Deya Tsyna Saco dari Filipina, mempersembahkan kursi dengan rangka besi. Nilai keberlanjutannya berasal dari  pemberdayaan penenun tradisional di Bohol, Filipina. Desain tempat duduk terinspirasi dari alat tenun  tradisional, dengan elemen kepangan digunakan sebagai pengganti upholstery kain. Teknik kepangan  ini memiliki makna emosional bagi desainer, yang dibesarkan oleh ibu tunggal dan mengingat  kenangan masa kecil saat ibunya mengepang rambutnya.

Dari Thailand yakni  Supakorn Charorun, menciptakan kursi yang dirancang terutama untuk pelaku meditasi, meskipun juga mengakomodasi fungsi relaksasi lainnya. Bantalan kursi menggunakan tekstil tenun tangan yang  fashionable.

Dan terkahir dari Vietnam atas nama Thanh Huyen,  menampilkan  kursi minimalis yang mencerminkan pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai desainer interior. Dengan menambahkan sentuhan dari penenun tradisional untuk upholstery dudukan dan sandaran, kursi ini menonjolkan keberlanjutan melalui pelestarian  kerajinan tenun tradisional.

Kompetisi ini dinilai berdasarkan lima kategori utama: keberlanjutan lingkungan, kreativitas dan inovasi, potensi pasar, daya tahan dan keamanan, serta presentasi prototipe. Melalui diskusi dan penilaian menyeluruh, Singapura keluar sebagai juara utama, sedangkan Filipina meraih simpati terbesar dari publik.

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, AFDA 2025 menjadi wadah belajar bagi para desainer muda serta audiens industri untuk mengeksplorasi potensi desain yang berakar pada budaya lokal, berpandangan ke depan, dan tetap relevan secara global.

Ketua Umum  Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Dedy Rochimat, menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang AFDA 2025,

Tak lupa, Founder & CEO VIVERE Group ini juga memberikan apresiasi dan rasa bangga terhadap pencapaian para desainer Tanah Air yang berhasil masuk sebagai nominator dalam kompetisi desain bergengsi tingkat Asia Tenggara tersebut.

“Keberhasilan menjadi nominator merupakan pencapaian yang patut dibanggakan. Pada prinsipnya, peserta dari Indonesia telah menjadi pemenang dengan partisipasinya dalam ajang bergengsi ini,” ungkap Dedy.

Dedy menjelaskan setiap peserta yang berkompetisi membawa kekhasan masing-masing negara, menciptakan mozaik inspiratif yang memperkaya dunia desain furnitur ASEAN.

“Setiap kontestan dalam kompetisi ini menampilkan kekhasan dari masing-masing negara, menjadikan AFDA sebagai wadah pertukaran pengetahuan tentang kekayaan lokal antar negara ASEAN,” ujar Dedy.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan AFDA 2025, karya para finalis dari seluruh negara peserta dipamerkan dalam booth khusus pada ajang STYLE Bangkok yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 6 April 2025. Tidak berhenti di situ, karya-karya tersebut juga mendapat kehormatan untuk dipajang di TCDC Hall, Thailand Creative Design Centre Building, Bangkok — pusat inovasi dan desain kreatif terkemuka di Thailand.

Lebih lanjut, Dedy Rochimat mengungkapkan,  berdasarkan hasil rapat bersama para delegasi negara ASEAN, disepakati bahwa AFDA akan diselenggarakan secara berkala. Ia menaruh harapan besar agar di masa mendatang Indonesia dapat keluar sebagai juara.

“Ke depan, saya berharap Indonesia dapat memenangkan kompetisi bergengsi ini pada periode berikutnya,”  harapnya.

Dedy menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan ruang bagi para talenta muda untuk memamerkan hasil karya desain mereka, sekaligus memperkenalkan potensi industri kreatif Indonesia ke panggung internasional.

“Nanti di IFFINA 2025 juga akan difasilitasi desainer muda untuk dapat memamerkan hasil desain mereka, sebagai bentuk kepedulian terhadap profesi desainer, khususnya di bidang furnitur,” tutupnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *