Investasi Pariwisata Tahun 2018 Ditargetkan Mencapai US$ 2 Miliar.
Investasi menjadi faktor penting untuk mengkatrol pertumbuhan pariwisata nasional. Untuk tahun 2018, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menargetkan realiasi investasi pariwisata mencapai US$ 2 miliar. Jumlah tersebut naik dari target tahun ini, yang hanya sebesar US$ 1,7 miliar.
Sementara itu untuk tahun 2019 target investasi ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang membutuhkan total investasi US$ 20 miliar yang terdiri atas investasi untuk infrastruktur publik sebesar US$ 10 miliar dan investasi untuk infrastruktur privat sebesar US$ 10 miliar.
Kepotimisan untuk target 2018 terpancar dari wajah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat menggelar jumpa pers akhir tahun 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Kamis, 21 Desember 2017.
Kayakinan Menpar ini merujuk pada pencapain target investasi tahun ini, bahkan realisasi investasi 2017 melampui target dari yang ditetapkan. Data dari Kemenpar menyebutkan kurun waktu Januari-September 2017 terealisasi sebesar US$ 1.396.40 juta atau tumbuh 27,68 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Jika dipersentasekan, realisasi investasi sampai September 2017 ini sudah 79,8 % dari target investasi yang ditetapkan yakni sebesar US$ 1,75 miliar. Total investasi hingga September 2017 itu berasal dari penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak US$ 1,75 dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menyumbangkan investasi senilai US$ 301.75 juta.
Untuk investor terbesar datang dari Singapura, Tiongkok dan Jepang. Mereka sebagian besar berinvestasi pada hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lainnya dan hotel melati dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.
Sedangkan Investor PMDN lebih variatif, selain berinvestasi di hotel berbintang, investor PMDN juga berinvestasi pada usaha taman bertema serta tempat hiburan dan rekreasi dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.