Jelajahi Guangxi, Nami Pelajari Budaya dan Teknologi Tiongkok secara Langsung

Putri Bumi Indonesia 2024 Nur Afrah Maryam Insani atau akrab disapa Nami, menjadi delegasi perwakilan Indonesia sekaligus jurnalis El John Media dalam program “Kunjungan Media Mandarin ASEAN ke Guangxi 2025” di Kota Nanning, Guangxi, China pada 24-26 Juni 2025.
Kegiatan ini menghimpun lebih dari 10 jurnalis dari negara-negara anggota ASEAN, seperti Indonesia, Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Mereka tergabung dalam media berbahasa Mandarin dan diundang untuk menjelajahi berbagai aspek kemajuan Tiongkok, khususnya di wilayah Guangxi, sekaligus mempererat hubungan media dan budaya antara China dan ASEAN.
Menyelami Budaya dan Kemajuan Guangxi Melalui Kunjungan Langsung


Selama tiga hari penuh, Nami mengikuti rangkaian kunjungan ke berbagai lokasi penting yang mencerminkan kemajuan teknologi, budaya, dan ekonomi kawasan tersebut. Di hari pertama, ia bersama rombongan mengunjungi China-ASEAN Information Harbor, tempat yang menunjukkan bagaimana Tiongkok mengelola informasi dan teknologi digital untuk memperkuat integrasi dengan negara-negara Asia Tenggara.
“Dari kunjungan ini, saya bisa menyaksikan secara langsung bagaimana Tiongkok membangun jaringan informasinya dan menjalin komunikasi dengan negara-negara ASEAN. Pengalaman ini membuka wawasan saya akan kekuatan Tiongkok dalam mengemas dan mendistribusikan informasi secara efisien,” ujar Nami dalam keterangannya.
Kunjungan dilanjutkan ke China-ASEAN Mercantile Exchange, sebuah pusat perdagangan yang memamerkan beragam produk unggulan dari negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Produk-produk ini dipasarkan secara profesional kepada konsumen di Tiongkok, memperlihatkan besarnya potensi kerja sama perdagangan kawasan.
Putri binaan Yayasan El John Indonesia ini juga mengunjungi China-ASEAN Expo, pameran besar yang mempertemukan pelaku bisnis antarnegara Asia, serta Museum Antropologi Nasional Guangxi, tempat ia mempelajari akar sejarah, budaya, dan keragaman etnis di Provinsi Guangxi. Di sana, ia mengetahui bahwa Nanning merupakan tempat ditemukannya gong perunggu terbesar, simbol sejarah dan budaya penting di wilayah tersebut.

“Di museum, kami belajar mengenai suku-suku asli Guangxi dan ragam budayanya. Pengalaman ini sangat memperkaya perspektif saya tentang keberagaman budaya di Asia,” kata Nami.
Pada malam hari, Nami menikmati suasana pusat kota Nanning dengan mengunjungi Chaoyang Square yang menjadi pusat perdagangan dan aktivitas warga. Ia juga menghabiskan malam dengan berlayar di atas kapal menyusuri sungai kota, menyaksikan indahnya jembatan dan tata cahaya kota Nanning yang megah.
“Sambutan dari Guangxi International Communication Center sangat luar biasa. Saya merasa seperti di rumah sendiri karena keramahan mereka benar-benar tulus,” ucap Nami.
Di hari kedua, Nami mengikuti sesi pembelajaran tentang penerapan Artificial Intelligence (AI) di bidang pertanian. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap bagaimana teknologi AI telah terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan di Guangxi, termasuk untuk pertanian, budaya, seni, dan bahkan pelayanan publik.
“Salah satu hal paling mengesankan adalah bagaimana mereka mengaplikasikan AI dalam dunia agrikultur. AI di sini tidak hanya membantu proses produksi, tetapi juga pengolahan data informasi secara cepat dan presisi,” jelasnya.


Hari tersebut juga diisi dengan kunjungan ke AC Mall, salah satu pusat perbelanjaan modern di Nanning, dan petualangan malam ke pasar malam tradisional yang menampilkan kuliner dan kerajinan lokal.
Selama kegiatan berlangsung, Nami tidak hanya tampil sebagai jurnalis, tetapi juga mendapat perhatian khusus sebagai pemegang gelar Putri Bumi Indonesia 2024. Ia sempat terkejut saat namanya disebut secara resmi dalam sambutan penutupan.
“Saya tidak menyangka mereka tahu gelar saya sebagai Putri Bumi Indonesia. Bahkan mereka berusaha keras menyebut nama lengkap saya, Nur Afrah Maryam Insani. Saya benar-benar tersentuh karena tidak ada yang memberi tahu sebelumnya,” tuturnya haru.
Kekaguman pada Teknologi AI yang Terintegrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Nami menyimpulkan selama tiga hari kunjungannya ke Guangxi, ia mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan teknologi media di Tiongkok, khususnya dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) yang telah terintegrasi secara khusus untuk kebutuhan industri media.
“Di sana, saya melihat langsung bagaimana media mengelola dan mengemas informasi secara cepat dengan bantuan AI. Tapi bukan AI yang general seperti di Indonesia, melainkan AI yang memang dikembangkan khusus untuk media. Jadi, segala bentuk informasi terkini yang terjadi di Nanning bisa langsung diperoleh dan dikemas dengan akurat oleh AI tersebut,” ujar Nami.
Ia menambahkan bahwa teknologi ini memungkinkan para jurnalis di Tiongkok untuk mendapatkan akses berita dengan efisien, sekaligus mengolahnya menjadi konten yang siap tayang dalam waktu singkat.
Harapan untuk Indonesia dan Integrasi AI



Melihat kemajuan tersebut, Nami berharap ekosistem media di Indonesia, termasuk El John Media, tempatnya bernaung, bisa mulai mengembangkan teknologi serupa. Menurutnya, AI yang khusus untuk media akan jauh lebih efektif dibandingkan AI serba guna yang saat ini lebih banyak digunakan.
“Bayangkan kalau media-media di Indonesia punya AI seperti itu, yang fokusnya hanya pada media. Enggak ke mana-mana. Itu akan sangat membantu kita sebagai jurnalis,” ujarnya.
Tak hanya itu, Nami juga mengungkapkan rencana pengembangan program Dongeng Nusantara Season 2, sebuah inisiatif pelestarian budaya yang sebelumnya sukses dijalankannya. Ia berharap bisa mengintegrasikan teknologi AI ke dalam produksi program tersebut, agar pengolahan data budaya dan penyajian cerita bisa lebih inovatif dan menarik.
“Insya Allah akan kita adaptasikan ke Dongeng Nusantara, tapi tentu masih dalam tahap riset. Semoga bisa terealisasi,” tutup Nami.