Kepala Bapanas: Inflasi Pangan 2024 Berhasil Ditekan Berkat Kerja Sama Semua Stakeholder

0
003-FOTO-KE-PERS-2-930x620

Indonesia mencatatkan pencapaian luar biasa di bidang perekonomian pada tahun 2024, dengan tingkat inflasi tahunan yang berada pada level terendah sejak 1958. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi umum di bulan Desember 2024 tercatat hanya 1,54 persen, angka yang berada dalam rentang target inflasi pemerintah yang ditetapkan antara 1,5 hingga 3,5 persen. Ini mencerminkan stabilitas perekonomian yang positif, meskipun negara ini telah menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi inflasi yang rendah ini adalah stabilitas harga komoditas pangan. Meskipun pada awal tahun 2024 inflasi pangan sempat mengalami lonjakan, namun berkat berbagai upaya intervensi yang dilakukan pemerintah, inflasi pangan bisa ditekan ke level yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, inflasi pangan sempat mencapai angka yang cukup tinggi, yakni 7,62 persen di bulan Februari dan 7,59 persen pada November. Di tahun 2024, inflasi pangan secara tahunan ditutup dengan angka 0,12 persen, yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 6,73 persen, dan 2022 yang berada pada level 5,61 persen.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pencapaian inflasi yang rendah ini patut diapresiasi dan menjadi stimulus positif bagi lembaganya untuk terus berupaya menjaga kestabilan pangan. Menurutnya, ini adalah hasil dari kolaborasi dan kerja keras banyak pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, BUMN, BUMD, serta asosiasi terkait.

“Kita patut bersyukur bahwa inflasi kita sepanjang 2024, termasuk volatile food, lebih stabil. Ini tentunya berkat perjuangan banyak stakeholder pangan,” ujar Arief saat kunjungannya ke Gudang Perum Bulog Tambak Aji di Semarang, Jawa Tengah, pada awal Januari 2025.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Arief, meskipun pada triwulan pertama 2024 inflasi pangan mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada bulan Januari hingga Maret yang menyentuh angka 7,22 persen hingga 10,33 persen, pemerintah berhasil menurunkannya secara bertahap. Salah satu upaya yang berperan penting dalam pengendalian inflasi pangan adalah Gerakan Pangan Murah (GPM), yang pada tahun 2024 melibatkan lebih banyak titik distribusi dan daerah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2024, GPM dilaksanakan sebanyak 9.529 kali di 38 provinsi dan 480 kabupaten/kota, sebuah pencapaian yang sangat signifikan dibandingkan dengan 2023 yang hanya berlangsung di 1.626 titik.

Selain GPM, strategi lainnya yang berhasil meningkatkan stabilitas pangan adalah program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), yang memastikan kelancaran distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dengan menanggung biaya transportasi. Pada 2024, NFA telah berhasil mengirimkan 750 ribu kilogram pangan dengan skema ini. Di sisi lain, penyebaran Kios Pangan sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan pangan pokok strategis dengan harga terjangkau juga semakin luas. Hingga akhir 2024, sebanyak 452 unit Kios Pangan telah didirikan di berbagai daerah.

Kolaborasi NFA dengan Perum Bulog juga memberikan kontribusi besar dalam menstabilkan harga pangan, khususnya beras dan jagung. Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras pada tahun 2024 berhasil mencatatkan pencapaian hampir 100 persen dari target yang ditetapkan, yakni 1,399 juta ton dari target 1,4 juta ton. Selain itu, bantuan pangan beras untuk masyarakat juga berhasil didistribusikan kepada 22 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan total sekitar 1,9 juta ton beras disalurkan oleh Bulog sepanjang tahun.

Arief Prasetyo Adi juga menambahkan bahwa pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ini berkontribusi pada penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia. Menurut BPS, bantuan pangan beras yang didistribusikan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam upaya pengurangan kemiskinan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan pangan tinggi.

Dengan berbagai langkah strategis dan kolaboratif ini, Indonesia telah berhasil mengendalikan inflasi, khususnya dalam sektor pangan, yang merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga kestabilan ekonomi. Pemerintah diharapkan dapat terus menjaga dan memperkuat upaya-upaya ini untuk memastikan bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil, serta kebutuhan pangan bagi masyarakat dapat terus dipenuhi dengan harga yang terjangkau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *