Ketum PHIS Sugeng Prananto Ajak Warga Suku Tionghoa-Indonesia Ikut Sukseskan Pemilu 2024
Ketua Umum Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera (PHIS) Sugeng Prananto mengajak warga Tionghoa-Indonesia ikut menyukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, dengan cara menentukan pilihan kepada calon pemimpin negeri ini. Sugeng menekankan pentingnya bagi warga Tionghoa untuk ikut serta dalam pemilu dan memilih pemimpin yang nasionalis dan menjunjung Pancasila. Jangan memilih pemimpin yang fundamentalis, radikal, intoleran, dan yang merusak persatuan serta kesatuan anak bangsa dan negeri ini.
“Indonesia adalah negara demokrasi dan setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih. Ini memastikan bahwa warga Tionghoa memiliki peran aktif dalam pembangunan negara dan memastikan bahwa hak-hak mereka terlindungi dan diakui,” kata Sugeng dalam menyampaikan kata sambutan pada acara perayaan Cap Go Meh 2023 yang diselenggarakan PHIS di Sun City Restaurant,Gedung LTC Glodok Jakarta Barat, pada Jumat malam (10/02/2023).
Sugeng menjelaskan Pemimpin yang nasionalis dan menjunjung Pancasila memastikan bahwa setiap warga negara hidup dalam harmoni dan saling menghormati satu sama lain, meskipun berbeda agama dan budaya. Pemimpin yang seperti ini juga memastikan bahwa kepentingan negara dan rakyat didahulukan, dan bahwa pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
“Oleh karena itu, saya menyarankan bahwa warga Tionghoa harus memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas dan memprioritaskan kepentingan rakyat. Pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen untuk memajukan negara dan mensejahterakan rakyat. Dengan demikian, warga Tionghoa harus memahami pentingnya turut serta dalam pemilu,” terang Sugeng.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, dalam sambutannya Sugeng tak lupa mengangkatkan soal Pancasila. Sugeng mengungkapkan Keluarga besar PHIS sangat menghargai upaya pemerintah Indonesia, MPR dan BPIP dalam mendorong pengamalan moral dalam nilai-nilai PANCASILA yang berperan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena Pancasila adalah dasar dan ideologi yang terbentuk dari hasil kesepakatan politik para pendiri bangsa yang sesuai dengan kemajemukan bangsa ini yang memiliki keragaman suku, budaya, adat istiadat, bahasa. Hanya ideologi Pancasila yang menawarkan konsep yang rasional untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ibu Megawati dalam satu kesempatan pidatonya mengingatkan kita untuk benar-benar, konsisten dan sungguh-sungguh menjalankan Pancasila, jangan Pancasila sebagai jargon tapi diimplementasikan dalam kehidupan kita sebagai warga negara Indonesia, dengan hidupkan semangat kekeluargaan dan gotong royong yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Sugeng.
“Pancasila merupakan dasar negara yang memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat. Dengan lima sila yang terkandung dalam Pancasila, kita bisa menjamin bahwa setiap individu memiliki hak yang sama dan bisa hidup bersama dengan damai dan toleran,” tambah Sugeng.