Kinerja Industri Manufaktur Indonesia Tumbuh Positif di Tengah Ketidakpastian Global, Didominasi Oleh Pasar Domestik
Pada bulan November 2024, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia mencatatkan angka 52,95, menunjukkan adanya ekspansi yang solid di sektor industri manufaktur. Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa peningkatan IKI ini mencerminkan optimisme yang tinggi meskipun dunia ekonomi masih dipengaruhi oleh ketidakstabilan global.
Indeks Kepercayaan Industri yang naik 0,20 poin dibandingkan Oktober 2024 ini mencerminkan pentingnya pasar domestik dalam mendukung kinerja industri. Dari total produk manufaktur yang dihasilkan di Indonesia, sekitar 75 persen di antaranya dipasarkan di dalam negeri, yang menunjukkan dominasi pasar domestik dalam menjaga kestabilan sektor ini. Dengan perbandingan orientasi pasar domestik dan ekspor sebesar 75:25, IKI bulan ini lebih didorong oleh sektor industri yang berfokus pada pasar domestik, dibandingkan dengan pasar ekspor yang masih menghadapi tantangan.
“Meningkatnya IKI bulan Oktober ini ditopang oleh ekspansi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB Industri Manufaktur Nonmigas Triwulan II 2024 sebesar 99,3%,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan tertulis, Kamis (28/11/2024).
Sektor industri yang berfokus pada pasar domestik, seperti industri peralatan listrik, minuman, serta pencetakan dan media reproduksi, tercatat mengalami peningkatan yang signifikan. Misalnya, industri peralatan listrik mendapatkan dorongan berkat penyelesaian proyek PLN dan pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Sementara itu, industri minuman juga mendapat manfaat dari tingginya permintaan terkait dengan persiapan Pemilu dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2024.
Namun, di sisi lain, sektor industri ekspor, seperti industri pengolahan lainnya dan reparasi mesin, mengalami kontraksi, sebagian besar disebabkan oleh penurunan permintaan global dan ketidakpastian ekonomi negara-negara tujuan ekspor.
Tim Analis IKI Kementerian Perindustrian juga mengidentifikasi adanya perbedaan signifikan dalam kinerja subsektor yang berorientasi pada pasar domestik dan ekspor. IKI untuk industri yang berfokus pada pasar domestik tercatat lebih tinggi (53,33) dibandingkan dengan industri yang berorientasi pada pasar ekspor (52,39). Pada sektor domestik, ekspansi terjadi di 20 subsektor, sementara subsektor seperti industri pengolahan tembakau dan reparasi mesin mengalami kontraksi akibat penurunan permintaan domestik.
Sebaliknya, sektor industri ekspor menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan ekspor di subsektor pengolahan lainnya, yang mencakup produk-produk seperti mainan anak, alat musik, dan perhiasan yang kini menghadapi pelemahan permintaan dari pasar internasional.
Meskipun sektor domestik menunjukkan tren positif, tantangan eksternal tetap ada. Analis IKI mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik global, termasuk situasi pemilihan Presiden Amerika Serikat, berpotensi mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik. Dampak ini terlihat dari perlambatan produksi yang terjadi pada November 2024, yang disebabkan oleh ketidakpastian global dan depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar AS.
Namun, pemerintah Indonesia tetap optimis bahwa kebijakan pro-industri yang dikeluarkan oleh Kementerian dan Lembaga terkait dapat mendukung sektor manufaktur dalam negeri. Salah satu kebijakan penting yang dianggap dapat membantu sektor ini adalah perlindungan terhadap pasar domestik melalui pembatasan produk impor.
Febri menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung industri domestik, seperti pembatasan impor produk jadi, untuk menjaga agar produk dalam negeri tetap mendominasi pasar domestik. Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi industri dan pemberian makan bergizi gratis, yang menjadi bagian dari program Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, turut mendorong kinerja positif industri manufaktur yang berfokus pada pasar domestik.
Meskipun sektor ekspor menghadapi tantangan, IKI bulan November menunjukkan bahwa sektor domestik tetap menjadi pilar utama perekonomian Indonesia. Keyakinan yang tinggi terhadap pemerintah dan program-program yang dicanangkan, ditambah dengan permintaan domestik yang kuat, diharapkan dapat menguatkan kinerja industri manufaktur Indonesia pada bulan-bulan mendatang.