Martinus Johnnie Sugiarto: Pariwisata Indonesia Perlu Promosi Aktif ke Pasar Luar Negeri

0
DSC00280

Founder & CEO EL JOHN Indonesia Martinus Johnnie Sugiarto  mengungkapkan pentingnya strategi  untuk meningkatkan prospek pariwisata Indonesia.

Untuk menyusun strategi tersebut, menurut Johnnie perlu dilihat tantangan yang ada.Tingginya jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar negeri menjadi tantangan terbesar yang dihadapi sektor pariwisata nasional.

Tokoh pariwisata nasional ini menjelaskan, Badan Pariwisata Dunia (World Tourism Organization) mencatatkan bahwa Indonesia mengalami outflow yang sangat besar. Banyak warga Indonesia yang lebih memilih berwisata ke luar negeri, seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan negara-negara lainnya.  “Itu uang ratusan triliun yang lari ke luar negeri,” ungkap Johnnie saat jumpa pers Miss Tourism Universe 2025 di Golden Sense Restaurant, beberapa waktu lalu.

 Bahkan, wisatawan Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk berobat pun menjadi fenomena yang semakin membebani perekonomian dalam negeri.

Johnnie menambahkan, meski turis asing yang datang ke Indonesia turut membawa uang, namun jumlahnya tidak sebanding dengan outflow. Menurutnya, turis yang datang ke Indonesia, meskipun memiliki kontribusi ekonomi, jumlahnya masih jauh lebih sedikit daripada wisatawan Indonesia yang menghabiskan uang di luar negeri.

“Saya enggak tahu ada 20% atau 30%-nya apa enggak, tapi yang jelas lebih banyak outflow daripada inflow,” jelasnya.

Ketua Umum Yayasan EL JOHN Indonesia ini, menjelaskan, dalam menghadapi tantangan ini, masyarakat Indonesia, khususnya pelaku sektor swasta, perlu berperan aktif untuk memajukan pariwisata. Menurutnya, pemerintah Indonesia tentu memiliki banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pengelolaan lebih dari 280 juta penduduk.

“Kita nggak bisa semuanya mengandalkan pemerintah. Pemerintah punya banyak urusan yang lebih besar,” terangnya

Dia mengemukakan bahwa sebagai seorang profesional di bidang pariwisata, dia merasa memiliki kompetensi untuk berkontribusi dalam memajukan sektor ini. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan promosi yang lebih aktif kepada pasar luar negeri, khususnya dari negara-negara besar seperti Tiongkok, yang memiliki lebih dari 1,4 miliar penduduk.

“Sebelum COVID-19, Tiongkok mengekspor sekitar 150 juta turis ke seluruh dunia. Indonesia hanya kebagian 5 juta turis, yang hanya sekitar 2-3 persen dari total turis yang pergi ke luar negeri,” ujar Johnnie.

Johnnie menerangkan  bahwa Indonesia harus lebih fokus dalam menarik wisatawan dari negara-negara tertentu yang memiliki potensi besar, seperti Tiongkok, Korea, dan Australia. Dengan strategi promosi yang tepat, Indonesia dapat menarik lebih banyak turis dari negara-negara ini.

Misalnya, Indonesia bisa membuat konten dalam bahasa Korea atau mengarahkan promosi khusus untuk pasar Australia yang sudah menganggap Bali sebagai “rumah kedua” mereka.

 “Kalau kita nggak suka dengan turis Tiongkok, kita bisa fokus ke negara lain, seperti Korea, atau kita bisa perkuat pasar Australia yang sudah lama mencintai Bali,” tambahnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak daya tarik yang harus dimaksimalkan melalui promosi yang tepat.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang sangat luas bagi masyarakat Indonesia. Setiap wisatawan yang datang ke Indonesia akan memberikan dampak langsung mulai dari portir di bandara yang mendapatkan tip, hingga pengusaha lokal yang menerima pembayaran untuk penginapan, transportasi, dan konsumsi.

“Pariwisata memberikan dampak yang paling besar untuk rakyat sebuah negara. Dari hotel, teksi, restoran, hingga souvenir, semua itu adalah uang yang dibayar oleh turis dan berputar di perekonomian Indonesia,” ujar Johnnie.

Sugiarto menegaskan bahwa pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk ekonomi Indonesia. Tidak hanya memberikan dampak langsung dalam perekonomian, tetapi juga membuka peluang besar bagi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan berbagai sektor lain, seperti kuliner, budaya, dan kerajinan tangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *