Masih Fokus Pariwisata, Pemprov Sulut Diversifikasi Destinasi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus berfokus pada sektor pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2018. Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengatakan, sektor pariwisata sedang menggeliat dan memberi sumbangan signifikan untuk produk domestik regional bruto (PDRB).
“Momentum yang akan kami manfaatkan pada 2018 adalah sektor pariwisata. Kalau sektor pariwisata dikelola dengan baik dan profesional, maka akan sangat membantu perekonomian di Sulawesi Utara,” ujar Steven, Kamis (14/12).
Pemprov Sulut juga terus mematangkan rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara. Sebab, Likupang memiliki banyak objek wisata yang sangat potensial. Antara lain, Pantai Paal, Pantai Pulisan, Pulau Gangga, dan Pulau Lihaga.
Menpar Arief Yahya terus mendorong daerah-daerah seperti Sulut untuk segera memiliki KEK. Kawasan yang mirip Nusa Dua Bali, yang memiliki amenitas dan sekaligus atraksi di satu area dan dikelola secara pariwisata.
“Sulut sudah saatnya membangun KEK, apalagi Sulut sedang kekurangan akomodasi begitu wisatawan Tiongkok banyak berdatangan,” kata Arief Yahya.
Pemprov juga menilai destinasi-destinasi itu layak dikembangkan sebagai alternatif lain dari Taman Nasional Bunaken yang sudah lebih dahulu populer.
“Diversifikasi destinasi wisata sangat diperlukan untuk menggenjot sektor pariwisata yang kini memang diandalkan Sulut,” imbuh Steven.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, kunjungan wisman terus mengalami peningkatan. Pada Oktober 2017 lalu, sebanyak 7.687 wisman berkunjung ke Sulut melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi. Jumlah itu meningkat 21,90 persen dibandingkan kunjungan pada September 2017.
Kepala Bidang Distribusi BPS Sulut Marthedy Tenggehi mengatakan, angka itu meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.
“Wisatawan mancanegara masih didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak 5.947 orang atau 77,36 persen, diikuti oleh Jerman 281 orang atau 3,66 persen, dan Singapura 202 orang atau 2,63 persen,” ujarnya Marthedy, Rabu (6/12).
Sementara itu, General Manager Bandara Sam Ratulangi, Minggus E.T Gandeguai mengakui kunjungan wisatawan dari Tiongkok melalui charter flight terus meningkat. Hingga 7 November 2017, wisatawan Tiongkok yang masuk Sulut mencapai 68.116.
“Hingga awal November saja, jumlah wisman dari penerbangan charter mencapai 68 ribu. Mereka mayoritas datang dari Guangzhou sekitar 22 ribu penumpang,” ujarnya.
Di sisi lain, Koordinator Satgas Pariwisata Sulut Dino Gobel optimistis jumlah wisman hingga akhir 2017 mencapai 100 ribu.
“Koordinasi antara pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan. Apalagi, untuk bisa mencapai target jumlah wisatawan yang 100 ribu itu tidak mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin,” kata Dino.