Mengenal Sosok Douwes Dekker di Museum Multatuli
Dalam waktu dekat, Banten akan memiliki tempat wisata sejarah terbaru. Pada Minggu, 11 Februari 2018 mendatang akan diresmikan Museum Multatuli.
Rencananya perwakilan dari Kerajaan Belanda akan menghadiri acara peresmian Museum Multatuli ini.
Museum Multatuli akan memajang berbagai peninggalan bersejarah Eduard Douwes Dekker, mantan Asisten Residen Lebak Banten yang menjabat sekitar 1856 atau abad XIX silam.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan bahwa sebagian koleksi di Museum Multatuli didatangkan langsung dari Belanda. Bahkan, bangunan lokasi Museum Multatuli juga merupakan bangunan bersejarah Kawedanan Belanda.
“Ada artefak dari negeri Belanda, ini juga sinergitas kita dari yayasan rumah Multatuli di negeri Belanda, ada tegel yang dulu jadi rumah tinggal Douwes Dekker. Miniatur kapal VOC juga. Ada beberapa yang dibawa (dari Belanda),” ucap Bupati Lebak.
Salah satu koleksi andalan Museum Multatuli yang akan dipajang adalah novel Max Havelaar pertama edisi bahasa Prancis, peta Lebak terbitan pertama, biografi Eduard Douwes Dekker alias Multatuli hingga buku-buku zaman Kerajaan Belanda.
Di museum ini juga akan dipajang patung perunggu sosok Multatuli karya seniman Dolores Sinaga.
Douwes Dekker atau yang lebih dikenal dengan sebutan Multatuli merupakan Asisten Residen Belanda yang menulis sebuah novel berjudul Max Havelaar. Novel tersebut sangat tidak biasa karena Mulatuli memaparkan kenyataan pedih masyarakat Indonesia yang tertindas dibawah cengkraman kolonialisme dan feodalisme. Novel tersebut pertama kali terbit pada 15 Mei 1860.