Menhub : Sudah Waktunya Dilakukan Pengembangan Pelabuhan Sabang
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengawali libur panjang pekan ini dengan terbang ke ujung paling barat Indonesia, menuju Pelabuhan Container Terminal Sabang di Sabang, Aceh. Pelabuhan tersebut merupakan lokasi diselenggarakannya acara puncak Sail Sabang 2017 yang sudah berlangsung sejak 28 November lalu.
Meski baru saja kembali ke Indonesia usai memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang International Maritime Organization (IMO) Assembly di London, Inggris, Budi tampak bersemangat dan antusias menyaksikan sejumlah kapal layar yang terparkir di dermaga CT-3 Pelabuhan Sabang.
Sesampainya di Pelabuhan pada jam 17.30 WIB, Budi menyempatkan diri naik dan melihat-Iihat kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) yang pembuatannya diprakarsai oleh Presiden Soekarno yaitu KRI Dewa Ruci.
Budi bilang, Pelabuhan Sabang memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai pelabuhan transhipment, yang bisa menjadi pelabuhan persinggahan kapal-kapal besar yang berlayar melewati Indonesia.
Dengan kedalaman dermaga pelabuhan yang mencapai 20 meter, menurutnya Pelabuhan Sabang telah memiliki modal besar untuk itu. Kapal dengan kapasitas hingga 5.000 TEUs diyakini bisa bersandar di pelabuhan ini.
“Apalagi pelabuhan ini tanpa perawatan. Kalau dilihat, dia teluk, juga dilindungi oleh satu pulau, sehingga dalam keadaan cuaca apapun, dia tidak bermasalah,” katanya saat ditemui di Dermaga Terminal CT-3 Pelabuhan Sabang, Aceh, Jumat (1/12).
Dengan demikian, selain dalam rangka penyelenggaraan Sail Sabang, pengembangan pelabuhan Sabang menjadi pelabuhan transhipment tengah dalam pertimbangan.
“Tapi kalau ini bisa jadi pelabuhan transhipment, maka akan menarik karena praktis secara teknis bagus sekali dan lokasi juga strategis,” ujarnya.
Konsep pelabuhan transhipment untuk pelabuhan Sabang sendiri adalah perantara kapal-kapal nasional maupun internasional dari pelabuhan nasional ke pelabuhan internasional lainnya.
“Artinya kalau ini transhipment, memang barang itu bukan untuk keperluan Sabang, tetapi dengan ada peralihan kapal-kapal nasional dan internasional, maka ada kegiatan perekonomian yang ada di sini. Dan bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa membangun di Sabang ini tempat industri, meningkatkan nilai tambah dari bahan-bahan alam yang ada di Sabang,” jelasnya.
Menurut Budi, sudah ada satu international shipping line company asal Eropa yang telah menawarkan untuk bisa bersandar di Pelabuhan ini. Terkait hal itu, ke depan hal ini akan dibicarakan kembali agar realisasi pelabuhan yang sehari-harinya menjadi tempat bersandar kapal-kapal cruise yang berwisata ini bisa terwujud.
“Sebenarnya yang paling penting bagaimana kita bekerja sama dengan global player yang memiliki kepentingan satu tempat untuk transhipment. Kalau sekarang pelabuhan ini belum maksimal. Karena tercatat seminggu itu kurang lebih cuma dua kali kapal datang, dan kapal-kapal turis itu juga belum maksimal. Jadi pada dasarnya, yang paling potensi dikembangkan itu memang digunakan untuk transhipment. Lokasinya strategis tapi secara kualifikasi teknis sebagai pelabuhan dia memenuhi syarat,” pungkasnya.