Museum Rekor Dunia Indonesia yang berawal dari kisah si Ayam Jago
Museum Rekor Dunia Indonesia yang popular dengan sebutan MURI awalnya bernama Museum Rekor Indonesia. Perubahan nama ini bersamaan dengan peresmian galeri Muri di kawasan wisata candi Borobudur tanggal 14 Agustus 2005. Museum Jamu Jago dan Muri terletak di kawasan industri JAMU JAGO, Srondol, Semarang. Tepatnya di Jalan Setiabudi no. 179 Srondol kurang lebih 12 Km dari Tugu muda. Museum ini memiliki koleksi foto, slide dan perlatan tradisional pembuatan jamu pada masa lalu. Pendirian dan pelaksanaan kegiatan MURI di dukung sepenuhnya oleh kelompok-usaha JAMU JAGO.
Luas ruang sekitar 600 m2 terdiri dari ruang ekshibisi data dan foto MURI, balai pertemuan dan ruang eskhibisi Museum Jamu Jago yang menampilkan foto-foto dan benda-benda bersejarah perusahaan Jamu Jago yang didirikan pada tahun 1918 di desa Wonogiri, Jawa Tengah oleh TK Suprana. Museum MURI merupakan tempat dicatatnya data prestasi superlatif yang terjadi di Indonesia. Museum ini merupakan tempat dicatatnya data prestasi superlatif yang terjadi di Indonesia. Didirikan tanggal 27 Januari 1990 yang bertepatan dengan Tahun Baru Imlek 2541 (saat itu belum merupakan hari libur nasional) oleh Jaya Suprana bersama dengan PT Jamu Jago, museum ini sudah mencatat lebih dari 1.200 rekor hingga Juli 2005.
Bersamaan dengan peresmian galeri Muri di kawasan wisata candi Borobudur (14 Agustus 2005), dilakukan perubahan kepanjangan MURI yang semula Museum Rekor Indonesia menjadi Museum Rekor Dunia IndonesiaMuseum MURI menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia sebagai inspirasi penggugah semangat untuk selalu berjuang mempersembahkan karsa dan karya yang terbaik di bidang keahlian masing-masing. MURI merupakan lembaga pertama di Indonesia yang khusus menghimpun data-data rekor superlatif di Indonesia. Rekor-rekor yang diciptakan masyarakat untuk MURI bukan hanya rekor-nasional namun juga rekor-dunia.
Museum Rekor Dunia Indonesia terbuka untuk kunjungan umum tanpa dipungut biaya , setiap hari kerja Senin-Jumat mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00 dan hari Sabtu, Minggu atau hari besar tutup. Di sini Anda dapat melihat menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia. Selain itu tentunya meilhat juga koleksi foto, slide dan perlatan tradisional pembuatan jamu. Anda juga akan dihibur dengan kesenian karawitan baik yang dilakukan oleh karyawan Jamu tersebut. Di tempat ini dipastikan banyak hal pastinya akan membuat Anda berdecak kagum dengan beragam pencapaian dari putra putri Indonesia. Barangkali ini juga akan menginspirasi Anda untuk memecahkan rekor yang sudah ada atau membuat rekor baru dalam hal lain.
Selain sebagai museum, Museum Rekor Indonesia (MURI) juga merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bertugas menghimpun data dan menganugerahkan penghargaan terhadap prestasi superlatif karsa dan karya bangsa Indonesia. Museum Rekor Dunia Indonesia terbuka untuk kunjungan umum tanpa dipungut biaya, setiap hari kerja Senin sampai Jumat mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00. Untuk kunjungan siswa sekolah rombongan turis, lembaga dianjurkan membuat reservasi kunjungan selambat-lambatnya dua minggu di muka ke kantor MURI. Rekor-rekor yang diciptakan masyarakat untuk MURI bukan hanya rekor-nasional namun juga rekor-dunia. Edisi perdana BUKU MURI atas prakarsa Wakil Ketua Umum MURI, Aylawati Sarwono akan diterbitkan PT Elex Komputindo, kelompok Gramedia pada HUT 19 dan ulang tahun ke-60 Pak Jaya Suprana. (arf)