Nyaru Menteng : Satu Lagi Lokasi Melihat Orangutan di Kalimantan Tengah

0

3-Kitty-Kate-transport-cage-opened-by-Jamartin-Sihite_1

Nyaru Menteng adalah tempat reintroduksi (pelepasan dan adaptasi dengan alam liar) bagi orangutan yang memiliki peran tak kalah penting dalam usaha penyelamatan dan pelestarian orangutan. Nyaru Menteng tepatnya berada dekat dengan Palangkaraya (sekira 28 km) dan secara administratif terletak di Desa Tumbang Tahai, Bukit Batu, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pusat rehabilitasi dan reintroduksi ini terletak di dalam kawasan Arboretum Nyaru Menteng, yang awalnya dimaksudkan hanya untuk pelestarian vegetasi langka. Kini, kawasan tersebut juga mencakup kawasan hutan konservasi tempat orangutan dilepaskan setelah menjalani karantina atau rehabilitasi. Kebanyakan orangutan yang menghuni Nyaru Menteng adalah bayi orangutan yang kehilangan induknya karena dibunuh atau pun sebab lainnya. Orangutan yang pernah ditangkap manusia juga dilatih dan dirawat dengan baik di sini sebelum siap dilepas kembali ke alam liar.

Terletak sekira 28 km dari pusat Kota Palangkaraya, Arboretum Nyaru Menteng dapat ditempuh dengan kendaraan darat sekira 30 menit melalui jalan Tjilik Riwut menuju ke arah Tangkiling dan pada km 28 belok ke kanan menuju arah Taman Wisata Danau Tahai. Arboretum berada pada jalur antar Kota Palangkaraya-Sampit atau ke arah Timur jalan raya Tjilik Riwut. Kondisi jalan juga sudah baik bagi kendaraan roda dua atau pun roda empat. Karenanya, Nyaru Menteng mudah diakses menggunakan motor, mobil sewaan atau angkutan umum. Terdapat lebih banyak penerbangan tujuan Palangkaraya daripada ke Pangkalan Bun, kota gerbang menuju Taman Nasional Tanjung Puting. Penerbangan dengan tujuan Palangkaraya berangkat setiap hari dari Jakarta dan Surabaya. Maskapai penerbangan yang saat ini beroperasi ke Palangkaraya adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air dan Batavia Air. Penerbangan dari Palangkaraya ke Surabaya dioperasikan Batavia Air.

Pusat reintroduksi orangutan Nyaru Menteng didirikan tahun 1999 oleh Lone Dröscher Nielsen dan Odom Kisar. Lone Dröscher-Nielsen sebelumnya merupakan sukarelawan di Taman Nasional Tanjung Puting yang bertugas mengurusi bayi orangutan. Setelah 4 tahun mendedikasikan diri di Tanjung Puting, ia memutuskan keluar dan mulai merintis proyek orangutan Nyaru Menteng. Di bawah asuhan Borneo Orangutan Survival (BOS), pusat reintroduksi ini adalah rumah bagi lebih dari 600 orangutan yatim dan yang terlantar. Hutan di sekitar berfungsi sebagai tempat yang sempurna dimana bayi-bayi orangutan diajarkan dan dilatih untuk bertahan hidup di alam liar. Karena bayi-bayi tersebut yatim, para dokter hewan, asisten, dan pekerja yang berjumlah ratusan yang bertanggung jawab mengasuh mereka, menggantikan peran orangtua orangutan yang sudah mati karena berbagai alasan. Orangutan di sini diberi makan, dimandikan, dan dirawat dengan baik.

Pusat reintroduksi orangutan Nyaru Menteng telah menjadi pusat konservasi orangutan dengan fasilitas lengkap. Di sini tersedia kandang, klinik, kendaraan, hutan dan pulau tempat pelepasan, termasuk ratusan staf. Lokasi klinik, berbagai fasilitas untuk keperluan karantina, dan kandang sosialisasi berada di dalam kawasan berpagar seluas 1,5 ha. Hutan di sekitar kawasan tertutup bagi pengunjung karena merupakan tempat bagi pelatihan orangutan untuk hidup di alam liar. Lima pulau kecil di sekitar sungai terdekat adalah rumah pertama bagi orangutan untuk memulai hidup baru di alam liar tanpa pengasuh mereka.

Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Kaja, Begamat, Palas 1, Palas 2, dan Hampapak Matei. Orangutan yang lebih besar ditempatkan di pulau dekat Sungai Rungan, sekira 8 km melalui jalan darat. Di pulau-pulau tersebut, orangutan dapat bebas berkeliaran dan belajar keterampilan bertahan hidup di hutan liar. Selain itu, pusat reintroduksi orangutan ini juga memiliki perkebunan buah sendiri dan cagar alam yang besar, tempat bagi orangutan dapat dilepaskan saat mereka siap hidup di alam bebas.

Arboretum ini didirikan tahun 1988 mencakup area sekira 65,2 hektar. Sebelumnya kawasan ini sering diekploitasi dengan penebangan liar sejak 1974. Nyaru Menteng memiliki koleksi bermacam-macam vegetasi langka, seperti: terentang (Camnospermum sp), mentibu (Dactylocladus stenostachys), bintangur (Callophyllum sp), jelutung (Dyera costulata), agathis (Agathis sp), bangkirai (Hopea sp), gelam tikus (Melaleuca leucadendron), jambu-jambu (Eugenia sp) dan tumih (Combretocarpus rotundotus). Arboretum Nyaru Menteng juga memiliki 4 jenis kantung semar (Genus Nepenthe), termasuk: Nepenthes raffesiana, N. maxima, N. ampullaria dan N. gracilis.

Berdasarkan data Kantor Konservasi Alam Kalimantan Tengah (BKSDA Kalteng), Arboretum Nyaru Menteng memiliki 43 families dan 139 jenis vegetasi. Beragam satwa liar pun menjadikan arboretum sebagai habitat alami mereka. Terdapat sekira 89 jenis burung liar di hutan konservasi ini, diantaranya beo (Gracula religiosa) dan cucak rowo (Pyononotus zeylanicus). Satwa lainnya adalah biawak (Varanus sp), ular, monyet, katak, tupai, orangutan, dan lainnya. Arboretum Nyaru Menteng kian penting dan populer di mata dunia sejak didirikannya pusat reintroduksi orangutan di dalam kawasan ini. Usaha penyelamatan orangutan yang terlantar menjadi objek dan daya tarik wisata yang mengundang perhatian banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *