Pelalawan, Pintu Gerbang Menuju Petualangan Tiada Batas

0

DSCF2703PelalawanGate

Beribukota di Pangkalan Kerinsi, Kabupaten Pelalawan merupakan jalur strategis perekonomian Pulau Sumatera. Salah satu kabupaten di Provinsi Riau ini mencakup luas sekira 13.924,94 km² dimana sebagian besar wilayahnya merupakan daratan dan sisanya kepulauan. Kabupaten Pelalawan dikenal sebagai penghasil produksi hutan, perkebunan sawit, dan kelapa. Kondisi geografis Kabupaten Pelalawan umumnya memang berupa hutan, perkebunan, dataran rawa gambut, dan dataran aluvium sungai. Kondisi alam ini nyatanya juga menjadi daya tarik perhatian wisatawan terutama para petualang. Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa pulau yang relatif besar, diantaranya Pulau Mendul, Pulau Serapung, Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Ketam, Pulau Tugau dan Pulau Labu.

Pesona alam darat dan bahari kabupaten ini sangat memesona, dengan daratan yang membetang di sepanjang Hilir Sungai Kampar erta berdekatan dengan Selat Malaka. Membuat keindahan alam Pelalawan memiliki keistimewaan tersendiri. Ada banyak keindahan tersembunyi menunggu untuk ditemukan oleh Anda. Sejarah Pelalawan telah dikenali sejak 1726 ketika sebuah kerajaan bernama Pelalawan telah berdiri di tepi Sungai Kampar. Kerajaan ini berdiri pada 1811 hingga 1945 yang keberadaannya mulai diketahui pada masa pemerintahan Sultan Syed Abdurrahman Fachrudin (1811-1822). Nama Pelalawan berasal dari nama kerajaan ini. Dikatakan bahwa kerajaan ini merupakan pewaris dari kerajaan Kampar yang ada di Pekan Tua.

Kabupaten Pelalawan dihuni berbagai etnis dengan penduduk aslinya adalah Melayu. Etnis pendatang adalah dari Minang, Batak, Aceh, Jawa, Sunda, Banjar, dan Bugis. Meskipun terdapat perbedaan diantara penduduknya tetapi keharmonisan tumbuh subur selaras dengan subur tanahnya. Di wilayah ini juga terdapat suku pedalaman yang hidup di hutan-hutan seperti suku Mamak, suku Laut dan Suku sakai. Sebelum menuju Pelalawan tentunya Anda harus terlebih dahulu terbang atau berkendara menuju Pekanbaru, Riau. Dari Pekanbaru Anda dapat menuju Pangkalan Kerinci yakni Ibu Kota Kabupaten Pelalawan dengan menggunakan transportasi darat berupa mobil tipe L 300 yang banyak ditemukan di Jalan Imam Munandar, Kota Pekanbaru.

Jarak yang ditempuh dari Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci kurang lebih 70 km atau sekitar 1,5 jam. Berkunjung ke Pelalawan sangat cocok bagi Anda yang suka berpetualang. Selain karena hampir sebagian besar daratan Pelalawan didominasi hutan, pekebunan sawit, dan sisanya perairan. Oleh karena itulah, di sini menjadi pintu gerbang untuk berpetualang dan menikmati kemegahan alam. Kuliner di daerah ini umumnya bercita rasa pedas khas cita rasa makanan Melayu. Jika Anda berada di Palalawan cobalah kare, kuliner paling terkenal tidak hanya di Riau tetapi juga di Pelalawan. Bahan utama kare di Pelalawan adalah seafood, mengapa? Bahan ini lebih mudah didapat karena letak Pelalawan yang berada di pesisir Laut Cina Selatan.

Mungkin selama ini berpikir bahwa kegiatan berselancar hanya bisa dilakukan di laut saja. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa di Pelalawan terdapat Sungai Kampar yang memiliki gelombang dasyat dapat digunakan untuk sleancar dan hanya satu-satunya di Indonesia. Fenomena alam ini oleh warga setempat dikenal dengan Bono namun peselancar juga memberi nama seven ghosts. Gelombang Bono yang sudah terkenal di kalangan peselancar dunia ini merupakan fenomena alam yang terjadi akibat tekanan yang berasal dari dua arus yang berbeda yaitu arus Sungai Kampar dengan arus Laut Cina Selatan. Tinggi gelombangnya bisa mencapai 6 meter dengan kecepatan 40 km per jam. Bono tidak selalu muncul setiap saat, musim terbaik untuk bisa menaklukkan Bono adalah November hingga Februari.

Kedatangan Bono diiringi suara gemuruh kencang. Sungai Kampar sendiri terletak di Desa Meranti dan dapat dicapai dari Pangkalan Kerinci ibu kota Kabupaten Pelalawan dalam waktu 4 jam dengan mobil atau 3 jam dengan speedboat. Anda bisa menemukan tugu ini di Dusun Tua, Pangkalan Kuras. berjarak sekira 56 km dari Pangkalan Kerinci. Sesuai namanya, tugu ini tepat berada di garis lintang 0 yang menjadi batas bumi bagian barat dan selatan. Di sekitar tugu ini dibagun taman dan rumah yang difungsikan sebagai tempat beristirahat sambil menikmati madu. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *