Pemerintah Akan Buka Kran Impor Gula Mentah Dari Australia

Kementerian Perdagangan memberlakukan tarif bea masuk raw sugar atau gula mentah dari Australia sama dengan bea masuk gula mentah dari Thailand. Gulan mentah dari Thailand yang selama ini berjalan hanya dipatok sebesar 5 persen. Nilai tersebut akan sama diterapkan terhadap Australia. Hal ini dilakukan karena Indonesia dan Australia telah memiliki kerja sama perdagangan yang dinamakan ASEAN, Australia, New Zealand Free Trade Agreement (AAA-FTA).
“Kita pakai rumusan yang sama dengan Thailand, karena sesama ASEAN,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, usai menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) Kadin Indonesia di Ritz Carlton Hotel Jakarta, Selasa 3 September 2017.
Mendag menjelaskan awalnya Thailand menjadi negara satu-satunya yang mengekspor gula mentah ke Indonesia. Namun kini sudah ada Australia dan kehadiran Australia tersebut akan menepis tudingan bahwa telah terjadi monopoli impor gula mentah. “Kita tidak tergantung, tidak monopoli dari satu negara,” ujar Mendag.
Selama ini, gula mentah yang masuk ke Indonesia didominasi oleh produk Thailand. Tahun ini, impor gula Indonesia diperkirakan mencapai 3,5 juta ton dari kebutuhan nasional yang sebesar 6,2 juta ton. Kendati menurunkan tarif bea masuk gula dari Australia, Mendag menegaskan impor tidak akan bertambah. “Volumenya tetap, hanya sumbernya yang bertambah.”
Dengan memberikan tarif yang sama pada Australia, Mendag justru optomistis harga akan semakin kompetitif. Sebab, Indonesia tak akan tergantung pada satu produsen saja.
Sementara itu, untuk memastikan gula lokal tetap terserap, Enggar mengatakan Perum Bulog telah membuat kesepakatan untuk membeli gula petani seharga Rp 9.700 per kilogram, sesuai dengan penugasan dari pemerintah.
https://www.youtube.com/watch?v=4BeroT7Q9TE