Pemerintah Kaji Pengembangan Maung Sebagai Mobil Listrik Nasional

Pada pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, (6/1/2025), Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani membahas strategi penguatan investasi di sektor kendaraan listrik di Indonesia. Salah satu poin penting yang dibahas adalah upaya pengembangan Maung sebagai kendaraan listrik nasional yang dapat memanfaatkan potensi besar Indonesia dalam industri kendaraan listrik.
Rosan Roeslani menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik berkat sumber daya nikel yang melimpah dan ekosistem baterai yang sudah berkembang. Namun, Rosan juga mengungkapkan bahwa meski Indonesia sudah memiliki potensi besar, produksi mobil listrik nasional masih terbatas. Hal ini membuat Indonesia lebih banyak bergantung pada investasi perusahaan asing seperti Hyundai, BYD, dan Wuling yang sudah membangun pabrik manufaktur di Indonesia.
“Potensi kita dari nikel dan baterai sudah sangat kuat. Baterai dan bahkan proses daur ulangnya sudah ada. Tetapi, mobil listriknya kita belum ada. Kita kan sudah berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, bahkan Presiden berharap bisa lebih cepat dari itu,” ujar Rosan dalam keterangannya kepada media.
Rosan menjelaskan bahwa meskipun industri kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai berkembang, namun peran Indonesia dalam produksi mobil listrik masih belum maksimal. “Produksi mobil kita kan sekitar 1,2 juta per tahun, dan diharapkan bisa berkembang hingga mencapai 2,5 juta pada tahun 2030. Namun, apakah Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau tidak berperan lebih besar dalam produksi kendaraan listrik?” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia mulai fokus untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik nasional. Salah satu langkah yang tengah dijajaki adalah pengembangan Maung, kendaraan listrik yang diproduksi oleh PT Pindad. Maung, yang selama ini dikenal sebagai kendaraan utilitas, berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik domestik dan bahkan dapat diekspor.
“Maung adalah contoh awal yang bisa dikembangkan menjadi mobil listrik nasional. Kami sedang mengkaji potensi pengembangan lebih lanjut agar Maung bisa menjadi simbol mobil listrik buatan Indonesia,” jelas Rosan lebih lanjut.
Upaya pengembangan Maung ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor mobil listrik dan mendorong lebih banyak investasi domestik dalam industri otomotif. Selain itu, pengembangan kendaraan listrik nasional juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi nol karbon pada tahun 2060, yang menjadi bagian penting dalam upaya Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Langkah strategis ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kementerian terkait dan kalangan industri. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Prof. Sigit Puji Santoso, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Prof. Brian Yuliarto, serta Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Tbk Pandu Patria Sjahrir. Bersama-sama, mereka mendiskusikan langkah-langkah konkrit yang perlu dilakukan untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.