Pemprov DKI Jakarta Imbau Masyarakat Tak Panik Hadapi Penyebaran HMPV

0
siaranpers_pemprov_dki-20250108213954_z3dzq6_680

Penyakit Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) menjadi masalah kesehatan yang tak jarang muncul sepanjang tahun, salah satunya disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus (HMPV). Virus ini telah dikenal sejak 2001 dan termasuk dalam salah satu penyebab utama ISPA, baik pada saluran napas atas maupun bawah. Meskipun virus ini bukanlah virus baru seperti COVID-19, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tetap mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada terhadap potensi penyebarannya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menegaskan bahwa HMPV telah ada sejak dua dekade lalu dan bukan merupakan virus yang baru ditemukan. “Human Metapneumovirus (HMPV) pertama kali ditemukan pada tahun 2001. Jadi, ini bukan virus yang baru, seperti halnya COVID-19 yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019,” ujar Ani dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu, (8/1/2025).

Menurut Ani, HMPV adalah salah satu dari banyak mikroorganisme penyebab ISPA yang dapat menyerang masyarakat hampir sepanjang tahun.

Gejala yang ditimbulkan oleh ISPA akibat HMPV tidak jauh berbeda dengan infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lainnya. Penderita biasanya akan mengalami batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Jika infeksi terjadi pada saluran napas bagian bawah, kondisi ini bisa berkembang menjadi bronkitis, pneumonia, atau radang paru. Selain HMPV, terdapat sejumlah virus lainnya yang juga sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus Influenza tipe A dan B, Adenovirus, hingga Coronavirus.

Meskipun tidak ada alasan untuk panik, Ani Ruspitawati tetap meminta masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna mencegah penularan. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker saat sedang sakit, dan menerapkan etika batuk yang baik.

“Langkah pencegahan yang paling penting adalah menjaga kebersihan diri dan menghindari penularan ke orang lain, terutama bagi mereka yang lebih rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh,” katanya.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga memastikan masyarakat bahwa meskipun jumlah kasus ISPA akibat HMPV mengalami peningkatan, kondisi saat ini relatif masih aman. Menurut data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan, kasus ISPA yang disebabkan oleh HMPV sudah tercatat sejak 2022 di Jakarta. Di 2022 tercatat ada 19 kasus, sementara pada tahun 2023 jumlahnya meningkat menjadi 78 kasus hingga Oktober. Bahkan, pada tahun 2024, tercatat sebanyak 100 kasus ISPA akibat HMPV.

“Kasus ini akan terus kami pantau dan lengkapi datanya melalui koordinasi dengan fasilitas kesehatan dan laboratorium di Jakarta,” tambah Ani.

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk memperkuat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan ISPA. Berbagai upaya edukasi pun dilakukan agar warga dapat lebih paham mengenai gejala-gejala ISPA, serta cara menghindari penularannya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengkampanyekan kebiasaan mencuci tangan, penggunaan masker saat sakit, serta menjaga kesehatan tubuh agar daya tahan tubuh tetap optimal.

Untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga menyiapkan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular lainnya. Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan melalui sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium. Sistem ini diharapkan dapat melengkapi sistem surveilans lainnya, seperti Influenza-Like Illnesses (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI), yang sudah ada sebelumnya.

“Ke depan, kami akan memperkuat sistem kewaspadaan penyakit berpotensi wabah dengan mengembangkan sistem surveilans berbasis laboratorium yang lebih efisien dan terkoordinasi, untuk menangani lebih cepat dan tepat jika ada lonjakan kasus,” ungkap Ani.

Meskipun mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami gejala berat, namun bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, virus ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, meskipun virus HMPV tidak berbahaya bagi sebagian besar orang, kewaspadaan tetap diperlukan agar penyebarannya dapat terkendali dengan baik.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus berupaya untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada masyarakat, serta memastikan fasilitas kesehatan siap untuk menangani kasus-kasus ISPA. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang namun selalu waspada, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan agar kesehatan tetap terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *