Pemprovsu Apresiasi ASITA Perkenalkan Wisata Mangrove

Pemprovsu mengapresiasi langkah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau ASITA yang mulai mengenalkan wisata mangrove di kawasan Medan Utara dan sekitarnya. Langkah pengembangan daya tarik wisata tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan kunjungan wisata di Sumatera Utara.
“Pemerintah Provinsi Sumut memang sedang berbenah untuk mengembangkan lebih baik lagi kepariwisataannya, dan wisata mangrove yang sedang dirintis di perairan Belawan perlu didukung dan terus dikembangkan,” ujar Wagubsu, Nurhajizah di kawasan hutan mangrove Kecamatan Hamparan, Deli Serdang, Sumut, kemarin.
Nurhajizah juga menghadiri tour wisata mangrove Belawan dan sekitarnya yang diikuti oleh anggota ASITA Sumut dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ASITA ke-47. Dukungan tersebut, kata Nurhajizah bisa berupa promosi atau pembenahan sarana dan prasarana di kawasan objek wisata itu.
“Di Bali saja, objek wisata kecil-kecil saja bisa dijual. Kenapa di Sumut yang potensinya lebih bagus dan sangat beragam tidak bisa. Termasuk wisata mangrove di kawasan Belawan yang tidak jauh dari Kota Medan,” ujarnya.
Ketua ASITA Sumut, Solahuddin Nasution didampingi Wakil Ketua, J. Gultom dan Adil Anwar, Sekretaris Yuriandi Siregar dan semua pengurus lainnya menyebutkan sejak Bandara Polonia dipindahkan ke Bandara Kualanamu, perusahaan biro perjalanan wisata semakin tidak lagi bisa menahan wisatawan untuk berlama-lama tinggal di Medan.
Apalagi dewasa ini, kata dia, Pemerintah Pusat dan Pemprov Sumut sedang fokus pada penataan kawasan Danau Toba. Agar wisatawan bisa bertahan di Medan dan sekitarnya, maka harus ada objek wisata yang menarik dan baru selain wisata ‘heritage’ yang selama ini diandalkan.
“Nah wisata mangrove itu yang salah satunya diharapkan bisa menjadi penarik wisatawan,” katanya.
Menurut Solahudin, objek wisata ‘heritage’ atau sejarah bisa disatukan dengan objek wisata air dan lingkungan yakni menyisiri hutan mangrove. Dia memgakui masih perlu banyak pembenahan di objek wisata mangrove Belawan, Deli Serdang itu seperti lokasi ‘rest area’ dan penyediaan kapal yang lebih baik untuk mengangkut wisatawan, toilet, jalan setapak dan fasilitas pendukung lainnya.
“Untuk itu perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang,” katanya.