Perayaan Hari Tempe Nasional di Balikpapan: Dukungan untuk Tempe sebagai Warisan Tak Benda UNESCO

0
1717673008426

Pada tanggal 6 Juni 2024, Forum Tempe Indonesia (FTI) menyelenggarakan perayaan Hari Tempe Nasional di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Acara ini menjadi sorotan dengan adanya seruan deklarasi dukungan agar tempe diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO. Kegiatan ini tidak hanya merayakan keberadaan tempe sebagai makanan tradisional Indonesia, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya menjaga dan melestarikan warisan kuliner tersebut.

Dalam sambutannya, Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, mengajak masyarakat serta industri pengrajin tempe untuk mulai memanfaatkan bahan pangan lokal selain kedelai, seperti kacang koro, dalam produksi tempe. “Inovasi dalam bahan baku pembuatan tempe ini sangat penting, khususnya di wilayah Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) Somber, Kota Balikpapan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan variasi produk tempe yang lebih beragam dan berdaya saing,” ujar Akmal Malik.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (NFA), Maino Dwi Hartono, yang hadir dalam acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), menyatakan bahwa pemerintah telah menetapkan target Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP) sebesar 100.000 ton. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kedelai yang merupakan bahan baku utama tempe. “Kami berharap para pengrajin tempe dan tahu yang belum tergabung dalam Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) atau koperasi lainnya segera bergabung. Dengan demikian, mereka dapat mengakses berbagai program pemerintah seperti Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP),” terang Maino.

Dalam pidatonya pada RAT Gakoptindo, Maino Dwi Hartono juga menekankan pentingnya peran koperasi dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan kedelai. “Dengan adanya target CKP sebesar 100.000 ton, kita bisa memastikan stok kedelai bagi pengrajin tahu dan tempe tetap terjaga, terutama saat terjadi gangguan pasokan atau fluktuasi harga,” jelas Maino pada tanggal 5 Juni 2024.

Data menunjukkan bahwa di Kota Balikpapan terdapat sekitar 80 pengrajin tahu dan tempe yang membutuhkan kedelai sebanyak 400-500 ton per bulan. Pada tahun 2022, KOPTI Kaltim menjadi salah satu koperasi yang menerima bantuan FDP kedelai ketika harga kedelai melonjak hingga Rp13.000 per kilogram. Bantuan tersebut sangat membantu pengrajin dalam menghadapi kenaikan harga bahan baku yang signifikan.

Selain perayaan dan deklarasi, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan industri tempe di Indonesia. Beberapa sesi workshop diadakan untuk memberikan pelatihan kepada pengrajin tempe mengenai teknik produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Para pengrajin juga diperkenalkan dengan teknologi terbaru dalam fermentasi tempe, yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Para peserta yang hadir dalam acara ini termasuk perwakilan dari berbagai instansi pemerintah, asosiasi pengrajin tempe, serta akademisi dan peneliti di bidang pangan. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan yang kuat terhadap inisiatif menjadikan tempe sebagai warisan tak benda UNESCO. “Tempe bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita. Melalui pengakuan UNESCO, kita dapat meningkatkan apresiasi global terhadap tempe dan mendukung keberlanjutan industri tempe di masa depan,” ujar salah satu peserta acara.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan industri tempe di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian lokal dan nasional. Selain itu, pengakuan tempe sebagai warisan tak benda UNESCO akan semakin memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara yang kaya akan warisan budaya dan kuliner.

Perayaan Hari Tempe Nasional tahun ini menjadi momentum penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu dalam upaya melestarikan dan mempromosikan tempe sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *