Perjalanan M Juharno Mengangkat Aspirasi Lewat Karya Tulis

0

Buku adalah jendela dunia yang terdapat banyak pengetahuan di dalamnya. Selain itu, buku juga bisa menjadi wadah untuk menyuarakan tentang isu-isu yang terjadi. Hal itulah yang membuat Putra Pariwisata Nusantara Intelegensia 2023 M tertarik untuk menulis buku.

Juharno mulai senang membaca buku sejak SMK kelas 11 dan menyukai bacaan bertema politik. Buku pertama yang ia baca adalah buku Revolusi Peradaban karya Prof. Dr. H.  Cecep Sumarna.

“Awalnya lebih kepada kebutuhan karena ketika itu Juharno senang politik, dan secara kebetulan hidup dalam lingkungan yang mana teman Juharno pembahasannya terkait politik, khususnya dalam kasus pemberontakan dan juga radikalisme. Kebetulan pada saat itu lagi gencar dengan kasus HTI dan FPI,” jelasnya.

Berangkat dari hobi membaca buku, Juharno kemudian memutuskan menulis dan menerbitkan lima buku, di mana empat buku yang ia tulis bergenre puisi dan satu buku seputar politik yang terbit pada tahun 2023.

Juharno mengaku termotivasi oleh kakak tingkat di kampusnya yang mana sudah menerbitkan dua buku.

“Mulai dari situlah Juharno tergerak menulis buku. Namun, sebelum terjun ke penulisan puisi, Juharno ikut lomba-lomba tingkat nasional dan mengikuti komunitas puisi yang bernama ‘Kafe Sastra’. Nah, saat itulah Juharno mulai menulis buku pada tahun 2021,” ucapnya.

“Selesai menulis buku puisi dalam bentuk motivasi, akhirnya Juharno memiliki keresahan yang belum selesai yaitu terkait radikalisme di Indonesia. Akhirnya Juharno menulis buku yang berjudul ‘Bukan Manusia Tanda Tanya’ pada pertengahan tahun 2022,” sambungnya.

Putra binaan Yayasan El John Indonesia ini akan terus bersuara melalui karya-karyanya. Ia berencana akan menerbitkan buku tentang validasi berbentuk novel.

“Hal ini Juharno akan angkat dari pengalaman Juharno dan lingkungan, yang mana selalu ingin di validasi oleh orang lain. Hal itu merupakan sesuatu yang buruk karena semakin seseorang ingin di validasi, maka semakin tidak akan berkembang kehidupannya karena perilakunya hanya akan dibatasi atas pengakuan orang lain,” katanya.

Juharno berharap, buku yang ia tulis bisa memberikan pengetahuan baru untuk masyarakat, serta dapat meningkatkan budaya literasi di Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan.

“Jangan sampai kita hanya senang menonton iklan karena titik terendah literasi seseorang adalah ketika senang melihat tulisan hanya pada iklan. Namun, dengan adanya media sosial dan ajang-ajang duta, duta yang bergerak dalam bidang apa saja itu menurut Juharno akan menambah daya literasi,” ujarnya.

“Seseorang yang mengikuti ajang seperti itu, minimal dia dituntut untuk baca, meskipun hanya sebagai persiapan untuk mengikuti hal itu karena menurut saya, sesuatu akan terbentuk dari sebuah keterpaksaan kebutuhan yang dilakukan terus menerus,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *