Pertemuan Bilateral Mendag RI dan Menteri Perdagangan Mesir, Sepakat Tingkatkan Perdagangan Bilateral
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa Indonesia dan Mesir sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral. Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan menyambut baik rencana pertemuan Joint Trade Comittee (JTC) dengan Mesir yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang di Bali.Hal tersebut diungkapkan MendagZulkifli Hasan saat bertemu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mesir, Ahmed Samir Saleh, di Istanbul, Turki, pada Senin, (11/06/2024).
Pertemuan berlangsung di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ke-3 Komite Perundingan Perdagangan (TNC) Sistem Preferensi Perdagangan -Organisasi Kerja Sama Islam (TPS-OIC) dan Pertemuan Informal Tingkat Menteri D-8.
“Saya memandang hubungan dagang Indonesia dan Mesir masih dapat lebih ditingkatkan. Kedua negara memiliki hubungan diplomatik yang panjang dan menjadi fondasi kuat dalam menjalin kerja sama perdagangan yang lebih erat,”ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Bagi Indonesia, Mesir merupakan mitra dagang nontradisional yang strategis di Kawasan Afrika. “Mesir dapat memanfaatkan potensi Indonesia sebagai pintu gerbang menuju pasar ASEAN, sementara Indonesia dapat menjadikan Mesir sebagai hub menuju pasar Afrika, Eropa, dan Timur Tengah,”jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Menteri Ahmed menyatakan ingin mempelajari lebih jauh tentang potensi perdagangan yang dapat digali dengan Indonesia. Selain itu, Mesir menunjukkan semangat yang sama untuk meningkatkan perdagangan bilateral hingga dua kali lipat. Adapun terkait kerja samadalam kerangka D-8, Mesir menyambut baik komitmen Indonesia yang telah memulai implementasi D-8 PTA.
“Kami menyampaikan kepada Mesir bahwa Indonesia menyetujui dan mendukung kerja sama PTA antar negara anggota D-8,”lanjut Mendag Zulkifli Hasan.
Pada kesempatan ini, kedua menteri juga saling menyampaikan keprihatinan atas krisis kemanusiaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Menteri Ahmed secara khusus mengapresiasi peran dan kontribusi Indonesia dalam membantu rakyat Palestina selama ini. Kedua menteri memiliki pandangan yang sama agar negara-negara anggota OKI dapat lebih berkontribusi membantu rakyat Palestina.
“Penguatan kerja sama di lingkup OKI juga menjadi bagian dari upaya mendukung rakyat Palestina. Negara-negara OKI harus menjadi konstelasi yang kuat dan kokoh di tengah gejolak geopolitik dunia,”imbuh Mendag Zulkifli Hasan.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Mesir
Mesir merupakan negara tujuan ekspor ke-27 dan sumber impor Indonesia ke-56 dunia. Pada Januari–April 2024, perdagangan kedua negara mencapai USD 474,3 juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 408,5 juta dan impor senilai USD 65,9 juta.Sementara pada 2023, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 1,51 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,31 miliar, dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 201,4 juta. Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan terhadap Mesir sebesar USD 1,11 miliar.
Sementara itu, dalam lima tahun terakhir (2019—2023), perdagangan Indonesia dengan Mesir menunjukkan pertumbuhan positif 8,65 persen. Pada 2023, komoditas ekspor utama Indonesia ke Mesir, yaitu minyak kelapa sawit (USD 798,5 juta), kopi (USD 84,5 juta), benang selain benang jahit (USD 48,2 juta), papan serat kayu (USD 37,4 juta), serta kopra (USD 32,2 juta). Sementara impor terbesar Indonesia dari Mesir adalah kalsium fosfat alam (USD 47,4 juta), pupuk mengandung fosfat (USD 43,2 juta), kurma (USD 23 juta), pupuk mengandung nitrogen (USD 16 juta), dan tetes hasil dari ekstraksi atau pemurnian gula (USD 13,1 juta). Pada 2023, nilai investasi Mesir di Indonesia mencapai USD 1,25 juta dengan total 114 proyek investasi. Nilai tersebut meningkat 244% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar USD 364,8 ribu dengan 19 proyek. (Sumber Kemendag)