PHRI Prediksi Industri Pariwisata Akan Pulih 100 Persen Pada Semester Dua Tahun 2022

0
PHRI

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi industri pariwisata akan puluh seratus persen pada semester kedua tahun 2022. Prediksi ini disampaikan Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani di sela-sela Munas Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) ke-V beberapa waktu lalu di Jakarta.

Hariyadi mengatakan, saat ini industri perhotelan dan restoran sudah berangsur-angsur  membaik, seiring terus merosotnya kasus harian Covid-19. Kasus Covid-19 yang terus menurun ini, membuat pemerintah melakukan pelonggaran aktivitas secara bertahap termasuk aktivitas dalam berwisata.

“Ini sesuatu yang tidak bisa dihindarkan ya karena pembatasan pergerakan masyarakat PPKM tapi menurut pandangan kami dari waktu ke waktu kondisinya semakin membaik. Jadi sekarang ini boleh dibilang, kalau tidak ada kasus yang melonjak lagi, ini bisa pulih sepenuhnya perkiraan kami di semester dua tahun depan. Jadi ini proses ke arah pemulihan itu sudah terlihat,” kata Hariyadi.Bahkan Hariyadi meyakini, libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 atau Nataru tidak akan membuat kasus Covid-19 melonjak, asalkan kewaspadaan tetap dilakukan. Selain itu, antisipasi yang dilakukan Pemerintah untuk menekan lonjakan kasus juga semakin mutakhir, salah satunya dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

“Untuk libur nataru yang sekarang ini dengan yang sebelumnya berbeda. Libur nataru tahun lalu kita belum ada system tracing yang lebih baik, sekarang kan sudah ada PeduliLindungi , tahun lalu belum ada. Lalu dari sisi tes Covidnya sendiri sekarang lebih terjangkau harganya, bahkan PCR ada yang 200 hingga 300 ribu,” ujar Hariyadi.

“Jadi kondisinya jauh lebih baik dan seharusnya hadapi libur nataru tahun ini antisipasi kita menjadi jauh lebih baik dan tidak perlu ketakutan yang berlebihan, asalah prokes dipatuhi dan dapat menjaga diri,. Jangan karena kasus melandai lalu kita kehilangan kehati-hatian jadi kewaspadaan tetap harus dilakukan,” tambahnya.

Ilustrasi

Menurut Hariyadi, upaya lain untuk membendung  gelombang ketiga adalah dengan kekompakan antar semua pihak untuk disiplin dalam menerapkan protokol Kesehatan agar level PPKM tetap berada di level terendah.

“Jadi kita sendiri yang harus berdisiplin. Kita tidak bisa menyandarkan ini kepada pemerintah dan sebagainya, tetapi kita sendiri yang harus proaktif dan kompak, kalau kita tidak kompak jadinya sulit,” ungkap Hariyadi.

Ilustrasi

Pada kesempatan ini, Hariyadi juga meminta  pemerintah untuk tidak mempersulit syarat perjalanan. Penerapan tes PCR sebagai syarat perjalanan yang pernah diterapkan Pemerintah beberapa waktu lalu, membuat gairah sektor pariwisata kembali lesu. Kondisi tersebut seharusnya tidak terjadi,  mengingat penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah telah membuahkan hasil yang positif.

“Misalkan untuk kebijakan perjalanan yang berubah melulu jadi sulit, ini yang kita dorong ke pemerintah jangan seperti itu. Contohnya PCR, begitu PCR diberlakukan langsung semuanya drop lagi. Jadi kita harus memonitor sekarang itu kondisinya seperti apa. Waspada boleh tapi kalau waspada untuk sesuatu hal yang berlebihan akhirnya akan mengunci kita sendiri,” tutup Hariyadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *