PT AP II Akan Bangun Airport Operation Center di Bandara Soetta

Perkembangan teknologi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta semakin diperhatikan PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator yang mengelola bandara tersebut. Untuk memantapkan pelayanan berbasis teknologi, PT AP II berencana membangun “airport operation control center” (AOCC) atau pusat kontrol operasi bandara. Pembangunan fasilitas control ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya untuk memodernisasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta” menjadi bandara yang terkoneksi dengan cerdas.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan sudah saatnya Bandara Soekarno Hatta dilengkapi teknologi informasi termuktakhir karena bandara ini menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia.
“Sebanyak 1.300 pergerakan pesawat per hari atau 76 pergerakan pesawat per jam dengan jumlah penumpang sekitar 170.000 per hari, dan akan semakin tumbuh ke depannya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta membutuhkan pendekatan dari sisi teknologi informasi guna memastkan kelancaran operasional dan tetap terjaganya pelayanan sehingga prioritas pembangunan AOCC ada di bandara ini,” kata Awaluddin dalam siaran persnya, Selasa, 12 September 2017.
Dalam pembangunan AOCC di Gedung 631 di Bandara Soekarno Hatta itu, PT AP II tidak sendiri namun ada pihak lain yang digandeng. Pihak lain yang ikut diajak kerjasama ini adalah para pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari unsur 4A yaitu airport operator, airline operator, air navigation, dan authorities seperti karantina, bea cukai, imigrasi, dan kepolisian.
Terlibatnya seluruh pemangku kepentingan bandara karena AOCC mengintegrasikan pengelolaan sumber daya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta guna dapat beroperasi secara efektif dan efisien sehingga mengakomodir terwujudnya keselamatan, keamanan, pemenuhan atas regulasi, serta pelayanan.
Secara umum, fungsi AOCC adalah sebagai suatu pusat komando untuk mengawasi operasional di sisi udara dan sisi darat serta mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.
“AOCC merupakan salah satu upaya AP II dalam mengimplementasikan sistem teknologi informasi di bandara atau kami sebut dengan pembangunan soft infrastructure. AOCC juga membutuhkan integrasi dari sistem yang dimiliki masing-masing stakeholder bandara sehingga dapat berjalan secara maksimal,” katanya.
Menurut dia, pendirian AOCC ini berdasarkan pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya, yang juga membuat dinamika operasional bandara semakin beragam.
Melalui AOCC, lanjutnya, maka pihak AP II juga optimistis seluruh aspek dapat berjalan dengan lancar sesuai regulasi serta terciptanya ketepatan waktu pada operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan juga penumpang pesawat.
Sementara itu Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengatakan, Airnav mendukung penuh pembentukan AOCC ini.
“Kami siap mengintegrasikan sistem yang dimiliki Airnav dengan sistem di AOCC guna mendukung keselamatan dan keamanan,” kata Yurlis.
Sebagaimana diketahui, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan jumlah penumpang pesawat mencapai sekitar 60 juta orang per tahun merupakan bandara tersibuk di Indonesia.