Pulau Pari, Keindahan dan Keunikan yang Berbeda di Kepulauan Seribu
Dinamai pari karena bentuk pulau ini apabila Anda lihat dari foto udara nampak seperti ikan pari. Percaya atau tidak, cobalah gunakan salah satu mesin pencari peta satelit di internet untuk melihat bentuknya. Pulau Pari adalah destinasi sempurna untuk merasakan keindahan panorama pantai dalam balutan ketenangan di salah satu gugusan di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dengan suasana pulau yang masih asri dan belum ramai wisatawan, pulau ini menjadi pilihan sempurna yang menjanjikan kesegaran dan kepuasan.
Untuk mencapai Pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, Anda dapat menempuhnya dari 3 titik keberangkatan, yaitu dari Pelabuhan Muara Saban Cituis, Tangerang dengan perjalanan laut waktu sekira 1,5 jam. Pilihan kedua dari Pelabuhan Muara Angke menggunakan kapal kayu dengan waktu tempuh sekitar 2 Jam perjalanan laut. Harga tiketnya sekira Rp70.000,- untuk pulang pergi. Pilihan ketiga Anda juga dapat mencapai Pulau Pari dari Marina Jaya Ancol. Jadwal keberangkatan dari Marina Ancol pukul 09.00 dan kembali dari pulau pukul 14.00 WIB. Sea Leader Marine Luxury Yacht menyediakan penyewaan carter di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Temukan di Pulau Pari sebuah pantai yang begitu elok bernama Pantai Pasir Perawan. Pantai ini berupa sebuah lagoon atau wilayah laut yang tenang dengan kedalaman hingga 5 meter dan dikelilingi pulau-pulau dan batu karang sepanjang pinggiran slope-nya. Pantai yang begitu tenang, bersih, dan indah tersebut telah melenakan banyak wisatawan yang menyambanginya. Pantai Pasir Perawan memiliki lingkungan yang masih asri dan tenang. Menghadap ke utara Laut Jawa, struktur pesisirnya memanjang berkelak-kelok dengan pasir putih begitu lembut. Keindahan ini dilengkapi panorama bibir pantai berupa hutan bakau yang rindang begitu indah sekaligus unik.
Pulau Pari memiliki keunikan berupa cekungan yang mampu menampung serapan air hujan yang jatuh ke permukaan. Akibatnya air di Pulau Pari menjadi air tawar tidak seperti di pulau lain yang memiliki standar terbaik berupa air payau. Adanya cekungan di daratan Pulau Pari telah berdampak pada heterogenitas vegetasi pulau ini. Apabila umumnya pulau di pesisir hanya dapat ditemui vegetasi berupa mangrove dan pohon kelapa maka di Pulau Pari jika Anda perhatikan seksama dapat ditemukan pohon pisang, pohon pinus, pohon cemara, pohon buah naga, pohon mangga, pohon jambu air, petai cina, palem, pohon srikaya, pohon jamblang, dan sebagainya. Jelas itu bukan vegetasi khas wilayah pesisir tetapi jutru di Pulau Pari mampu tumbuh dengan baik.
Pulau Pari terbagi dua bagian wilayah, yaitu bagian kepala (timur pulau) dan bagian badan hingga ekor (barat pulau). Dua wilayah ini berbeda fungsinya dimana di bagian barat berupa cekungan menjadi lokasi pemukiman penduduk dan vegetasi air tawar. Sementara itu, pada bagian timur berupa pesisir pantai yang luas dan begitu elok untuk ditelusuri dengan berjalan kaki. Di bagian ini terdapat hutan mangrove alami yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat sebagai penahan abrasi laut.
Pulau Pari sendiri memiliki luas sekira 43 hektare dengan populasi penduduk sekira 700 orang. Pulau ini tidak seramai Pulau Pramuka atau pun Pulau Tidung tetapi suasananya yang sepi dan rapi membuat banyak wisatawan jatuh hati. Tata ruang dan kebersihan lingkungan pulau ini sangat diperhatikan penduduknya. Di Pulau Pari pemukiman penduduk ditumbuhi pepohonan rindang dengan jarah antarrumah yang tidak berdempetan. Hal ini berbeda sekali dengan Pulau Tidung atau Pulau Pramuka yang padat pemukiman dan penginapan. Jumlah wisatawan ke Pulau Pari maksimal 300 pengunjung. Hal ini berbeda dengan Pulau Tidung dimana setiap minggunya mencapai rata-rata 1500 pengunjung, bahkan dapat mencapai 4000 orang saat liburan panjang.
Rasakan hembusan angin menerpa kulit sembari minum es kelapa muda saat Matahari terbenam. Kenikmatan ini jelas takarannya dapat melenakan perasaan dan menyegarkan pikiran. Desiran angin sepoi, pasir putih halus, dan riak ombak yang tenang akan menahan anda untuk berlama-lama menikmati keindahan pantai ini. Nikmati bersepeda sambil menyusuri indahnya pesisir pantai dan bertukar senyum dengan penduduk setempat. Pulau Pari sangat berdeda sekali dengan Pulau Pramuka dan Pulau Tidung, di sini penduduk tidak begitu padat dan tata ruang lingkungannya begitu rapi dan bersih seperti kompleks pedesaan. Di Pulau Pari selain menjelajahi alam bawah lautnya, Anda dapat juga melakukan budidaya rumput laut. Pada bagian ekor Pulau Pari atau sebelah barat pulau ini dimanfaatkan Pusat Pengembangan Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Di sini Anda bisa menanam mangroove, pohon ketapang, atau berkeliling ke laboraturium milik LIPI dimana terdapat biota laut yag ada di perairan Pari dan sekitarnya, seperti ikan pari, hiu, serta beberapa koleksi spesies hewan dan tumbuhan bawah laut hasil penelitian. (arf)