Puluhan Perahu Naga Adu Saing di Tanjungpinang Internasional Dragon Boat Race

0

 Sungai Carang Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri)pada Sabtu pagi, 21 Oktober 2017 dipenuhi puluhan perahu naga. Kehadiran perahu naga  di Sungai Carang ini,  untuk mengikuti event Tanjungpinang Internasional Dragon Boat Race (DBR). Selain dari dalam negeri, para peserta event juga berasal dari berbagai negara.

Lomba adu balap perahu ini mendapat antusias dari warga. Bahkan beberapa warga rela membawa sampan dan berlabuh di pinggiran sungai untuk menyaksikan para atlit dengan semangat mendayung kapalnya. Keseruan lomba terjadi saat tim dari Indonesia beradu saing dengan tim dari Malaysia.

Masyarakat yang telah berkumpul di tepi sungai mulai pun bersorak ketika tim-tim mulai mengayuh perahu naga mereka. Suasana menjadi lebih meriah dengan teriakan-teriakan warga ketika selisih jarak empat tim sangat tipis.

Dragon Boat Race (DBR) merupakan rangkaian acara Festival Bahari Kepri.  Lomba ini menjadi salah satu agenda yang dimiliki Kepri untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus). Acara pembukaan dikemas semeriah mungkin dengan menghadirkan tarian  persembahan Makan Sirih yang dibawakan oleh 7 penari perempuan yang menggunakan pakaian khas Melayu berwarna merah. Alunan musik bernuansa Melayu mengiringi gerakan gemulai para penari.

 Wali Kota Tanjung Pinang, Lis Darmansyah menjelaskan Lomba ini sudah ada dari dahulu yakni sejak tahun 1992 yang saat itu bernama Bintang Dragon Boat Race. Hingga sekarang lomba tersebut tetap digelar karena memiliki manfaat banyak bagi kepariwisataan di Kepri dan Tanjung Pinang. Awalnya, perlombaan ini digelar di laut. Namun karena berbagai pertimbangan, acara ini digelar di Sungai Carang sejak 2014.

“Dragon Boat Race lahir dari kegiatan tradisi salah satu etnis di Tanjung Pinang. Acara yang mulanya tradisi kini telah dipoles dan dijadikan agenda tahunan Tanjung Pinang. Sejak 2014 digelar di Sungai Carang dengan standar internasional,” jelas Lis Darmansyah.

Lis menyebut Sungai Carang dipilih karena memiliki kelebihan dibanding air laut. Perairan Sungai Carang yang lebih tenang membuat peserta loma lebih semangat dan juga menjadi seru. Bahkan Sungai Carang pantas untuk menggelar lomba bahari lainnya yang berskala internasional.

Bukan hanya karena permukaan airnya yang relative tenang, namun Sungai Carang dipilihak karena memiliki nilai historis yang kuat. Kerjaan Melayu disebut-sebut telah menggunakan Sungai Carang sebagai jalur aktivitas.Selain itu, ajang kompetisi ini juga terinspirasi dari budaya dan tradisi rakyat pada masa lalu.

“Di dekat Sungai Carang ini terdapat bekas pusat kerajaan Melayu. Ada situs Istana Kota Rebah. Generasi dahulu memiliki kehidupan yang sangat erat dengan laut,” lanjut Lis.

Dragon Boat Race, lanjut Lis, bukan sekadar ajang olahraga biasa. Tetapi sebagai salah satu jejak rekam sejarah masa lalu yang harus dititipkan pada generasi saat ini.

Pada kesempatan itu, Lis berharap, iven tersebut bisa ditingkatkan dan partisipasi peserta dari luar negeri juga negeri meningkat. “Iven tahunan Pemko Tanjungpinang ini sudah dirasakan ditingkat provinsi dan nasional bahkan internasional. Jadi iven ini merupakan momentum. Ini akan terus kita evaluasi,” katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan pihaknya mengapresiasi perlombaan yang telah hadir selama empat tahun ini. Menurutnya, dibanding dengan acara dragon boat yang diselenggarakan daerah lainnya, dragon boat milik Tanjung Pinang memiliki peserta terbanyak.

“Kita sering mengadakan dragon boat race, tapi ini yang terbanyak pesertanya. Setiap tahun pesertanya selalu meningkat, untuk tahun depan mungkin hadiahnya perlu kita tingkatkan. Saat ini ada 5 tim dari Malaysia, bila 1 tim berisi 20 orang, sudah masuk 200 wisman. Kami siap mendukung supaya banyak tim luar negeri yang hadir. Karena ini menjadi target kami dalam rangka meningkatkan kunjungan wisman, tahun ini 15 juta,” ujar Esthy yang juga diamini Kepala Bidang Wisata Bahari Florida Pardosi dan Kepala Bidang Penguatan Jejaring Hidayat.

Esthy juga mengapresiasi berbagai event di Kepulauan Riau yang melibatkan olahraga dan pariwisata atau sport tourism. Di antaranya adalah Tour de Bintan, Dragon Boat Race, dan Bintan Fishing Festival. Dengan banyaknya event sport tourism di Kepri, Raseno optimis Kementerian Pariwisata dapat mencapai target wisman akhir tahun. Terlebih, Kepri masuk ke dalam tiga provinsi penghasil wisman terbesar selain Bali dan Jakarta.

“Banyak yang kita lakukan supaya target tahun ini bisa tercapai. Saya yakin wisman tahun ini akan melebihi target,” ujar Esthy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *