Resmi Dibuka, IBCI 2022 Jadi Momentum Wujudkan Candi Borobodur Sebagai Pusat Religi Agama Buddha di Dunia

0
IMG_8617

International Buddhist Conference Indonesia (IBCI) 2022 yang mengusung tema “Borobudur as A Site of Pilgrimage and Tourism for the Buddhist World’ pada Jumat (18/11/2022) resmi dibuka. Pembukaan IBCI 2022 dilangsungkan di Auditorium Manohara, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah dan dihadiri ratusan partisipan dari 10 negara antara lain Indonesia sebagai tuan rumah,  Thailand, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan India.

Partisipan yang hadir terdiri dari para Bhante, akademi Buddhist dan perwakilan dari organisasi Buddha.  Konferensi internasional yang digelar selama tiga hari (18-20 November 2022) ini,  diselenggarakan Kementerian Agama dalam hal ini oleh Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama berkolaborasi  dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia dan didukung sejumlah asosisasi seperti Association of Buddhist Tour Operators (ABTO)

Konferensi dibuka oleh Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo. Dalam sambutannya, ia  mengapresiasi konferensi internasional yang dapat menguatkan komitmen bersama dalam mewujudkan Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan bagi umat Buddha Indonesia dan dunia ini, sesuai dengan tema tema yang diangkat.

Komitmen bersama tersebut sejalan dengan nota kesepakatan  yang ditandatangani empat Menteri dan dua Gubernur pada Februari 2022 lalu,  tentang Pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Umat Buddha baik di  Indonesia maupun dunia.

“International Buddhist Conference of Indonesia ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat religi agama Buddha, studi dan inspirasi bagi kita semua dalam membangun peradaban baru,” tegas Wibowo saat memberi sambutannya.

Menurutnya, keberadaan Candi Borobudur tidak hanya untuk dikagumi keindahan seni arsitektur dan relief-reliefnya. Lebih dari itu, Candi Borobudur juga harus dikembangkan fungsinya sebagai sumber inspirasi dan juga kekuatan spiritualitasnya. Dalam pengembangannya sebagai daya tarik wisata, kata Wibowo, perlu memperhatikan unsur pendidikan sebagai nilai utama yang harus disampaikan kepada pengunjung, sehingga mendapatkan pengalaman berwisata yang lebih bermakna.

Candi Borobudur, terang Wibowo, dibangun sebagai simbol keagungan ajaran Buddha. Banyak ditemukan berbagai kajian bahwa agama Buddha yang telah lama tumbuh berkembang di Indonesia, nilai-nilai ajaran Buddha dituangkan dalam relief candi Borobudur. Karena itu, ujarnya, tidak berlebihan jika kemudian Candi Borobudur disebut sebagai piwulang atau pelajaran dari ajaran Agama Buddha Nusantara.

“Atas dasar itulah umat Buddha menempatkan Candi Borobudur sebagai tempat suci yang patut untuk dikunjungi, bukan hanya semata-mata melakukan Dharmayatra ke India,” ujarnya. 

Sementara itu, Founder Tidar Heritage Foundation and Chairman of PATA Chapter Setyono Djuandi Darmono mengucapkan terima kasih kepada para Bhante di dunia yang terus menjadikan  Candi Borobudur sebagai tempat wisata religi paling utama. Hal ini, tentu sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang berada di sekitar Candi Borobudur.

“Borobudur adalah kebanggaan kita, untuk penduduk Jawa Tengah yang ingin Borobudur ini menjadi pusat wisata  religi di dunia sehingga bisa membantu tumbuhnya kesejahteraan rakyat,” kata Darmono saat menyampaikan kata sambutan.

 “Pariwisata adalah salah satu bisnis yang sangat kompetitif tetapi Pariwisata di bidang religi tidak terlalu banyak membutuhkan  effort atau upaya karena begitu hebatnya, karena begitu menariknya destinasi wisata religi,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan, Ketua Panitia IBCI 2022 Bhikkhu Ditti Sampanno. Menurutnya, untuk membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat di sekitar Candi Borobudur, para peserta konferensi ditempat di homestay yang tak jauh dari Candi Borobudur.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada organisasi yang mendukung kami dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia terutama dalam pelaksanaan konferensi ini, di antaranya  Association of Buddhist Tour Operators (ABTO), Asosiasi Dosen Agama Buddha Indonesia dan  Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis (BKPB),” ujar Bhikkhu Ditti Sampanno.

Selama tiga hari konferensi digelar berbagai kegiatan seperti Seminar Internasional, Santutthi Cita, dan Mahasanghika Dana. Santutthi Citta adalah wujud rasa syukur atau ungkapan rasa terima kasih atas ditandatanganinya Nota Kesepahaman bersama empat Menteri dan dua Gubernur tentang Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan Agama Buddha Dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *