Selain Atasi Kemacetan, Infrastruktur Transportasi Juga Dapat Perbaiki Kualitas Udara di Jakarta

0

Deputi I Bidang Energi dan Infrastruktur Staf Kepresidenan RI Darmawan Prasodjo mengatakan infrastruktur menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi Jakarta, utamanya kemacetan. Karena, itu pembangunan infrastruktur untuk transportasi publik, mobil listrik, dan pemakaian energi terbarukan dapat digunakan sebagai cara mengatasi masalah klasik tersebut.

“Pembangunan infrastruktur Jokowi, yang menjadi bagian transportasi publik, menjadi salah satu pemecahan masalah kualitas udara secara komprehensif dan permanen,” kata Darmawan dalam diskusi di salah satu stasiun televisi swasta, Sabtu malam (27/7/2019).

Darmawan mengambil contoh MRT yang saat ini, mulai kelihatan dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang nyaman dan aman.

Lihat saja, Singapura yang sudah membangun MRT sejak tahun 1980, kini negara dengan julukan kota Singa itu, sudah berhasil merubah image warganya bahwa transportasi publik dapat senyaman kendaraan pribadi.

Apalagi, dengan sistem terintegrasi yang diterapkan Pemerintah, dapat memudahkan masyarakat melakukan transportasi yang satu dengan yang lain, seperti MRT ini.

Menurut Darmawan kedepan, infrastruktur MRT akan bertambah, hal ini diyakini akan mengurai kemacetan di kawasan yang dilintasi MRT.

Kini penduduk di Jakarta sebanyak 10 juta orang dan 40 persen yang menggunakan transportasi publik yang mengakibatkan kemacetan. Artinya 60 menggunakan kendaraan pribadi.

“Pertumbuhan jalan di Jakarta hanya 0,01 persen per tahun. Sedangkan pertambahan kendaraan per tahun sebanyak sekitar 10 persen per tahun. Hal ini tentu mengakibatkan kemacetan,” ungkap Darmawan.

Dalam diskusi ini, Darmawan juga menyoroti kualitas udara di Jakarta. Darmawan menilai tranportasi dapat berkontribusi perbaikan udara, seperti transportasi listrik. Keinginan Pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan mobil listrik harus didukung oleh semua lapisan masyarakat.

Mobil listrik memberi keuntungan bagi penggunannya, keuntungan itu yakni biaya operasional yang terjangkau

“Pemakaian mobil listrik bisa mengurangi emisi sebesar 30 persen dan bisa membuat udara lebih bersih, sementara biaya operasional mobil listrik 50 persen lebih murah dari kendaraan yang penggunaan BBM (bahan bakar minyak),” jelas Darmo membandingkan keunggulan pemakaian listrik dibandingkan BBM.

Renewable energy (energi terbarukan) di Indonesia juga akan didorong untuk penyediaan tenaga listrik dengan mengurangi pemakaian batubara sekitar 58 persen. Dalam 10 tahun mendatang, komitmen terhadap energi terbarukan, berdasarkan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) tahun penyediaan energi terbarukan targetnya diperbaharui menjadi 16,7 GW. Ini terkait dengan komitmen sebesar 23 persen pemakaian energi terbarukan yang tengah dituju.

Pada bagian lain disampaikan bahwa kerjasama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan juga pegiat lingkungan seperti Walhi juga, dibutuhkan untuk bersama-sama mengatasi masalah secara komprehensif yang melibatkan banyak pihak. Pemakaian percobaan bis listrik layak mendapatkan apresiasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *