Semakin Banyak Wisatawan Indonesia ke Jepang Tanpa Travel Agent

Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan wisatawan ke Jepang tertinggi sedunia pada tahun 2016. Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat, pada tahun lalu sebanyak 271 ribu wisatawan Indonesia mengunjungi Jepang, atau tumbuh sebesar 32 persen.
Kristiana Susanti Manager dari JNTO mengatakan bahwa dari pertumbuhan tahun lalu, mayoritas kategori wisatawan yang mengunjungi Jepang ialah, Free Independent Traveler (FIT), atau wisatawan yang bepergian tanpa menggunakan travel agent.
“Target kita semua orang, tapi kita melihat pasar akhirnya bukan backpacker, tapi free independent traveler, jadi yang tidak pakai travel agent. Saya juga surprise karena kedatangan orang-orang ke kantor kami meningkat pesat,” kata Kristiana saat ditemui tim Eljohnnews.com setelah acara konferensi pers Japan Travel Fair 2017, Kamis (2/3).
Kristiana menilai, bahwa dengan meningkatnya FIT, semakin banyak masyarakat yang mulai berani dan percaya untuk berwisata ke Jepang tanpa travel agent.
Dia juga menjelaskan bahwa FIT sendiri bukan berarti mereka yang hanya bepergian sendiri atau dua dan tiga orang. Menurutnya, mereka yang pergi hingga 15 orang namun tidak menggunakan travel agent juga bisa dikategorikan sebagai FIT.
Menurutnya, meningkatnya FIT ini karena banyak kemudahan dan keterbukaan akses untuk mendapatkan informasi. Sehingga para wisatawan, meski tanpa travel agent bisa berkeliling sendiri.
“Mungkin karena kemudahan-kemudahan seperti shinkansen dan pilihan SIM card juga, dan atm juga ada bahasa Indonesia, jadi mereka berani,” ungkap dia.
Wisatawan Indonesia Terbanyak ke Jepang
Selain wisatawan Indonesia merupakan yang tertinggi diantara negara lain, pertumbuhan wisatawan ini, tambah Kristiana juga merupakan salah satu pertumbuhan yang tertinggi dalam lima tahun belakangan. Sementara di bawah Indonesia, menyusul Filipina yang juga memiliki tingkat pertumbuhan wisatawan tertinggi ke Jepang.
Lebih jauh, Kristiana juga mengatakan, bahwa dalam rentang satu tahun, menariknya bulan Oktober dan November yang terhitung sebagai low season, justru mendapat lonjakan yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun lainnya..
“Oktober itu saat musim gugur growth-nya justru 38,8 persen dan November 54,3 persen itu setahun terbesar. Saya juga takjub, tapi mungkin karena bulan itu harga tiket murah ya,” ungkap dia.
Sementara itu, Kristiana juga terus berharap bahwa bisa mendatangkan jumlah wisatawan Indonesia dan wisatawan muslim yang cukup banyak ke Jepang pada tahun-tahun mendatang.