Sembahyang Leluhur Marga Xiao di Musim Gugur, Merayakan Tradisi dan Memperkuat Hubungan Keluarga
Dalam upaya mempertahankan tradisi dan warisan budaya, Perkumpulan Marga Xiao Indonesia menggelar acara Sembahyang Leluhur bertepatan dengan musim gugur, yang berlangsung di Sekretariat Perkumpulan Marga Xiao Indonesia di Jalan Mangga Besar Raya Blok 38 BY Jakarta Barat, Minggu, (29/04/2024).
Acara ini dihadiri oleh puluhan anggota Marga Xiao yang ingin berpartisipasi dalam ritual penghormatan kepada para leluhur. Sembahyang Leluhur merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh komunitas Tionghoa di Indonesia selama berabad-abad, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada para nenek moyang. Musim gugur dipilih sebagai waktu pelaksanaan karena dianggap sebagai saat yang tepat untuk merenungkan perjalanan hidup dan menghormati warisan yang telah ditinggalkan oleh leluhur.
Dalam tahap ini, diucapkan doa atau kalimat penghormatan kepada leluhur, sebagai ungkapan syukur dan harapan. Setelah doa, sajikan makanan dan minuman di altar sebagai simbol persembahan kepada leluhur. Beberapa tradisi melibatkan pengambilan sedikit makanan oleh peserta sebagai tanda berbagi dengan leluhur.
Kua Umum Perkumpulan Marga Xiao Indonesia, Joko Saputra, menegaskan bahwa acara sembahyang leluhur yang digelar oleh organisasi ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga momen penting untuk mempererat hubungan antar anggota. Dalam pernyataannya, Joko menjelaskan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk berkumpul bersama, baik itu melalui makan siang di restoran atau kegiatan lainnya di musim-musim tertentu.
“Seluruh Marga Xiao diundang, tanpa terkecuali. Kami ingin semua anggota merasakan kebersamaan dalam acara ini,” ujar Joko.
Terkait manfaat dari acara sembahyang leluhur, Joko menjelaskan bahwa selain menghormati para leluhur, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antar anggota. “Tidak ada agenda khusus yang dibahas, kita hanya berkumpul dan bertemu. Ini adalah momen untuk memperkuat hubungan saudara,” katanya.
Sekjen Perkumpulan Marga Xiao Indonesia, Tjia Apeng, menekankan pentingnya acara sembahyang leluhur. Menurut Tjia Apeng Tujuannya adalah supaya semua anggota Marga Xiao diberkati dengan keselamatan, kesehatan, dan kesuksesan. “Ini adalah tradisi dari leluhur kita, dan kita menjalankannya sebagai bentuk penghormatan,” sambungnya
Lebih lanjut Tjia Apeng menjelaskan, acara sembahyang leluhur ini tidak hanya sekedar ritual keagamaan, tetapi juga sebagai momen berkumpul kembali. Tjia Apeng menyampaikan, “Kami jarang bertemu, mengingat anggota kami tinggal di berbagai daerah yang jauh. Bahkan, bisa jadi kami hanya berkumpul setahun dua kali.” Oleh karena itu, Perkumpulan Marga Xiao berkomitmen untuk mengadakan acara ini dua kali setiap tahun, yaitu saat musim semi dan musim gugur.
Lebih lanjut, Tjia Apeng menyoroti pentingnya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini. “Kami selalu berusaha untuk mendongkrak dan memajukan anak-anak muda agar mau bergabung dengan perkumpulan dan mengikuti sembahyang leluhur. Mereka adalah generasi penerus kita,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Perkumpulan Marga Xiao Indonesia Ismanto Siaw menekankan pentingnya memisahkan antara tradisi dan agama. Ia menjelaskan, “Kita perlu sampaikan bahwa untuk bersyukur dan menjalankan tradisi ini berbeda dengan agama. Agama adalah suatu ajaran yang menjadi jembatan menuju kehidupan dunia dan akhirat yang baik, sementara tradisi ini bertujuan untuk menghormati dan meningkatkan martabat leluhur kita.”
Ismanto menambahkan, kedua aspek tersebut harus dijalankan secara seimbang. “Dengan menjalankan tradisi yang baik dengan setulus hati, dan juga melaksanakan ajaran agama, kita akan mencapai kehidupan yang lebih sempurna, baik di dunia maupun di akhirat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya penyampaian pemahaman ini kepada generasi muda. “Kita perlu menekankan kepada keturunan kita bahwa tradisi dan agama itu berbeda, dan kedua-duanya memiliki nilai yang penting,” tutup Ismanto.
Setelah sembahyang leluhur, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama di restoran Grand Hwa Yen, Jalan Roa Malaka Utara, Jakarta. Acara ini turut dihadiri Yayasan Hainan Jakarta, Komunitas Perantau Kundur (KPK) dan Himpunan Keluarga Tungkal (HKT). Jambi Hopeng Club-Perkumpulan Jambi Banten (JHC PJB). Makan siang bersama ini diselingi oleh nyanyian lagu mandarin yang dibawah tamu undangan dan juga doorprize, dengan hadiah utama sepeda listrik.