Taman Nasional Kayan Mentarang menyimpan sejuta keindahan alam

0

Taman Nasional Kayan Mentarang

Taman Nasional Kayan Mentarang adalah hutan primer dan sekunder terbesar, yang meliputi wilayah seluas 1.360.500 hektar. Taman ini terletak di Bulungan, Kalimantan Timur, Indonesia, dengan cuaca lembab dan suhu sekitar 16 ° C – 30 ° C. Taman Nasional ini memiliki ketiggian 200 – 2258 meter di atas permukaan laut dan memiliki sekitar 3.100 mm curah hujan per tahun. Karena lokasi geografis, taman nasional ini diberkati dengan berbagai keanekaragaman hayati, mulai dari daerah dataran hutan hujan tropis sampai di daerah pegunungan, yang menjadi kepompong untuk berbagai jenis tumbuhan dan hewan langka.

Menariknya, masih banyak tumbuhan yang belum teridentifikasi, dan dianggap baru di Indonesia. terdapat 100 spesies mamalia (15 jenis diantaranya endemik), 8 jenis primata, lebih dari 310 jenis burung, dan 28 jenis diantaranya adalah endemik Kalimantan dan telah didaftarkan oleh ICBP (Komite Internasional untuk perlindungan burung) karena merupakan spesies yang terancam punah. Ada sekitar 20.000 – 25.000 orang suku Dayak, yaitu Dayak Kenyah, Punan, Lun Daye, dan Lun Bawang, tinggal di sekitar taman nasional ini. Mereka hidup berdampingan dengan lingkungannya dalam referensi pengetahuan lokal dan kesederhanaan. Keunikan itu terlihat dalam cara mereka melestarikan keanekaragaman alam. Banyak jenis warisan arkeologi seperti tempat pemakaman dan peralatan batu kuno dapat ditemukan di Taman Nasional ini. Diperkirakan bahwa Taman Nasional Kayan Mentarang merupakan salah satu situs arkeologi utama di Kalimantan. Di sini para pengunjung diundang untuk melakukan berbagai aktifitas di beberapa tempat, antara lain

Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong adalah tempat terbaik untuk menjelajah laut dan berenang. Panti Pegunungan Gunung Palung (1.116 meter di atas permukaan laut) dan Gunung Panti (1.050 meter di atas permukaan laut) adalah pilihan sempurna untuk hiking, mengamati flora dan fauna, menikmati air terjun, dan berkemah. Cabang Panti adalah pusat penelitian alam, yang memiliki fasilitas stasiun penelitian, pondok, dan perpustakaan. Wisatawan akan memiliki kesempatan untuk melihat orangutan, owa, dan monyet daun. Di Kampung Baru pengunjung dapat melakukan pengamatan terhadap monyet belalai. Matan dan Sungai Simpang merupakan tempat yang ideal bagi pengunjung untuk melakukan pengamatan di situs arkeologi, atau hanya ingin merasakn pengalaman yang menyenangkan dengan menyusuri derasnya arus sungai dengan perahu panjang.

Untuk mengakses Taman Nasional ini, wisatawan bisa menggunakan maskapai penerbangan yang tersedia dari Samarinda – Long ampung, dan Tarakan rute Long Bawan, selama kurang lebih satu jam perjalanan. Alternatif lain adalah dengan kapal dari Tarakan – Tanjung Selor – rute Long Pujungan. Menyusuri sungai Mentarang dengan menggunakan perahu akan memakan waktu sekitar 6 jam, dan perahu motor yang lebih kecil membutuhkan 1 hari untuk sampai ke sana. Atau, untuk mengakses bagian selatan taman ini, wisatawan dapat terbang dari Samarinda (Kalimantan Timur) atau Malinau ke bandara Long Ampung. Dari Long Ampung, perjalanan dilanjutkan menuju Data Dian (Kayan Hilir Desa), sekitar 5 jam perjalanan dengan perahu. Karena bahan bakar mahal, menggunakan perahu dianggap mahal, meskipun wisatawan mungkin menemukan setengah harga ketika pergi dengan penduduk setempat dengan perahu umum menuju ke Data Dian.

Taman Nasional Kayan Mentarang dianggap sebagai daerah terpencil, namun Anda bisa menginap di pemukiman suku Dayak yang ramah di dalam Taman Nasional. Desa-desa hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Berkemah di hutan mungkin menjadi alternatif lainnya. Namun, di sekitar kawasan Bawan Long, ada akomodasi yang nyaman dan bersih yaitu Agung Raya Inn. Biayanya Rp 50.000 per malam. Jika Anda lebih suka menginap di homestay, harganya mulai dari 50.000 – Rp 85.000 per hari dan ini termasuk 3 kali makan per hari. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *