Tarik Minat Wisatawan, Guar Bumi Ciparay Akan Tampilkan Atraksi Menarik

0
SEKOLLL

Jelang awal menanam padi sebelum datangnya musim hujan, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat akan menggelar acara budaya Guar Bumi Ciparay Majalengka di Alun alun Desa Ciparay Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka 29 Oktober 2017 mendatang. Acara yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini, akan diisi oleh berbagai atraksi menarik yang diharapkan menjadi daya tarik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) untuk datang ke Majalengka.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yakni acara ini akan mendulang kunjungan wisatawan pasalnya acara yang akan ditampilkan diyakini dapat menghipnotis semua pengunjung.

“Tinggal bagaimana kita mengemas dan mempromosikannya. Sayang sekali Majalengka yang punya banyak aset wisata yang potensial kalau tidak bisa dijual,” kata Esthy, di Jakarata, Sealsa, 17 Oktober 2017.

Ritual guar bumi atau sedekah bumi menjadi ritual penting di Majelengka,  karena ritual yang digelar setiap tahun ini, dianggap dapat melimpahkan hasil panen. Setiap tahun tepatnya di awal musim rendengan sering berkumpul dan doa bersama meminta keselamatan kepada sang pencipta. Sedekah bumi merupakan sebuah ritual perenungan diri bahwa semua manusia berasal dari bumi, dan manusia juga hidup di bumi.

Apa yang disampaikan Esthy dikuatkan oleh Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar, Wawan Gunawan. Wawan pun dengan lancer menjelaskan secara detail kegiatan yang dihadirkan dalam ritual ini. Karnaval Dongdang dan Tombak  menjadi kegiatan yang paling banyak menyita perhatian wisatawan. Selain itu juga ada karnaval bebegig (orang-orangan) sawah yang disiapkan untuk menyapa para  wisatawan.

Ternyata tak berhenti sampai di situ ada lagi yakni penyajian tumpeng nasi kuning dan panggang ayam kampong serta makanan-makanan tradisional. “Sangat mempesona dan asik untuk disaksikan,” tambahnya.

Sebelum ritual ini digelar, beberapa tokoh masyarakat bersama pemdes ritual terlebih dahulu.Mereka memanjatkan doa dan saling bertukar makananan khas sedekah bumi yakni ketupat dan lepet (makanan yang terbuat dari ketan seperti lontong).
“Kemudian makanan tersebut akan ditaruh di atas pintu rumah warga masing-masing. Maksud dan tujuannya adalah untuk memohon berkah sekaligus meminta izin kepada Tuhan yang Maha Esa, sebelum para petani melakukan aktivitas di musim rendengan (hujan),” jelasnya.

Sejumlah tari-tarian tradisional juga akan mengiringi acara gaur bumi seperti Tari Topeng, Sampyong Genjring dan permainan irama musik Calung. Selain itu, ada juga Pameran Kerajinan dan Kuliner Desa dan napak Tilas Desa serta agenda mengunjungi situs peninggalan sejarah Hulu Dayeuh. “Dan yang tak kalah seru adalah Pagelaran Wayang Kulit Langen Budaya yang menghadirkan dalang kondang Ki Dalang H Rusdi. Nanti juga akan diisi Tausiyah Kebudayaan bersama KH Maman Imanulhaq, yang akan dilaksanakan pada hari Minggu mulai jam 7 malam,” tandasnya.

Menpar Arief Yahya mengatakan bahwa budaya memang menjadi atraksi pariwisata paling kuat dan sustainable. Dan dia masih konsisten menyebutkan bahwa kebudayaan itu makin dilestarikan akan semakin mensejahterakan. “Kesenian dan budaya terus kita support untuk terus hadir dan melengkapi atraksi untuk wisatawan. Makanya setiap kali ada event seperti ini kita harapkan masyarakat sekitar mendapatkan dampak perekonomian. Dan pasti ada profit di sana bagi masyarakat,” kata Menpar Arief Yahya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *