Trek agar sampai ke Pulau Rote
Untuk mengunjungi Pulau Rote, terbanglah ke Kupang di Pulau Timor. Ada beberapa penerbangan domestik dari Surabaya, Jawa Timur menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur, diantaranya Garuda Indonesia, Batavia Air, Sriwijaya Air dan Lion Air. Dengan menggunakan penerbangan sore yakni Batavia Air pada pukul 16.45 WIB akhirnya saya sampai juga di El Tari Airport Kupang pada pukul 19.55 WITA. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke tujuan utama yakni Kepulauan Rote. Anda akan mendarat di Bandara El Tari dimana selanjutnya menuju Pelabuhan Laut Tenau.
Bila waktu terlanjur petang maka ada baiknya Anda menginap di Kupang. Dari Tenau, Anda akan menyebrangi lautan ke Ba’a di Pulau Rote. Banyak pilihan untuk menuju Pulau Rote, bisa mengunakan pesawat kecil ‘Susi Air’ dari El Tari Airport Kupang menuju Rote Ndao, atau bisa dengan naik kapal ferry cepat dari Pelabuhan Tenau menuju Pelabuhan Baa di Rote Ndao. Kalau ingin yang lebih murah lagi bisa menggunakan kapal ferry biasa dari Pelabuhan Bolok menuju Pelabuhan Pantai Baru dengan biaya jauh lebih murah dan perjalanan jauh lebih lama.
Perjalanan akan ditempuh selama 2 jam dengan menggunakan feri cepat atau sekitar 4,5 jam dengan feri biasa. Setiba di pelabuhan Ba’a Rote, Anda dapat melihat pantai berair jernih dan pohon-pohon bakau menghiasi sekelilingnya. Ada juga dermaga dengan suasana pantai pasir putih, pertokoan serta rumah penduduk beberapa rumah penduduk dengan ciri khas pagar yang terbuat dari pelepah daun lontar yang telah mengering. Jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok membawa Anda menikmati hamparan bukit yang luas dengan hewan-hewan berkeliaran. Dari Ba’a naiklah transportasi umum dengan waktu 2 jam perjalanan untuk tiba di Desa Nemberala.
Banyak pilihan untuk menuju Pulau Rote, bisa mengunakan pesawat kecil ‘Susi Air’ dari El Tari Airport Kupang menuju Rote Ndao, atau bisa dengan naik kapal ferry cepat dari Pelabuhan Tenau menuju Pelabuhan Baa di Rote Ndao. Kalau ingin yang lebih murah lagi bisa menggunakan kapal ferry biasa dari Pelabuhan Bolok menuju Pelabuhan Pantai Baru dengan biaya jauh lebih murah dan perjalanan jauh lebih lama. Dekat pintu keluar Pelabuhan Tenau terlihat angkutan umum ‘Dolo Rossa’ dan mobil bison warna merah bertuliskan Nembrala. Mobil warna putih bertuliskan ‘Dolo Rossa’ dan ‘Nembrala’ merupakan angkutan umum dari Pelabuhan Tenau menuju Desa Nembrala dengan biaya Rp. 25.000,- per orang.
Bila charter angkutan tersebut dikenai biaya Rp. 250.000,- per mobil. Selain angkutan umum juga ada ojek dan mobil jemputan tamu/wisatawan milik salah satu resort di Nembrala Beach. Sebelum memutuskan naik angkutan umum, mampir sebentar ke Bank, hanya ada 2 bank di Kota Baa yakni Bank BRI dan Bank NTT yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Tenau dan bisa berjalan kaki untuk menuju kesana. di kota inilah terakhir kita bisa menarik uang karena setelah itu kita tidak akan menjumpai Bank dan ATM lagi sampai di Nembrala.
Nembrala adalah surganya bagi peselancar yang sudah tersohor ke berbagai negara sebagai tempat favorit untuk surfing. Tak heran bila pengunjung terbanyak adalah orang asing yang ingin berselancar. Pada musim kemarau yakni mulai dari April dan puncaknya Juli s/d September, ombak akan sangat besar di Nembrala. Khabarnya ‘Surfing Festival’ tahun ini akan diadakan sekitar pertengahan Bulan September atau awal Bulan Oktober di Pantai Boa, yang merupakan tempat paling indah dan ombak paling ideal untuk surfing di Pulau Rote. Sayang sekali, saya mengunjungi tempat itu di awal Bulan September sehingga tidak bisa menyaksikan festival tersebut. Safe trip ya. (arf)