Untar Gelar ICEBM ke-13, Mengulas Strategi Bisnis Berkelanjutan untuk SDGs
Universitas Tarumanagara (Untar) sukses menyelenggarakan International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM) ke-13 pada Kamis, 14 November 2024, bertempat di kampus II Untar, Jakarta.
Konferensi kali ini mengangkat tema “Pendekatan Inovatif untuk Integrasi Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasi Bisnis,” dengan fokus utama pada bagaimana dunia bisnis dapat berperan aktif dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dalam pidato pembukaannya, Rektor Untar, Prof. Dr. Amad Sudiro, , mengungkapkan bahwa SDGs adalah panduan global untuk menciptakan dunia yang lebih baik pada tahun 2030. Menurutnya, meskipun pemerintah memiliki peran penting, keberlanjutan dalam bisnis juga harus menjadi bagian integral dari setiap strategi perusahaan.
Ia menekankan bahwa masyarakat kini tidak hanya mengharapkan keuntungan ekonomi dari bisnis, tetapi juga kontribusi positif terhadap perubahan sosial dan lingkungan.
“Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan lebih dari sekadar bantuan pemerintah. Hal ini mengharuskan keberlanjutan menjadi inti dari bisnis yang dilakukan,” ungkapnya.
Konferensi ini juga merupakan bagian dari upaya kolaborasi internasional antara Untar dan sejumlah perguruan tinggi mitra, seperti Universitas Tunku Abdul Rahman (TAR UMT), INTI International University Malaysia, dan Kun Shan University (KSU) Taiwan.
Ketua Komite ICEBM ke-13 Dr. Hetty Karunia Tunjungsari, melaporkan bahwa konferensi ini terselenggara berkat kerja sama erat dengan institusi-institusi tersebut, serta dukungan dari Universitas Ciputra, Universitas Bunda Mulia Jakarta, dan Universitas Mahasaraswati Denpasar Bali.
ICEBM 2024 ICEBM 2024 menghadirkan beberapa pembicara utama yang memberikan wawasan penting mengenai keberlanjutan dalam dunia bisni. Mereka yakni dari INTI International University Malaysia Assoc. Prof. Dr. Wong Chee Hoo. Kemudian ada Dr. Mothilal De Silva (CEO dan Co-Founder Internet Plus Asia, Sri Lanka) serta Charles Saerang, Ph.D. (Ahli Jamu dan Pemilik PT JMK). Hadir pula Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untar Prof. Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., M.B.A.
Prof. Dr. Wong Chee Hoo menyampaikan pembahasan mendalam tentang konsep Circular Economy (CE). Wong menjelaskan bagaimana CE dapat menggantikan model ekonomi linear dengan sistem yang lebih berkelanjutan, di mana produk dan sumber daya dipertahankan lebih lama melalui proses regeneratif. Ia juga memaparkan berbagai praktek ramah lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Malaysia, seperti pengurangan emisi karbon, pemanfaatan sumber daya terbarukan, dan pelatihan digital bagi karyawan.
Pada kesempatan ini, Prof. Wong menyoroti upaya perusahaan dalam mencapai agenda penting SDGs . Bagi perusahaan besar, masalah SDGs mungkin tidak terlalu berat karena mereka memiliki sumber daya yang cukup, baik dalam hal kapasitas internal maupun kemampuan untuk menyewa ahli yang dapat memberikan nasihat tentang implementasi SDGs.
“Namun, bagi perusahaan kecil dan menengah, tantangannya berbeda. Menurutnya, perusahaan-perusahaan ini sering kali kesulitan karena keterbatasan sumber daya dan pengetahuan internal mengenai SDGs,” sambungnya.
Sementara itu, Charles Saerang, Ph.D., mengungkapkan pandangannya mengenai peran penting SDGs dalam dunia bisnis dan pentingnya kolaborasi antara sektor akademik, bisnis, dan pemerintah.
Menurut Charles, SDGs bukan hanya sekedar teori atau tujuan jangka panjang, tetapi juga sebuah pandangan ke depan yang harus diantisipasi dengan bijaksana. “SDGs itu bisa diterapkan dengan pemikiran ke depan, agar kita bisa berkembang tanpa menimbulkan masalah besar di masa depan. Kita harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Charles juga menggarisbawahi bahwa pencapaian SDGs memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, bukan hanya satu sektor saja.
“Tidak cukup hanya teori. Harus ada pertemuan-pertemuan lanjutan antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah. Hanya dengan menyatukan persepsi antara ketiga pihak ini, kita bisa memastikan SDGs dapat berhasil diwujudkan,” tambahnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tarumanagara (Untar), Prof. Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., M.B.A., mengatakan hasil dari seminar ini akan menghasilkan prosiding atau kumpulan makalah akademis yang dipublikasikan setelah seminar atau konferensi yang dapat bermanfaat bagi para akademisi
“Bagi akademisi, ini adalah peluang untuk meningkatkan kualitas diri mereka, karena karyanya dipublikasikan dan dapat diakses oleh semua orang,” ujarnya.
Menurutnya, prosiding ini juga akan memberikan manfaat yang lebih luas, karena hasilnya dapat diakses publik secara global melalui platform daring seperti Google. Dengan demikian, penelitian dan pemikiran yang dihasilkan dari konferensi ini tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan akademisi, tetapi juga oleh masyarakat luas.
“Prosiding ini bisa dibaca oleh siapa saja, di mana saja. Semua orang dapat menikmati hasil dari seminar ini,” tambah Prof. Sawidji.
“Suatu saat, jika pemerintah membutuhkan masukan atau rekomendasi terkait SDGs atau keberlanjutan dalam bisnis, prosiding ini akan menjadi referensi,” tambahnya.
Salah satu highlight dari acara ini adalah sesi pertukaran mahasiswa antara Untar dan KSU Taiwan. Mahasiswa KSU berkesempatan mendengarkan materi kuliah dari Prof. Ariawan Gunadi, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Untar, yang membahas topik “Sustainable Development in Emerging Economies: Balancing Trade and Environment Policy”. Sementara itu, mahasiswa Untar mendapatkan wawasan dari Assoc. Prof. Linda Linchin Lin dari KSU Taiwan mengenai pengaruh Pilar ESG (Environmental, Social, and Governance) terhadap strategi pemasaran perusahaan.