WWF Indonesia Ajak Masyarakat Selamatkan Hutan Borneo

0
hutan borneo

Belum lama ini WWF Indonesia bersama WWF Malaysia merilis Ringkasan Eksekutif publikasi yang berjudul “The Environmental Status of Borneo 2016”. Ringkasan ini dirilis untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dalam ringkasan tersebut   digambarkan secara umum mengenai status dan isu lingkungan hidup yang ada di Borneo dan disebarluaskan untuk meningkatkan kesadaran dan mendapatkan dukungan kolektif dalam upaya penyelamatan hutan Borneo.

Seperti yang dilaporkan dalam ringkasan WWF ini, disebutkan Status hutan Borneo  kini dalam bahaya. Kondisi itu lama kelamaan akan dapat menghilangkan  ekosistem utamanya yang sangat penting bagi kelangsungan jangka panjang masyarakat lokal dan ekonomi – baik nasional maupun regional – bagi Brunei Darussalam, provinsi-provinsi Kalimantan di Indonesia, dan negara bagian Malaysia di Sabah dan Sarawak. Berdasarkan laporan tersebut, sekitar 74 juta hektar tutupan hutan secara keseluruhan telah menurun menjadi 55% pada tahun 2015 dan di daerah hutan tertutup, fragmentasi tersebar luas dengan deforestasi terus meningkat. Dalam skenario business-as-usual (BAU) atau bisnis seperti biasa, pada tahun 2020, diperkirakan Borneo bisa kehilangan 75% hutannya.
Meskipun ada banyak tantangan, laporan tersebut juga memberikan kabar baik di beberapa bidang ekosistem. Kawasan yang dikenal sebagai Jantung Borneo, yang berada di tengah pulau ini, memang bernasib jauh lebih baik dibandingkan dengan dataran rendah dan daerah pesisir. Menyoroti kemungkinan kebijaksanaan, pemikiran dan keberhasilan yang dicapai dari deklarasi HoB tahun 2007, banyak pekerjaan telah dilakukan oleh ketiga negara anggota HoB serta para pendukung inisiatif tersebut, baik lokal maupun internasional, dan bukan hanya WWF.

Dato’ Dr Dionysius Sharma, Direktur Eksekutif/CEO WWF-Malaysia mengatakan hanya tindakan cepat disertai semangan kebersamaan yang dapat menyelamatkan hutan Borneo.

“Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini merupakan kesempatan yang baik untuk menarik perhatian pada keadaan lingkungan yang kita jalani bagi generasi mendatang. Kita perlu bertindak cepat untuk menyelamatkan hutan Borneo. Bersama-sama, kita dapat membantu membuat satu dari hamparan hutan terakhir di Borneo yang tersisa di dunia menjadi tempat tinggal yang lebih baik, bagi kita manusia maupun bagi keanekaragaman hayati yang tumbuh subur di pulau hutan hujan tropis yang unik ini,” ujar. Dionysius .

“Inisiatif Heart of Borneo atau Jantung Borneo hingga saat ini telah berjalan selama sepuluh tahun dan mendapat dukungan dari semua pemangku kepentingan utama kami,” kata Benja V. Mambai, PLT CEO WWF-Indonesia. “Sangat penting untuk memiliki gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai status hutan Borneo sekarang dan sebelumnya, termasuk HoB, untuk melihat di mana perubahan besar kondisi ekologis terjadi. Ini akan membantu kami dalam memantau serta merencanakan usaha masa depan kita di pulau ini dengan lebih baik. Seperti yang tertulis dalam laporan ini, kami berharap hasil analisis yang ada akan memandu pihak berwenang dan pemangku kepentingan untuk mengambil langkah efektif untuk mengatasi keadaan lingkungan yang menurun,” tambahnya.

Laporan lengkap WWF Environmental Status of Borneo 2016 akan dirilis akhir bulan ini. Dan merupakan edisi ketiga laporan yang merinci kondisi kritis ekosistem dan indikator tumbuhan dan hewan. Tujuan dari laporan ini diharapkan dengan menggunakan indikator dalam menilai perubahan lansekap dan penurunan tutupan hutan dengan membuat referensi ke tingkat historis, dan kemudian dalam tiga hingga lima tahun interval, dari tahun 2005 sampai 2015.

.
Dipenghujung  ringkasannya WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia berkomitmen untuk terus mendukung ketiga pemerintah dalam mengimplementasikan inisiatif HoB dan mendorong setiap orang untuk mengambil bagian menjaga hutan ini agar terwujudkan masa depan HoB dan pulau Borneo secara lebih baik, serta membantu mempertahankan keberlanjutan sumber daya alam yang ada, untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan. (Sumber WWF Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *