54 Karya Arsitek Indonesia Bakal Unjuk Gigi di Korsel Melalui IAW Seoul 2017

54 karya arsitek Indonesia siap menggoyang Korea Selatan melalui event “Indonesian Architect Week Seoul 2017”, yang akan digelar pada tanggal 2-10 September 2017 di ART Space : cultural complex Haenghwa– Tang 613-11 Ahyeon-Dong, Mapo-gu, Seoul, Korea Selatan. Event yang didukung oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Korea Selatan ini, bertujuan untuk mempopulerkan peran dan karya arsitek Indonesia pada dunia internasional, menginformasikan kemajuan dan aktifitas arsitek Indonesia bagi kemajuan dunia arsitektur, mendorong inovasi dan memotivasi arsitek Indonesia, serta mempererat silaturahmi arsitek Indonesia dengan komunitas arsitek dunia khususnya arsitek Korea Selatan.
Pameran dilaksanakan bertepatan pada penyelenggaraan Kongres Arsitek Dunia (International Union of Architects), yang akan dihadiri oleh arsitek-arsitek dari seluruh dunia. Kesempatan ini, menjadi peluang emas bagi arsitek Indonesia untuk unjuk gigi dihadapan arsitek dunia dan pengunjung lain serta dapat menjalin relasi sesama arsitek antar negara. Mengingat tema kongres UIA tahun ini adalah “Soul of City”, maka pameran ini akan menjadi sebuah cerita mengenai reaksi arsitek-arsitek Indonesia dalam menghadapi situasi perkotaan yang terjadi di Indonesia dewasa ini.
Karya yang akan ditampilkan nanti , telah dipilih 2 orang kurator, yaitu Danny Wicaksono dan Defry Ardianta. Danny Wicaksono seorang arsitek muda yang lulus dari Universitas Trisakti pada tahun 2006. Danny mendirikan studio desain arsitektur sendiri yang diberi nama Studio Dasar. Defry Ardianta lulus pendidikan sarjana Arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).
Melanjutkan studi S-2 Arsitektur di Institut Teknologi Bandung hingga 2009. Saat ini bekerja sebagai staf pengajar di ITS dan Prinsipal Arsitek di firma Ordes Arsitektur berbasis di Surabaya Dalam IAWS2017 ini, kurator ingin menampilkan hasil-hasil karya arsitek Indonesia yang diikat oleh satu garis merah yang serupa, agar ada cerita yang dapat terjalin dan dibagi kepada publik lebih luas.
Setelah melalui proses seleksi oleh tim Kurator, tersaring sebanyak 54 karya, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jenis karya yang terpilih yang juga akan disuguhkan dalam pameran ini meliputi panel berukuran 60cm x 60cm yang memuat deskripsi tentang gagasan- gagasan arsitektur dalam menghadapi permasalahan sebuah kota serta dilengkapi dengan maket yang mendukung presentasi. Pameran ini menyajikan upaya yang dilakukan oleh arsitek Indonesia untuk mengambil peran positif di tengah perkembangan yang terjadi di kota-kota Indonesia, melalui desain mereka.
Kegiatan ini sebelumnya pernah diselenggarakan di Tokyo pada tahun 2011 dengan nama Indonesian Architects Week Tokyo 2011. Kesuksesan di Tokyo menjadi landasan untuk kembali menggelar event yang sama di Soeul September nanti.