Indonesia Siap Produksi Mobil Listrik Nasional Pada Tahun 2020

0
Sebuah mobil listrik, Selo, dipamerkan pada masyarakat Surabaya, pada car free day di Jl Raya Darmo Surabaya, Minggu (8/12)

Mobil listrik yang diberi nama Selo dipamerkan pada car free day di Jl Raya Darmo Surabaya, Jatim, Minggu (8/12). Kemenriset memperkenalkan dua kendaraan berbasis listrik karya anak bangsa yang diberi nama Selo dan Ahmadi. ANTARA FOTO/Eric Ireng/ss/Spt/13

Indonesia akan menunjukan taringnya kepada dunia di bidang otomotif. Pada tahun 2020 mendatang,  Pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)  menyatakan kesiapannya untuk memproduksi  secara massal mobil listrik buatan anak negeri.  Selain penyiapan regulasi, Kemenristekdikti membentuk tim untuk mengembangkan kendaraan hemat energi tersebut.

Tim  yang dibentuk berasal dari tim tersebut melibatkan 4 perguruan tinggi dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ke empat perguruan tinggi itu yakni Universitas Indonesia (UI), Intitut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

“Kemenristekdikti yang terkait mobil listrik sudah kami bentuk tim, yang melibatkan perguruan tinggi dan BPPT juga, 4 perguruan tinggi yang kami tugaskan untuk mengembangkan mobil listrik, targetnya 2020 lah. Itu kita bisa melakukan produksi di dalam negeri,” kata dia di Gedung BPPT Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2017.

Dipilihnya 4 perguruan tinggi tersebut karena memiliki fakulatas teknik yang fokus pada komponen mobil listrik. Komponen itu diantaranya meliputi  baterai, mekatronik, dan lain sebagainya.

“Jadi kombinasi, karena mobil listrik itu komponennya dan mereka yang punya kelebihan ini kami gabungkan jadi satu,” ujar dia.

Dia menuturkan, prototipe mobil listrik sudah berhasil dibuat. Pengembangan terus dilakukan supaya bisa diproduksi massal.

“Massal target di 2020, kita ke sana. Tapi nggak bisa langsung kan, ini proses yang harus dilakukan, sertifikasi harus dilakukan karena ini proses. Motor sudah selesai, mudah-mudahan segera masuk industri, kemudian dilanjutkan mobil listrik,” tandas dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyambut positif rencana pemerintah untuk kembali mengembangkan mobil listrik. Pengembangan mobil listrik diharapkan dapat menyerap pasokan listrik, yang diperkirakan surplus seiring gencarnya pembangunan pembangkit listrik pada program pemerintah.

Masyarakat pun diminta tidak perlu khawatir dengan pasokan listrik jika program mobil listrik jadi berjalan. Sejumlah daerah saat ini tercatat memiliki surplus pasokan listrik.

“Kami bersyukur sekali kalau dikembangkan di Indonesia, karena menyerap listrik. (Pasokannya cukup?) Sangat cukup. Jawa Timur saja masih 40 persen surplusnya. Kita tidak perlu khawatir,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Sementara itu terkait regulasi, Dewan Energi Nasional (DEN) mengusulkan agar  pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang ramah dan mendukung terciptanya investasi EBT kedepan. Anggota DEN Rinaldy Dalimi regulasi harus bisa mendorong mekanisme pasar sehingga pasar juga tergerak untuk bisa memanfaatkan EBT.

Rinaldy menjelaskan, regulasi yang tepat bisa mendorong pemanfaatan EBT sehingga target 2025 terkait implementasi EBT bisa terealisasi. Ia menjelaskan, regulasi yang ramah untuk dunia usaha menjadi poin penting.

“Untuk bisa mendorong pasar, maka pemerintah harus melakukan inisiasi dengan mencitpakan regulasi yang ramah investasi dan mendorong dunia usaha,” ujar Rinaldy di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 4 Agustus 2017.

Ia beraharap regulasi tersebut bisa menopang pemanfaatan EBT dalam jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *