Akui Ada Kesalahan Terkait Jatuhnya Pesawat Lion Air, Kemenhub Tegur Boeing

0
GettyImages-1409776356-cdcf70cba6704e2797f725752bf033bd

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara menegur keras produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, terkait kecelakaan lima tahun lalu yang dialami maskapai Lion Air. Insiden ini, bersama dengan kecelakaan Ethiopian Airlines, menjadi sorotan utama setelah munculnya pengakuan kesalahan dari Boeing.

Mokhmmad Khusnu, Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, menyampaikan dalam pernyataan resminya pada Rabu, 10 Juli 2024, bahwa pihaknya memberikan perhatian serius terhadap pengakuan kesalahan Boeing. “Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menaruh perhatian serius atas pengakuan kesalahan oleh Boeing atas peristiwa yang menimpa Lion Air dan Ethiopian Air,” ujarnya.

Ditjen Perhubungan Udara mendesak Boeing untuk segera memulihkan kepercayaan publik dengan memberikan kompensasi kepada maskapai yang terkena dampak serta keluarga korban. “Langkah tersebut penting dilakukan mengingat Boeing telah menghadapi krisis kepercayaan terkait catatan keselamatan,” tegas Khusnu.

Untuk memastikan keselamatan penerbangan di masa mendatang, Ditjen Perhubungan Udara akan terus meningkatkan pengawasan terhadap kelaikan pesawat. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keamanan penerbangan bagi masyarakat setelah pengakuan kesalahan dari Boeing.

Boeing Mengaku Bersalah dan Mencapai Kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS

Di sisi lain, Boeing mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS terkait dua kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX. Insiden ini menewaskan sekitar 346 penumpang dari Lion Air dan Ethiopian Airlines.

“Kami telah mencapai kesepakatan prinsip tentang syarat penyelesaian dengan Departemen Kehakiman AS yang masih memerlukan pengesahan dan persetujuan syarat-syarat tertentu,” ungkap Boeing dalam pernyataan resmi mereka.

Kesepakatan ini muncul setelah Departemen Kehakiman AS menyimpulkan bahwa Boeing bersalah atas tuduhan penipuan kriminal terkait proses sertifikasi pesawat 737 MAX. Minggu lalu, Boeing menghadapi tenggat waktu untuk menerima atau menolak proposal Departemen Kehakiman AS, yang mengharuskan perusahaan tersebut mengakui kesalahan dalam penipuan selama proses sertifikasi.

Masalah hukum terbaru ini dipicu oleh keputusan Departemen Kehakiman AS pada pertengahan Mei, yang menyatakan bahwa Boeing telah melanggar kesepakatan penundaan penuntutan (DPA) 2021 dengan gagal memenuhi persyaratan untuk memperbaiki program kepatuhan dan etika setelah kecelakaan MAX.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *