Anda berani, coba yang satu ini (Part 2)

0

toko-merah

Sebelumnya kita telah membahas beberapa, sekarang kita lanjut lagi ya. Pernahkah anda berfikir kalau yang namanya toko bisa membawa kesan angker, untuk yang satu ini anda patut mencobanya. Toko Merah adalah bangunan yang tak boleh terlewat. Bangunan ini sudah ada sejak ratusan tahun silam, melintasi zaman kolonial dan sempat jadi toko milik pedagang China. Dari kejauhan, toko ini sudah tampak mencolok. Warna merahnya langsung menyergap sudut mata. Arsitektur ala zaman kolonial juga terlihat jelas lewat jendela-jendela yang tinggi. Toko Merah, begitu banyak orang menyebutnya, terletak di jalan persis di samping Sungai Ciliwung.

Walaupun mencolok, Toko Merah tampak serasi dengan deretan gedung era kolonial di samping kiri dan kanannya. Jl Kalibesar Barat, Jakarta Kota, yang di masa VOC merupakan pusat kota Batavia, terdapat sebuah gedung yang hampir seluruh bagian depannya berwarna merah. Toko Merah, nama gedung itu, terletak berdekatan dengan stadhuis (Balaikota Batavia), kini masih tetap berdiri kokoh meskipun telah berusia tiga abad. Sejumlah gubernur jenderal VOC pernah mendiami gedung ini, yang kala itu terletak di tengah kota Batavia berbenteng.

Setelah peristiwa berdarah pembantaian warga Tionghaa, Van Imhoff yang kelahiran Jerman, kemudian diangkat sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda (1743-1750). Di gedung yang kini dikenal sebagai Toko Merah itu ia juga mendirikan Akademi Maritim (Academiede Marine). Akademi ini diresmikan 7 Desember 1743. Toko Merah, menurut Thomas B Ataladjar, pernah digunakan sebagai kantor Jacobson van den Berg, sebuah perusahaan multinasional milik Belanda.

Pada 1957, ketika hubungan RI-Belanda memburuk, Jacobsonvan den Berg dan semua perusahaan milik Belanda diambil alih. Sementara ribuan warga Belanda dan Indo Belanda meninggalkan Indonesia. Toko Merah juga merupakan saksi sejarah betapa menyedihkan nasib para budak di Batavia kala itu. Mereka dijualbelikan dan diperlakukan seperti binatang. Di tempat ini pernah dilelang sebanyak 162 budak belian. Masih ada yang masih menyeramkan, yang tadi kita sudah melihat toko nah sekarang kita akan melihat mal yang masih banyak dan katanya masih sering terjadi hal-hal yang tidak bisa di jelaskan.

Kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998 ternyata menyisakan kisah-kisah menyeramkan yang masih terus berhembus hingga kini. Salah satu lokasi paling menyeramkan dengan latar belakang peristiwa kerusuhan Mei 1998 adalah Mal Klender di kawasan Klender, Jakarta Timur. Pada saat kerusuhan berlangsung, pusat perbelanjaan yang dulunya dikenal dengan nama Yogya Department Store ini dibakar oleh massa. Puluhan bahkan ratusan pengunjung yang terkurung akhirnya tewas secara mengenaskan. Paska kejadian tersebut, banyak orang mengalami kejadian aneh yang sulit dijelaskan dengan akal sehat. Sebagai contoh, seorang supir angkot mengaku pernah melihat sekelompok orang di depan Mal Klender, namun semuanya menghilang ketika mobil sudah mendekat.

Warga sekitar juga mengaku mencium bau hangus di sekitar Mal Klender pada malam-malam tertentu. Saat kerusuhan Mei tahun 1998, ada salah satu pertokoan di daerah Klender yang dijarah dan dibakar massa. Kebakaran ini menyebabkan ratusan korban jiwa, di antaranya pegawai pertokoan, pengunjung, dan para penjarah. Usai kerusuhan tersebut, dilaporkan banyak kejadian aneh, misalnya, segerombolan orang menyetop angkot di depan pertokoan, ketika sudah jalan sekitar 100 meter, semua penumpang angkot tersebut wajahnya berubah menjadi hangus. Semenjak pertokoan ini dibangun dan ramai kembali di tahun 2000, sudah tidak banyak lagi kejadian mistis di sekitarnya. Ini mungkin juga karena warga masih menghormati dan memperingati hari berkabung setiap tanggal 14 Mei. Namun demikian, menurut penuturan warga, jika Anda duduk sendiri di sebelah booth telepon koin di halaman pertokoan pada malam Jumat pukul 1 pagi, Anda akan ditemani oleh sosok lain di dekat Anda. Dahulu, sekitar 15 jenazah korban kerusuhan sempat ditampung sebelum dievakuasi di sekitar telepon umum tersebut. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *