ASMINDO Gelar Rakernas 2025, Fokus Transformasi Industri Mebel dan Kerajinan

Guna memantapkan kinerja organisasi dan meningkatkan kapasitas industri, Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 yang berlangsung pada tanggal 7-8 Februari 2025 di Hotel Vivere, Gading Serpong, Tangerang. Rakernas kali ini dihadiri oleh berbagai unsur penting dalam industri mebel dan kerajinan, mulai dari pengurus ASMINDO pusat hingga perwakilan dari pemerintah.
Acara dibuka oleh Ketua Umum ASMINDO, Dedy Rochimat, yang didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi, yang mewakili Menteri Perdagangan, serta Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Produk dan Pengolahan Industri Nasional, Adie Pandiangan, yang mewakili Menteri Perindustrian. Tema besar yang diusung dalam Rakernas kali ini adalah “Transformasi dan Kolaborasi dalam Peningkatan Kapasitas Industri Permebelan dan Kerajinan Berkelanjutan untuk Mendorong Penguasaan Pasar Domestik dan Ekspor.”
Tema ini dipilih sebagai upaya untuk mendorong transformasi industri mebel dan kerajinan Indonesia yang lebih modern dan efisien, serta meningkatkan daya saing produk dalam pasar domestik dan ekspor.
Rakernas ini diikuti oleh berbagai pihak yang terlibat langsung dalam industri mebel dan kerajinan khususnya yang berada di bawah bendera ASMINDO, termasuk Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, dan Dewan Pengurus Pusat ASMINDO, serta perwakilan dari Komda-Komda (Komite Daerah) ASMINDO yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada pembukaan Rakernas, salah satu acara yang menarik perhatian adalah peluncuran roadmap atau peta jalan industri mebel dan kerajinan nasional untuk periode 2025-2030. Peluncuran tersebut bertujuan untuk memberikan arah yang jelas mengenai strategi pengembangan industri ini dalam jangka panjang. Roadmap ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku industri dalam mengambil langkah-langkah penting untuk meraih target pasar domestik dan internasional.
Selain itu, pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama antara ASMINDO dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kerja sama ini berfokus pada penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pengolahan rotan dan bambu sebagai bahan baku utama untuk industri mebel dan kerajinan. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan industri mebel dan kerajinan Indonesia dapat mengembangkan produk yang lebih inovatif dan ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kualitas bahan baku yang digunakan.
Tak hanya itu, pada malam hari, digelar pengumuman pemenang Asmindo Young Furniture Design Award 2025. Pengumuman ini dilakukan saat acara Acara Gala Dinner Rakernas ASMINDO.

Pada hari kedua, Sabtu, 8 Februari 2025, Rakernas dilanjutkan dengan berbagai agenda penting. Salah satu momen yang menarik perhatian peserta adalah sesi pembekalan yang disampaikan Dewan Pakar ASMINDO, Mayjen TNI Dr. Agustinus Purboyo. Dalam kesempatan tersebut, Agustinus memberikan paparan dengan tajuk “Leadership Untuk Mendukung Peningkatan Kinerja ASMINDO”.
Sesi berikutnya di hari kedua, yakni laporan dan evaluasi kinerja dari setiap Komda ASMINDO di seluruh Indonesia. Kegiatan ini menjadi ajang untuk mengevaluasi pencapaian, tantangan, dan strategi yang telah diterapkan di setiap daerah, serta memberikan ruang bagi setiap Komda untuk berbagi pengalaman dan ide guna memperkuat posisi industri mebel dan kerajinan tanah air.

Dalam sesi laporan kinerja, perwakilan dari berbagai Komda menyampaikan perkembangan yang telah dicapai selama tahun lalu, serta rencana aksi yang akan dilaksanakan di tahun 2025. Evaluasi ini menjadi sangat penting, mengingat tantangan yang dihadapi oleh industri mebel dan kerajinan semakin kompleks, mulai dari persaingan pasar global hingga isu-isu terkait keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Ketua Umum ASMINDO Dedy Rochimat memberikan penekanan terkait beberapa isu penting dalam Rakernas ASMINDO tahun ini. Dalam pernyataannya, Dedy menyebutkan bahwa fokus utama organisasi adalah penguatan internal untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang ada.

“Kami mengharapkan agar organisasi kita semakin kuat, sehingga kita bisa lebih siap menghadapi kesempatan maupun kesulitan yang sedang terjadi,” ujar Founder & CEO Vivere Group ini.
Menurutnya, tantangan besar yang dihadapi industri Indonesia saat ini adalah masalah geopolitik serta peningkatan ekspor. Dedy menegaskan bahwa kedua hal tersebut perlu terus diperhatikan dan dikelola dengan baik agar dapat memaksimalkan potensi yang ada.
“Geopolitik dan situasi internasional, seperti hubungan Amerika dengan Indonesia, menjadi faktor yang mempengaruhi. Kita harus siap-siap menghadapi ini. Harapan kami adalah ekspor bisa meningkat, dan yang terpenting, kita harus siap memanfaatkan peluang yang ada,” tambahnya.

Salah satu hal yang ditekankan Dedy adalah perlunya dukungan pemerintah, terutama dalam hal regulasi. Menurutnya, kelancaran pasokan bahan baku dan barang impor sangat penting untuk mendukung kelancaran proses ekspor, agar produk dapat dikirim tepat waktu dengan harga yang sesuai.
Selain itu, Dedy juga menyampaikan pesan khusus kepada Komda (Komite Daerah) dalam Rakernas kali ini. Dia berharap agar Komda dapat memperkuat diri dan belajar untuk mandiri. Mengingat adanya pemangkasan anggaran dari pemerintah, Komda diharapkan bisa mencari solusi untuk mendukung UKM yang masih membutuhkan bantuan.

“Namun, bagi UKM yang sudah berkembang, Dedy mendorong agar mereka lebih berani memanfaatkan peluang dan melakukan pemasaran dengan cara yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Sekjen ASMINDO Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng. Ia mengatakan Rakernas kali ini berfokus pada mendengarkan masukan dari Komda (Komite Daerah), agar program-program yang akan dijalankan oleh DPP ASMINDO dapat lebih sesuai dengan kebutuhan anggota di berbagai daerah.

“Di rakernas ini, kita juga mendengarkan masukan-masukan dari Komda, apa yang diperlukan Komda, sehingga nanti DPP bisa memformulasikan dalam bentuk program-program kegiatan nyata,” ujar Prof. Agustinus.
Menurutnya, berbagai isu penting telah diungkapkan oleh Komda, seperti peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), desain produk, serta pengembangan desainer profesional, yang akan menjadi fokus pengelolaan oleh DPP.
Prof. Agustinus menekankan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, produk, bahan baku, serta proses produksi para Komda adalah bagian utama dari langkah nyata yang akan diwujudkan oleh DPP. Hal ini, menurutnya, sangat penting untuk kemajuan industri mebel dan kerajinan Indonesia.
“Saya kira itu menjadi bagian penting ya, untuk nanti dikelola oleh DPP Asmindo, dan kemudian diwujudkan dalam gerakan nyata untuk membantu para Komda meningkatkan kualitasnya, produksinya, bahan bakunya, tapi juga SDM-nya,” tutur Prof. Agustinus

Rakernas ini juga membahas persiapan ASMINDO dalam menghadirkan event unggulan pada 17-20 September 2025 yakni pameran IFFINA+ 2025 di ICE BSD Tangerang. Pameran ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional,n mendorong pertumbuhan ekspor, serta membuka peluang besar bagi sector proyek di Indonesia. Lebih dari itu, IFFINA+ 2025 akan menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi industri furnitur dan kerajinan nasional di kancah global.ASMINDO mengajak seluruh anggotanya, pemerintah, serta para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan IFFINA+ 2025.
Dalam memperkuat ekosistem industri, ASMINDO telah mengaktifkan kembali KOPASNAS (Koperasi Asmindo Nasional). Keberadaan KOPASNAS diharapkan dapat mengatasi tantangan ketersediaan bahan baku di industri ini, karena KOPASNAS akan difungsikan sebegai pengelola pusat logistik kayu dan rotan nasional. ASMINDO percaya dengan adanya KOPASNAS dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendukung organisasi ASMINDO dalam menjalankan program kerja dan kegiatan-kegiatannya.