Badan Pangan Nasional Perkuat Stok Cadangan Pangan untuk Swasembada Pangan
Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) terus berupaya memperkuat stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan, sekaligus memperkokoh ekosistem pangan yang mandiri dan berdaulat di Indonesia.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha pangan, dan masyarakat untuk mewujudkan swasembada pangan, yang menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045.
“Penguatan cadangan pangan adalah langkah strategis untuk menghadapi berbagai tantangan global seperti perubahan iklim, fluktuasi harga pangan dunia, dan bencana alam. Dengan memiliki cadangan yang cukup, kita dapat menjaga ketahanan pangan nasional dan mendukung peningkatan kesejahteraan pelaku usaha di sektor pangan,” ujar Arief dalam konferensi pers belum lama ini.
Beberapa langkah yang diambil oleh Bapanas untuk memperkuat cadangan pangan antara lain adalah pengembangan infrastruktur dan logistik pangan, seperti pembangunan fasilitas rantai dingin (cold chain) untuk memastikan distribusi pangan lebih efisien dan merata. Selain itu, Bapanas bekerja sama dengan BUMN dan asosiasi pangan untuk memperkuat pengadaan serta pengelolaan stok pangan pokok strategis. Langkah lainnya adalah optimalisasi penyerapan hasil pertanian untuk mendukung produksi dalam negeri.
Selain itu, BPN juga mempromosikan diversifikasi pangan lokal dengan mengembangkan komoditas alternatif seperti sagu, singkong, dan umbi-umbian. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada beras, serta mendukung gerakan Stop Boros Pangan.
Arief berharap kebijakan ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan nasional, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekosistem usaha pangan. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha pangan, seperti petani, distributor, dan pengolah pangan, dengan terciptanya kepastian pasar, stabilitas harga, dan peluang usaha yang lebih luas.
Bapanas optimis Indonesia bisa mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada impor, dan bahkan berpotensi menjadi negara pengekspor pangan di masa depan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
Dalam rapat kabinet yang berlangsung di Jakarta pada 2 Desember 2024, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi terhadap kinerja kementerian dan lembaga yang terlibat dalam sektor pangan, yang telah berhasil meningkatkan produksi, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, serta memperkuat CPP. Presiden berharap pada 2025 Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
“Terima kasih kepada Menteri Pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional, serta semua pihak yang telah berkontribusi. Kami bersyukur atas dukungan dari Presiden Joko Widodo, yang memungkinkan kita mengatasi tantangan besar di tahun 2024,” ujar Presiden Prabowo.
Pada akhir 2024, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tercatat hampir 2 juta ton, dengan harga pangan yang tetap stabil untuk menjaga daya beli masyarakat. Ke depan, pemenuhan CPP akan lebih difokuskan pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.