Beberapa Seniman Ramaikan Wonderful Indonesia di Siam Paragon Mal Bangkok

0
image

Kolaborasi penampilan dua wayang setinggi tiga meter, penari Bandung World Ethnic dan seniman Dayak Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Jumat (22/4), memukau pengunjung Siam Paragon Mal, Bangkok, Thailand. Di area seluas 240 meter persegi itu, pengunjung ikut larut dalam atmosfir pergelaran bertajuk “Wonderful Indonesia Festival.”

“Para pekerja seni itu menggugah masyarakat Thailand, tidak hanya untuk mengenal seni dan budaya Indonesia, tetapi juga berkunjung ke Indonesia,” terang I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, yang didampingi Rizky Handayani, Asdep Wilayah ASEAN, Sabtu (24/4).

Diplomasi pariwisata lewat budaya di mal terbesar di Kota Bangkok itu memang sukses menghipnotis pengunjung. Mereka yang hadir mayoritas adalah kalangan high-end itu banyak yang dibuat terpana. Mereka tidak hanya menikmati suguhan keragaman budaya Indonesia, tetapi juga seolah-olah larut dalam suatu tamasya mengelilingi Indonesia.

Sejumlah pekerja seni yang menjadi ujung tombak Wonderful Indonesia, berhasil membuat hari pertama–dari tiga hari yang direncanakan–menjadi semarak.

Kemunculan dua wayang raksasa yang lincah bergerak kian kemari, mulai menarik perhatian. Balutan musik tradisional yang dibawakan musisi Bandung World Ethnic, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung dan delegasi kebudayaan dari Kabupatan Landak, Kalimantan Barat tak pernah berhenti menghibur pengunjung.

Sejumlah bule, muda-mudi berseragam sekolah, dan pengunjung mal yang mayoritas berasal dari kalangan berduit itu, akhirnya mulai tersihir virus Wonderful Indonesia. Ada yang ikut permainan congklak dan ular tangga. Ada juga yang asyik bermain virtual game khas Wonderful Indonesia. Di sisi lain, ada juga yang ikut mewarnai wayang mini. Sisanya, asyik diajak menari bersama seniman-seniman Indonesia. Sampai-sampai, sejumlah pejabat Thailand yang hadir pada kesempatan itu juga turun ke lantai dansa.

“Wonderful Indonesia tidak hanya menyuguhkan permainan alat musik tradisional khas Indonesia. Ada kendang, kemplu, dan suling bambu. Ini jadi kekuatan karena punya keunikan tersendiri,” tambah Pitana. Kali ini sasarannya memang Bangkok, karena di Bangkok itu setahun ada 16 juta wisman, lebih besar dari Singapore yang hanya 15 juta saja. Bangkok juga salah satu destinasi orang China Daratan, yang setahun menembus 6 juta wisman.

“Jadi menggarap Bangkok itu sama dengan memperlakukan Singapore. Menjaring di kolam yang banyak ikannya,” tambah Pitana. Selain balutan budaya, pergelaran ini juga mengenalkan busana Indonesia yang mengedepankan corak kain khas Dayak Kalimantan Barat, serta kenikmatan kopi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk kopi Gayo Aceh dan kopi luwak yang sudah mendunia.

“Sungguh suatu pergelaran yang sangat menarik yang benar-benar menggambarkan Wonderful Indonesia. Setelah melihat pergelaran ini, saya sangat berkeinginan berkunjung ke Indonesia,” kata Singtong Lapisatepun, Director General of East Asia Department, Ministry of Foreign Affairs Thailand.

Menpar Arief Yahya memang membuat kombinasi antara serangan udara –melalui media online, cetak, televisi—dengan aktivitas festival atau serangan darat. Kebetulan, kalau dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, karya-karya budaya Indonesia itu lebih kuat, lebih halus, lebih detail dan lebih sulit. Peradaban budayanya jauh lebih tinggi. “Kekuatan Culture inilah yang terus dipromosikan di mancanegara. Budaya itu komposisinya 60 persen, menjadi daya pikat terbesar ke tanah air. Baru nature atau alam 35% dan man made 5%,” ucap Arief Yahya.(

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *