BKPBM Tetapkan Wakil Indonesia untuk Lomba Menyanyi Mandarin Dunia “Culture China-Water Cube Cup 2024

0

Siapa yang akan mewakili Indonesia di  “Culture China – Water Cube Cup” Chinese Song Contest”, terjawab sudah. Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) telah menyeleksi secara ketat peserta dari Indonesia yang akan maju di kontes menyanyi lagu mandarin tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Tiongkok dalam waktu dekat ini.

Seleksi untuk wakil Indonesia dilakukan BKPBM melalui lomba menyanyi lagu mandarin, yang babak finalnya dilangsungkan di Auditorium Universitas Bunda Mulya, Jakarta Utara pada Minggu (19/05/2024).

Ada empat wakil Indonesia, yang terdiri dari juara pertama dan dua untuk dua kategori yakni dewasa dan remaja.  Lomba ini  telah dilangsungkan berapa bulan lalu dengan melibatkan 150 peserta dari 16 provinsi. Jumlah tersebut kemudian di seleksi untuk masuk di babak final dan mereka yang mendapatkan nilai tertinggi masuk ke babak final. Akhirnya terkumpul 20 peserta kategori dewasa dan 25 peserta kategori remaja yang berhak masuk di puncak lomba.

Ketua Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin, Arifin Zain mengucapkan selamat kepada para pemenang. Ia berpesan kepada pemenang untuk kembali mengasah keterampilannya dalam bernyanyi agar dapat maksimal di kontes dunia  yang dilangsungkan di Tiongkok

“Kami berharap peserta yang akan berangkat dapat berlatih dengan baik agar dapat membawa semangat Indonesia di kancah internasional,” ujar Arifin saat di wawancarai tim liputan EL JOHN Media.

Namun untuk pelaksanaan kontes, Arifin mengungkapkan hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pihak penyelenggara kontes dunia,  apakah digelar  secara daring atau tatap muka.

“Keputusan terkait apakah para peserta akan berkumpul di Beijing atau melalui daring masih menunggu petunjuk dari kantor pusat di Beijing pada tanggal 8 Agustus mendatang,” tutur Arifin.

Arifin mengatakan Cultures of China-Water Cube Cup 2024  tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana promosi budaya Tionghoa dan bahasa Mandarin. “Harapan kami melalui kegiatan ini adalah untuk mempromosikan budaya dan bahasa Mandarin, serta mendorong minat masyarakat untuk belajar bahasa tersebut,” katanya.

Selain itu, menurut Arifin, pentingnya kompetisi dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mendorong minat belajar bahasa Mandarin di kalangan masyarakat Indonesia. “Kalau mulai nyanyi, kan otomatis ya lafalnya dan sebagainya bisa sedikit. Nah, dari situ bisa mendorong mereka lebih semangat untuk belajar bahasa Mandarin, itu harapan kami,” ujarnya.

Ucapan selamat kepada pemenang juga disampaikan salah satu juri yakni Rohany. Ia memberikan penjelasan mengenai kriteria penilaian yang digunakan dalam kompetisi tersebut. Menurutnya, penilaian didasarkan pada berbagai aspek yang mencakup kualitas suara, teknik vokal, cara membawakan lagu, hingga penjiwaan lagu oleh peserta.

“Kami menilai dari kualitas suara, alat olah vokal, cara membawakan lagu apakah mengalun, dan penjiwaan. Lagu itu harus disampaikan dengan baik sehingga bisa mencapai klimaksnya dan ceritanya bisa dirasakan oleh kita semua yang mendengarnya,” jelas  Rohany.

Rohany mengapresiasi kemampuan para peserta dalam dunia suara. Menurutnya, teknik yang bagus dan kemampuan untuk mengolah lagu yang sulit menjadi faktor penentu dalam penilaian.

 “Pesan suara yang bagus dan teknik yang baik memerlukan kecerdasan. Bagaimana jika diberikan lagu yang sulit, apakah dia bisa mengolahnya dan membuatnya indah,” ujar Rohany.

Rohany berharap tahun ini, para peserta yang mewakili Indonesia dalam mengharumkan nama bangsa dan negara. Rohany mengingatkan para peserta untuk memahami perbedaan penilaian antara Indonesia dan luar negeri.

“Penilaian juri di sana mungkin berbeda. Biasanya, mereka lebih menghargai lagu pop daripada lagu seriosa. Jadi, sebagai wakil dari Indonesia, sebaiknya menyanyikan lagu-lagu pop yang lebih menantang,” sarannya.

Kontes menyanyi bahasa Mandarin, Cultures of China Water Cube Cup, telah menjadi ajang tahunan yang dinanti-nantikan sejak pertama kali digelar pada tahun 2011. Kompetisi ini dirancang sebagai sarana pertukaran budaya sekaligus untuk mempromosikan semangat persahabatan internasional.

Setiap tahun, para peserta dari berbagai negara berkumpul untuk menunjukkan bakat mereka dalam menyanyi lagu-lagu Mandarin. Mereka tidak hanya berlomba untuk memenangkan gelar juara, tetapi juga untuk mempererat hubungan antarnegara melalui musik dan budaya. Tema yang diusung tahun ini adalah “Naga Membubung Tinggi di Seluruh Dunia, Bernyanyi dengan Gembira di Lima Benua,” yang mencerminkan semangat kompetisi ini.

1. Kelompok Remaja

Juara Pertama: Richael Akenin Kesuma (Palembang)

Juara Kedua: Grace Joylim (Medan)

Juara Ketiga: Sarah Louise Hasibuan (Medan)

Penghargaan Paling Potensial: Felisha Jessie Soesanto

(Surabaya)

Penghargaan Paling Kreatif: Orly Odelly Ongso (Medan)

Penghargaan Paling Populer: Alicia Minata (Medan)

2. Kelompok Dewasa

Juara Pertama: Licya Cendrasyca (Jakarta)

Juara Kedua: Britney Kimberly Gunawan (Bandung)

Juara Ketiga: Evania Polim (Medan)

Penghargaan Paling Potensial: Justin Lie (Palembang)

Penghargaan Paling Kreatif: Thomas Christian (Palembang)

Penghargaan Paling Populer: Putri Tandika (Medan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *