Festival Nusa Penida Bangkitkan Pariwisata Bali Pasca Erupsi Gunung Agung
Pariwisata di Bali kembali menggeliat. Tengok saja Festival Nusa Penida 2017, Rabu 6 Desember 2017. Wisatawan mancanegara yang hadir sampai dibuat takjub dengan show spektakuler yang melibatkan 1.500 penari. Semuanya kompak menari massal di pantai indah berpasir putih di Pantai Mahagiri, Kabupaten Klungkung.
“Wisatawan mancanegara yang menginap di sekitar sini hampir 70 persen datang ke event ini. Jumlahnya sekitar 300 wisman. Mereka takjub dengan tarian dan budaya yang ditampilkan. Hampir seluruh wisman bertanya, kapan lagi ada tarian Bali dan ada apa lagi di Festival Nusa Penida,” ujar Komang Widana saat dijumpai usai pembukaan acara, di Pantai Mahagiri, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu 6 Desember 2017.
Komang menjelaskan, Tari sakral Sang Hyang Jaran dan Baleganjur yang diikuti ribuan penari ini memang dirancang tak biasa. Unsur budayanya sangat terlihat. Maklum, itu merupakan bagian dari upacara Pakelem (larung laut) di Pantai Mahagiri.
Pakelem merupakan adat warga Nusa Penida. Itu adalah wujud terima kasih kepada alam yang telah memberikan kehidupan bagi masyarakat Nusa Penida.
“Ada 1.500 perempuan penari yang tampil. Meraka berasal dari 10 dusun di sekitar sini. Ibu-ibu, remaja putri, dan anak-anak perempuan usia sekolah semuanya kumpul jadi satu. Ini membuat wisman nyaman. Tak ada satupun yang merasa resah,” katanya.
Bagi yang masih ingin menyaksikan keseruan lainnya, masih ada waktu untuk datang ke Klungkung, Bali. Di hari kedua, ada pertandingan lokal, yang juga dipastikan akan menyedot banyak wisatawan.
“Nanti ada lomba gebug bantal, lomba gala-gala, kemudian lomba merangkai prani dan lomba mengikat bulung (rumput laut). Khusus wisatawan mancanegara, ada lomba busana adat,” ujarnya.
Hari ketiga lebih pada agenda pelestarian alam. Dari mulai kegiatan bersih-bersih pantai, transplantasi karang dan menaman pohon mangrove, hingga lomba perahu mini, semua akan dilakoni.
“Di akhir acara juga dilaksanakan berbagai lomba, dan live musik bersama Tika Pagraki dan Aya Laras, ” tambahnya.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, festival ini merupakan agenda rutin tahunan sejak empat tahun silam. Namun di tengah terjadinya erupsi Gunung Agung, event ini menjadi spesial karena mampu mengembalikan gairah wisata Bali yang sempat down.
“Kita berharap Festival Nusa Penida ini mampu menggerakkan kembali wisata Bali yang sempat sedikit menurun akibat erupsi Gunung Agung. Kami yakin, jelang pergantian tahun Bali kembali semarak dan ramai,” ujar Esthy.