KAI Kembangkan Stasiun Semarang Tawang Sebagai Pusat Kolaborasi, Heritage, dan Transportasi Berkelanjutan

0
554e59f72fd74d5a71d9843d2d23fe9b

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus melangkah maju dalam mengembangkan Stasiun Semarang Tawang bukan hanya sebagai simpul transportasi utama di Jawa Tengah, tetapi juga sebagai ikon warisan sejarah (heritage) dan ruang publik berkelanjutan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan kota.

Langkah ini mendapat sorotan internasional saat Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, melakukan kunjungan ke Stasiun Tawang pada Kamis (23/10/2025). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari Walking Tour menuju kawasan Kota Lama Semarang, kawasan yang dikenal sebagai salah satu situs heritage paling penting di Indonesia.

Kegiatan Walking Tour ini tidak sekadar agenda seremonial, tetapi sebuah simbol kolaborasi lintas negara untuk menghidupkan kawasan bersejarah agar tetap relevan dan produktif. Para peserta menelusuri jalur dari ruang utama Stasiun Tawang menuju titik-titik penting di Kota Lama, sambil berdialog mengenai pengelolaan kawasan bersejarah yang selaras dengan prinsip transportasi rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Direktur Keuangan dan Umum KAI, Indarto Pamoengkas, kunjungan ini menjadi momentum penting bagi KAI untuk memperkenalkan kembali konsep pengembangan stasiun sebagai ruang publik hidup yang menyatu dengan lingkungan sekitar.

“Melalui kerja sama dengan Pemerintah Inggris lewat program UK PACT (Low-Carbon Cities and Transport) serta dukungan Techne Praxis, kami sedang menggarap studi bertajuk ‘Unlocking Opportunities for Urban Railway, Transit-Oriented Development, and Land Value Capture in the Kedungsepur Metropolitan Area’,” ungkap Indarto.

Indarto menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak berhenti pada tataran riset. Lebih dari itu, kerja sama tersebut akan membuka peluang untuk mengoptimalkan potensi transportasi perkotaan berbasis rel yang menghubungkan Semarang, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, Salatiga, hingga Grobogan.

“Pendekatan Transit-Oriented Development (TOD) kami dorong untuk menjadikan kawasan sekitar stasiun sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya yang berkelanjutan,” lanjutnya.

Konsep TOD ini, kata Indarto, menjadi dasar dalam perencanaan modern kota Semarang ke depan: transportasi yang terintegrasi, efisien, dan ramah lingkungan.

Revitalisasi Stasiun Semarang Tawang dilakukan dengan hati-hati, menjaga keaslian arsitektur bangunan yang berdiri sejak era kolonial Belanda, sembari memperbarui fasilitas untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

Langkah ini juga sejalan dengan visi KAI untuk menjadikan stasiun bukan sekadar tempat naik-turun penumpang, tetapi juga ruang publik yang hidup — tempat warga berinteraksi, berwisata, dan menikmati kekayaan sejarah kota.

Kinerja Stasiun Semarang Tawang sepanjang Januari–September 2025 menunjukkan tren positif. Sebanyak 1.394.802 pelanggan naik dari stasiun ini, meningkat 7,1% dibanding periode yang sama tahun 2024 (1.301.576 pelanggan).

Sementara itu, jumlah pelanggan turun juga tumbuh 4,7%, dari 1.211.688 menjadi 1.268.580 orang. Angka ini menegaskan peran Stasiun Tawang sebagai salah satu simpul mobilitas utama di wilayah Daop 4 Semarang.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyebut peningkatan ini sebagai bukti bahwa pengembangan kawasan heritage berdampak nyata terhadap ekonomi dan pariwisata.

“Stasiun Semarang Tawang kini bukan hanya infrastruktur transportasi, tapi juga magnet kegiatan ekonomi, wisata sejarah, dan budaya. Banyak masyarakat menjadikan kunjungan ke stasiun ini sebagai bagian dari pengalaman perjalanan mereka,” ujar Anne.

Ia menambahkan bahwa revitalisasi kawasan heritage bukanlah upaya mempertahankan masa lalu semata, tetapi juga cara untuk menghidupkan warisan sejarah sebagai bagian dari kehidupan kota modern.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Inggris Dominic Jermey berdialog dengan Indarto Pamoengkas serta berbagai pemangku kepentingan di bidang transportasi, tata kota, dan pelestarian cagar budaya.

Diskusi mencakup berbagai langkah konkret untuk memperkuat tata kelola kawasan bersejarah agar tetap adaptif terhadap tantangan iklim dan kebutuhan masyarakat perkotaan masa kini. Inggris melalui UK PACT dikenal aktif mendukung kota-kota di Indonesia dalam pengembangan transportasi rendah emisi dan pembangunan perkotaan hijau.

Kawasan heritage Tawang–Kota Lama kini semakin dikenal sebagai destinasi wisata sejarah yang terintegrasi dengan layanan kereta api. Keberadaannya memperkuat citra Semarang sebagai kota yang mampu menjaga warisan sejarah sekaligus beradaptasi dengan kebutuhan transportasi modern.

Anne Purba menegaskan kembali komitmen KAI untuk terus melanjutkan misi ini. “Kami berkomitmen mengembangkan kawasan Stasiun Semarang Tawang dengan pendekatan berkelanjutan, melibatkan masyarakat, dan menjaga keaslian sejarah yang menjadi identitas kota,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *