Kenalkan Kostoom, Start Up yang Pekerjakan PRT Jadi Penjahit Profesional

0
kostoom

Berawal dari rasa gundahnya melihat para ibu di sekitar rumahnya yang menjadi PRT dan bergaji kecil, perempuan muda bernama Putry Yuliastutik, berusaha mencari jalan keluar.

Caranya dengan menggaet mereka menjadi penjahit. Tapi, keinginan itu mentok karena nyatanya pekerjaan jadi penjahit rumahan pun tak menguntungkan. Ia lalu terpikir untuk mengubah citra penjahit konvensional jadi lebih bergengsi.

“Jadi ini kita gabungin semuanya. Teknologi, kenapa teknologi? Karena kan by technology itu penyebarannya lebih massive. Kalau secara manual, secara konvensional, paling yang tahu hanya orang-orang sekitar saja, orang-orang terdekat saja, marketing-nya juga agak lebih sulit,” jelasnya.
Putry melahirkan Kostoom Februari tahun lalu. Semua bermula ketika ia melihat kondisi tetangganya –yang kebanyakan pekerja rumah tangga (PRT). Bergaji kecil. Ia lantas berpikir, bagaimana jika mereka diberdayakan menjadi penjahit, mungkin saja penghasilannya akan jauh lebih besar.
Tapi, niat itu urung diwujudkan. Sebab, para penjahit konvensional biasanya tak punya banyak pilihan; bila tak menjahit sendiri, mereka terpaksa bergabung dengan perusahaan konfeksi—itu pun upahnya minim.
Melihat kenyataan itu, Putri lantas ingin mengubah citra penjahit konvensional jadi lebih bergengsi. Dari situ, lahirlah ide Kostoom. Putry lalu merekrut penjahit rumahan. Kini, Kostoom punya 50 penjahit. Putry pun menjamin, hasil kerja mereka, berkualitas yahud. Pasalnya, sebelum menjadi mitra Kostoom, mereka diuji kemampuan menjahitnya.
Tujuh bulan berjalan, Kostoom menggaet dua investor. Kerjasama itu berskema pembagian saham atau equity. Dari modal itu, Putry membuka kantor sekaligus tempat workshop di Depok. Di tempat itu pula, Putry menerima pesanan dari pelanggan.
Di Kostoom, Putry memberi harga grosir jika pelanggan memesan dalam jumlah besar atau minimal 24 potong. Belum lagi, Kostoom mempersilakan pelanggannya memilih tiga model pakaian untuk 24 pesanan tersebut. Termasuk garansi.
Semua servis itu, menurutnya, sangat menguntungkan bagi pebisnis clothing line pemula.
“Tetapi kan kita ada layanan revisi itu, free revisi satu kali, itu membantu mereka. Terus, atau misalkan pernah waktu itu salah total modelnya, itu salah kita sih, kesalahan penjahitnya salah nangkep-nya apa. Akhirnya ganti bahan. Jadi kita ada garansi, kalau misalkan ada kesalahan, selama masih ada direvisi, kita revisi. Tapi kalau modelnya sampai acakadul, garansinya ganti bahan,” kata Putri.
Pelanggan Kostoom pun kian membludak, bahkan sampai Singapura. Dimana saat bulan-bulan pertama, pakaian yang dijahit hanya 500-an lembar, tapi lambat laun sampai 200 ribuan potong per bulan. Mayoritas pelanggannya adalah pebisnis baju online. Dalam kerjasama ini, Kostoom akan mengambil margin dari pelanggan sebesar 30 persen, sedangkan sisanya akan dibagi pada penjahit dan pembuat pola pakaian.
Kehadiran Kostoom disambut baik oleh mereka yang ingin membuat usaha clothing line. Vina, misalnya, menyebut aturan di Kostoom lebih lunak dibanding perusahaan konfeksi lainnya. Pasalnya, di Kostoom, ia bisa lebih fleksibel menentukan model dan ukuran pakaian yang dipesan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *