Melalui Penandatanganan MoU, ICBC Dorong Investor Fujian Anxi Berinvestasi di Indonesia

Indonesia China Business Council (ICBC) menggelar pertemuan bisnis dengan perwakilan Pemerintah Fujian Anxi, Tiongkok dan beberapa delegasi perusahaan Fujian Anxi di Kantor Indonesia China Business Council (ICBC) di Gedung Plaza Maspion, lantai 18, Jalan Gunung Sahari, Jakarta, Kamis (20/07/2023).
Dari pihak ICBC yang hadir dalam pertemuan ini, antara lain Ketua Harian ICBC Ali Husein, Wakil Ketua Harian ICBC Hasan Kosasih Ko, Wakil Sekjen ICBC Suryawan Wijaya dan Wakil Ketua bidang Pariwisata Martinus Johnnie Sugiarto dan Investment and Cooperation ICBC Kevin Wu.
Pertemuan berlangsung penuh persahabatan dan terkadang diselingi canda tawa. Dalam pertemuan ini, pihak perwakilan Pemerintah Fujian Anxi menjelaskan segala potensi yang dimiliki Anxi dalam menggerakan perekonomian masyarakat, salah satunya dari hasil perkebunan teh. Teh Anxi paling dikenal karena varietas teh Oolong, terutama Teh Tie Guan Yin yang terkenal di seluruh dunia.

Dalam pertemuan ini, ICBC dan perwakilan Pemerintah Fujian Anxi menandatangani nota kesepahaman atau MoU tentang investasi dan transfer teknologi untuk pengembangan teh di Indonesia.
Ketua Harian ICBC Ali Husein mengatakan dahulu Teh Anxi memiliki sejarah panjang yang melacak akarnya hingga lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Wilayah Anxi, yang terletak di dataran tinggi pegunungan Provinsi Fujian, telah menjadi tanah subur bagi pertumbuhan tanaman teh yang luar biasa. Para penduduk setempat telah mempraktekkan seni menanam dan mengolah teh secara turun-temurun, mempertahankan tradisi dan keahlian tersebut dari generasi ke generasi.
“Anxi itu dulu sangat miskin, masyarakatnya tinggal di pegunungan. Namun kini perekonomiannya terus naik karena produksi teh yang berkualitas, salah satunya teh yang paling terkenal adalah Teh Tie Guan Yin, bahkan the tersebut masuk daftar UN dan pegang juara 8 tahun berturut-turut,” kata Ali saat di wawancara tim liputan EL JOHN Media.

Menurut Ali, Indonesia perlu belajar dari Anxi meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas teh yang lebih konsisten. Oleh karena itu, diharapkan melalui penandatangan MoU, investor dari Anxi berminat mendirikan perkebunan teh di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang kuat dalam budidaya teh, salah satunya adalah kombinasi iklim yang cocok dan varietas teh yang beragam
“Kita mengundang mereka berinvestasi perkebunan teh di sini, serta mereka juga dapat menerima pemuda-pemuda kita yang meraih beasiswa untuk belajar tentang teknologi produksi teh. Yang saya tegaskan ke mereka bukan hanya mereka jualan teh ke kita, mereka harus bisa investasi di sini, seperti Sukabumi itu kan pegunungan teh-nya besar jadi banyak sekali mereka bisa ambil manfaatnya, begitu juga dengan kita,” ujar Ali.

Investment and Cooperation ICBC Kevin Wu mengungkapkan kerja sama ini sangat menguntungkan Indonesia, antara lain dapat membuka lapangan kerja untuk warga sekitar secara berkesinambungan. Kemudian, akan ada transfer teknologi yang dapat membantu mengoptimalkan pertanian dan meningkatkan produktivitas teh.
“Yang jelas kerjasama dengan pihak Tiongkok ini, di mana kita dapat diuntungkan, dari sisi transfer teknologi dan ketika kita bisa mendapatkan investasi masuk kemari, sifatnya adalah padat modal atau padat karya, ini bisa mensejahterakan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkesinambungan,” kata Kevin

“Petani-petani kita juga bisa nanti di-upgrade ya dengan teknologi, dengan pengetahuan, dengan pelatihan. Saya rasa ini yang kita butuhkan ya, selama ini kita punya lahan yang begitu luas, lahan yang begitu subur tapi kalau enggak ditaruh dengan produktif, saya rasa ini yang kita sia-siakan,” tambah Kelvin.
Sementara itu, Wakil Sekjen ICBC Suryawan Wijaya mengatakan bukan hanya teh, Anxi juga memiliki potensi lain yakni rotan. Rotan dari Anxi telah lama dikenal akan keindahan alamnya, kekuatannya, dan kegunaannya yang beragam dalam seni kerajinan dan industri. Dengan ketersediaan alam yang melimpah, rotan dari Anxi telah menjadi sumber kekayaan bagi masyarakat setempat dan dikenal sebagai bahan yang bernilai tinggi di pasar global.

“Sebenarnya mereka tidak hanya teh saja, ada komponen lain yang menurut mereka itu sangat baik itu yaitu rotan. Tadi disarankan kalau bisa mereka punya pabrik di Indonesia, sehingga mereka punya ilmu pengetahuan dan pengalaman, bisa dituangkan ke penduduk kita di Indonesia yang bergerak di bidang yang sama,” tutur Suryawan
Salah satu produksi rotan di Indonesia merupakan produksi yang paling besar di dunia. Itu potensi yang sangat mereka harapkan, nah untuk bagaimana proses kerja sama, nanti Pak Alie yang akan melanjutkan,” sambung Suryawan.